A fragile heart that can't be hurt

6K 881 104
                                    






































Perusahaan Kim Taejung di Hongkong sedang mengalami kerugian, nyaris bangkrut apabila dibiarkan. Oleh sebab itulah Kim Taehyung tak ingin mengkhawatirkan ayahnya, menghubungi pria itu setelah kondisi Jungkook mulai membaik. Jungkook bahkan menangis ketika kakak lelakinya itu tiba-tiba menyerahkan ponselnya kepadanya, mendapati bahwa ada wajah sang ayah pada layar. Pada awalnya, Kim Taejung marah. Dan Jungkook hanya dapat mengucapkan beribu kata maaf dengan suara paraunya, yang mana tak lama kemudian pria paruh baya tersebut memalingkan wajah sembari membuka kacamata berupaya mengusap sesuatu yang menggenangi matanya. Jungkook benar-benar tak menyangka bahwa ayah angkatnya menangis, Jungkook tak menyangka bahwa pada kenyataannya pria itu tak rela untuk kehilangannya. Maka, Jungkook hanya dapat bersyukur dan berharap bahwa Kim Taejung akan cepat pulang supaya dirinya dapat mendekap erat tubuh sang ayah.

Telah terhitung satu pekan Jungkook keluar dari tempatnya dirawat. Tak ada lagi bodyguard yang mengawasinya, karena Kim Taejung telah menyerahkan seluruh pengawasannya pada Kim Taehyung. Jungkook hanya diberikan satu perawat selama dirinya belum sembuh total, dan hanya ada satu satpam rumah beserta satu asisten rumah tangga. Lalu, beberapa office boy dari kantor yang biasa dikerahkan oleh Kim Taejung untuk membereskan rumah seperti biasa. Yeah, semua kembali berjalan normal. Terkecuali tubuh Jungkook yang masih terasa remuk, melangkah menggunakan alat bantu jalan. Terkadang, kepalanya masih terasa berdenyut ngilu dan kesakitan. Akan tetapi, kedua kakak lelakinya selalu ada tatkala Jungkook memanggil mereka.

"Jay, kau baik-baik di rumah. Aku akan berangkat ke rumah Jimmy sekarang, oke?" Taehyung tampak segar, surainya mengkilap dan siap untuk pergi. Berniat pamit pada adiknya yang sedang menonton acara televisi di ruang keluarga.

"Bukannya Jimmy hyung akan kesini?" Memang benar, Jimin selalu datang di setiap harinya. Mengecek keadaannya dan menyiapkan segala keperluannya apabila Taehyung bekerja. Oleh sebab itulah Jungkook merasa heran.

Taehyung pun menjawab seraya mendudukkan dirinya sejenak di samping Jungkook. "Aku mau fitting baju," ucapnya, "Kalau hyungmu kupinjam dulu, boleh, 'kan?"

Selama ini, Jungkook pikir dirinya akan menjadi pendukung terbesar tatkala kakak lelakinya itu berhadapan dengan asmara. Jungkook pikir, selama ini ia adalah orang paling bahagia atas perjodohan Kim Taehyung dengan dokter muda yang dipilihkan ayahnya itu. Usia awal dua puluhan memang masih labil, pernah Jungkook mendengar kalimat tersebut dari salah seorang teman kampusnya. Akan tetapi, Jungkook tak pernah mengira bahwa kelabilan hatinya akan bekerja pada hal seperti ini. Jungkook bahkan masih ingat betul di kala dirinya memaksa Kim Taehyung untuk mencoba menerima perjodohan ini. Jungkook bahagia, dulu.

"Aku ikut." Dua kata yang refleks keluar begitu saja dari mulutnya.

"Jay, astaga," Taehyung tampak kebingungan, tak tega melihat wajah memelas Jungkook. Mungkin, menggemaskan secara bersamaan. "Tak usah, aku tak mau kau kenapa-kenapa. Lagipula, aku hanya menjemput Jimin dan ke butik sebentar. Setelah itu, aku janji, kami berdua akan segera pulang dan bermain overwatch bersamamu." Ucap Taehyung seraya mengusak surai hitamnya.

"Hyung?" Jungkook itu manly, selalu bersikap sok cool di hadapan kakak lelakinya—di samping sikap manjanya. Dan kali ini, Jungkook bahkan rela menunjukkan binar mata layaknya anak kucing yang tengah meminta makan kepada Taehyung. "Please?" Mohonnya.

Maka, Kim Taehyung menyerah.

***

Rumah Jimin itu tak megah layaknya kediaman Kim Taejung, tentu saja. Akan tetapi, rasanya sangat nyaman dan terasa pas untuk ditinggali. Ada taman kecil di halaman belakangnya, benar-benar minimalis. Jimin berkata bahwa mobil miliknya sedang di bengkel, maka tak heran apabila Taehyung dan Jungkook berakhir bertanya-tanya dalam hati tatkala menyaksikan ada sebuah mobil berwarna merah yang terparkir di depan rumahnya. Tampak familiar.

BOY [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang