Unintentional feelings that continue to grow

5.6K 848 147
                                    





























Di RL, kalian ship taekook as bro/couple?





















Malam yang sepi tidak berlaku rasanya di dalam kamar Kim Taehyung hari ini. Hanya suara gelak tawa beserta teriakan kau kalah dan aku menang yang banyak terdengar dari dalam sana. Taehyung mencicipi hotteok buatan Jungkook, dan semakin meyakini bahwa adik lelakinya itu ditakdirkan untuk menjadi seorang serba bisa tatkala mendapati makanan buatannya itu terasa enak dikecapnya. Taehyung memakannya sampai habis. Rasanya manis, dan Taehyung dapat melupakan perasaan sakitnya untuk beberapa saat.

Jungkook itu jago. Mungkin Taehyung sudah pantas memanggilnya seorang gamers sejati. Niat menjaga dan menemaninya, Taehyung malah berakhir mengantuk dan tertidur sendiri di sofa. Taehyung merasa lelah. Matanya terpejam, separuh sadar dapat merasakan bahwa ada kain tebal yang diselimutkan pada tubuhnya. Untuk beberapa saat, Taehyung abai dan memilih untuk menjelajah alam mimpi. Akan tetapi, segalanya terasa tercekat dengan tiba-tiba. Jungkook selalu berkata bahwa dirinya sudah bukan anak kecil lagi dan tak mau melakukannya. Namun, Jungkook mencium pipinya malam ini.

Kim Taehyung sepenuhnya sadar.

***

"Kembalilah padanya."

Nayeon sontak menajamkan pandangannya pada Taehyung, "Maksudmu?"

"Jimmy," jawab Taehyung dengan tegas, mengalihkan suara angin yang berisik menggoyangkan dedaunan di sekitar taman rumah sakit—tempat dimana mereka berbicara empat mata saat ini. "Kembalilah pada Jimmy. Bukankah kau masih menginginkannya?"

"V...." Gadis itu menatap tak enak, mengapa seorang Kim Taehyung harus sebaik ini? "V, kita akan bertunangan. Aku tak mungkin jika—"

"Aku sudah membatalkannya." Secara otomatis mata Nayeon membulat tak percaya, Taehyung lantas berujar kembali dengan nada pelan, "Pagi tadi aku telah berbicara pada ayahku. Tenang saja, aku tak memberitahukan tentang kalian. Ini hanya tentangku. Papa tak pernah memaksakan kehendaknya padaku, jadi mudah saja jika aku tak menginginkan perjodohan ini. Yeah, meskipun aku tak tahu akan seperti apa respon dari orangtuamu."

Sejujurnya, Nayeon paham akan perasaan pemuda di hadapannya. Ia sungguh-sungguh merasa bersalah karena telah menyakiti pria sebaik Kim Taehyung. "M-maaf," dan kata itu lagi. "Kau tak pantas mendapatkan ini, V. Kau begitu baik padaku, dan dengan idiot aku malah membuatmu terluka. Sungguh, maafkan aku."

"Hey, kau tak usah menangis." Taehyung lantas menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya. Sesuatu yang nyaris tak pernah Taehyung rasakan. "Kalian tak bersalah. Percayalah, tak ada yang salah dalam mencintai seseorang. Aku tak akan memaksamu untuk mencintaiku, Nayeon-ah. Kau berhak bahagia, bersama pilihanmu."

"V, a-aku, kau—aku tak mau menyakitimu, kau juga, kau juga pantas untuk bahagia. Tapi, aku malah menghancurkannya. K-kau...." Nayeon terisak, membasahi kemeja putih yang dikenakan oleh Taehyung.

"Sudahlah, tak usah memikirkanku. Kau telah berjasa dalam kehidupan kami, aku menjaminnya. Kau telah mempertemukan adikku dengan hyungnya, dengan keluarga yang selama ini dirindukannya. Kau adalah wanita yang sangat baik, Nayeon-ah. Kau pantas, kau pantas untuk mendapatkan pria seperti Jimmy."

Dan Im Nayeon semakin mendekapnya erat. Kim Taehyung lega, meskipun rasanya teramat sesak dan nyaris sulit bernapas. Hanya sementara, Taehyung harap seperti itu.

***

Kemudian, Kim Taehyung menemukan Jungkook yang telah berdiri di ambang pintu seolah menunggu kedatangannya. Ia lantas berjalan menghampiri adik lelakinya yang tampak cemberut. Terlihat rapi dan sudah siap untuk pergi. Menggemaskan, lucu di mata Taehyung.

BOY [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang