So crazy, crazy over you

8.8K 978 85
                                    





















































Kim Jungkook, bocah pecicilan yang telah beranjak dewasa di dalam rumah mewah Kim Taejung. Akan tetapi, dirinya bukanlah seorang pembangkang yang tak tahu diri terhadap orangtua—tepatnya, ayah angkatnya tersebut. Maka, Jungkook akan merasa sebebas mungkin tatkala pria paruh baya itu tengah melaksanakan urusan bisnisnya ke luar kota ataupun luar negeri, tentu saja. Contohnya seperti saat ini, Jungkook tengah mengunyah buah apel kesukaannya di atas meja makan. Yeah, bukan kursi makan seperti biasanya. Ini sudah pukul sembilan malam, dan Jungkook masih berkeliaran di sekitar pantry kurang lebih dari tiga puluh menit yang lalu. Sebelah sisi mulutnya bergerak mengunyah buah apel di genggaman, sedang sebelah tangannya dibiarkan menyisir rambut semi ikalnya yang berantakan. Tak ada kuliah hari ini, dan Jungkook memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan di rumah. Tidur, makan, menonton film, bermain game, dan bermanja-manja pada sosok lelaki yang tiba-tiba saja telah muncul di hadapannya saat ini. Tatapannya setajam elang, surai hitamnya mengkilap separuh basah, dan Jungkook hanya dapat meneguk ludahnya kasar tatkala menyaksikan kakak lelakinya itu sebatas mengenakan bathrobe berwarna abu yang menampilkan sebagian dada bidangnya.

"Kalau lapar, buah di dalam kulkas masih banyak. Jangan menatap apelku seperti itu, Hyung." Jungkook agak membuang pandangannya sejenak, lantas melirik pada Taehyung separuh mengejek. "Aku tak akan memberikannya padamu, man."

"Oh, yeah?" Taehyung berjalan santai sekali. Tangannya mengencangkan tali bathrobe yang tengah dikenakannya sembari melangkahkan kaki ke arah adik lelakinya. Dan kemudian, ketika Taehyung telah berdiri tepat di antara kedua kaki Jungkook, ia hanya meyungging senyum seraya menarik pergelangan tangan Jungkook untuk diarahkan kepadanya; menggigit buah apel di genggaman Jungkook dengan caranya sendiri. "Uhm, manis," ucapnya sambil mengunyah pelan, memutar bola mata sekejap layaknya orang berpikir, "Sepertimu." Lanjutnya.

"Ah, aku ingin muntah," nada Jungkook main-main, menyahut setelah tertegun beberapa saat karena ulah Taehyung barusan. "Hyung, jangan menggodaku, sialan." Jungkook segera menyentak tangannya yang masih berada dalam genggaman Taehyung, menggigit buah itu dengan kasar. Tampak merajuk, telak menggemaskan di mata Taehyung.

Kedua telapak tangan Taehyung pun lantas terulur otomatis, secepat kilat meraih kedua belah pipi pemuda di hadapannya. Mencuri satu kecupan di bibir Jungkook yang dibuatnya seperti bebek, tak mempedulikan kegiatan Jungkook yang tengah mengunyah makanannya. Jungkook itu terlalu menggemaskan. Murni, sekalipun Jungkook tak pernah mengada-ada ekspresi di wajahnya.

"Hyu—" satu kecupan lagi, "Hyung—" satu kecupan lagi, "Astaga!" Dan Jungkook tak membiarkan Kim Taehyung untuk mencuri kecupannya yang keempat. Meletakkan buah apel kesukaannya hanya untuk mendorong bahu pemuda yang lebih tua dari dirinya.

"Besok papa pulang," Taehyung kembali pada ekspresi datarnya, tak ada candaan di dalam nada biacaranya, "Dan kau telah mengabaikanku selama satu jam terakhir demi perutmu." Rajuknya.

"Satu jam kurang lima belas menit," tandas Jungkook. Lalu, entah mengapa tangannya terulur begitu saja untuk memainkan rambut basah Taehyung—beriringan dengan pemuda tersebut yang telah memperpendek jarak di antara mereka setelah sedikit menjauh beberapa saat lalu. "Itu pun karena dirimu yang meninggalkanku ke kamar mandi, dasar koruptor waktu."

"Baiklah, minta maaf?" Taehyung menarik pinggang Jungkook dengan sebelah tangannya, semakin tak menyisakan jarak di antara mereka. Telak menimbulkan debar anomali yang terasa nyata di antara keduanya.

BOY [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang