Just once, let's try a long kiss

11.8K 1.6K 220
                                    

































Jungkook hampir saja memukul wajah Kim Taehyung, jika saja pemuda itu tidak dengan cepat menahan tangannya yang sudah melayang di udara. Sumpah mati, Jungkook tak habis pikir bahwa kakak lelakinya tersebut akan senekat itu. Jungkook lantas mengusap kasar bibirnya yang masih terasa aneh, mengelap-elap jari bekas usapannya pada pakaian Kim Taehyung yang sebenarnya tak ada gunanya sama sekali.

"Hyung! Sialan sekali, apaan yang kau lakukan barusan? Itu tak lucu, Hyung!" Suara Jungkook menggema dalam kamarnya.

Taehyung lantas menutup kembali mulut Jungkook dengan telapak tangannya, wajahnya pun cukup panik menyadari bahwa kejadian beberapa saat lalu tak sengaja membuat kejanggalan di antara mereka, "Jay, please, shut up! Atau papa akan datang kesini dan mengomeli kita berdua, oke?"

"Persetan, kau benar-benar membuat bibirku ternoda," dengus Jungkook sembari memicing tajam ke arah Taehyung, masih terlihat tak menerima, "Hyung, setidaknya jangan praktekkan hal begitu padaku. Rasanya ... um, rasanya memang tak buruk, tapi tetap saja menggelikan. Kita berdua itu sama-sama cowok, apalagi kau itu hyungku."

"Kenapa, memangnya? Kau sudah biasa aku cium, benar? Kau juga waktu kecil suka mencium pipiku," Taehyung menjawab santai dan tak mau kalah, dengan tak tahu malu mencubit kembali sebelah pipi Jungkook—membuat sang empunya meringis frustasi, "Justru itu, justru karena kau adalah adikku, dan aku hyungmu ... aku tak merasa jijik untuk menempelkan bibirku pada milikmu, Jay."

"Terserah," sahut Jungkook, ia lantas menaikkan seluruh kakinya ke atas tempat tidur dan menarik paksa selimut tebalnya yang sedikit tertindih oleh badan Taehyung, "Cepat tidur ke kamarmu, cari saja guru privat yang lain. Aku tak mau mengajarimu lagi."

"Aish, Jay ... ayolah, kasihani hyungmu. Kasihani diriku yang tak diberi bakat playboy sepertimu," Taehyung bahkan tak peduli dengan vokalnya yang terdengar separuh merengek pada lelaki muda di hadapannya, menarik-narik selimut milik Jungkook hingga pemuda itu mendelik jengah, "Aku tak akan keluar dari kamarmu, sebelum kau mengajarkannya padaku."

"Kau ini kenapa, sih? Seperti kebelet ciuman saja," Jungkook terpaksa beranjak dari posisi tidurannya, mengacak surai coklatnya frustasi sebab tak kuat menghadapi tingkah Taehyung yang mendadak begini aneh, "Katakan, siapa yang mau kau cium? Apakah putri seorang presiden? Putri seorang raja? Putri seorang seniman terkenal, huh? Dengar, ciuman itu menurutku naluriah. Jadi, lakukan saja secara alami. Tak usah ngotot padaku, karena yang pernah kulakukan selama ini tak lebih seperti aktivitas murahan. Kau tahu? Ciumanku berantakan, kurang lebih seperti melatih kelihaian lidah saja. Ah, yeah, mungkin aku menganggapnya senam mulut."

"Wah, jahat sekali." Hanya itu yang diucapkan oleh Kim Taehyung seraya memandang Jungkook lamat-lamat. Tampak polos dan menyebalkan sekali.

"Hyung, katakan. Sebenarnya, apa yang telah terjadi padamu? Kenapa kau mendadak jadi aneh begini? Apa kau benar-benar sedang jatuh cinta?" Wajah Jungkook perlahan berubah, tampak berseri, memikirkan wanita mana yang telah beruntung meraih hati dingin kakak sulungnya. Dan Jungkook yakin, bahwa siapapun itu, akan sangat istimewa apabila Taehyung yang memilihnya. Karena, Jungkook sangat yakin bahwa Taehyung dapat menentukan yang terbaik.

Tampak menerawang sejenak dengan kedua netranya yang menatap langit-langit kamar, Taehyung pun menjawab pertanyaan Jungkook dengan pelan, "Kurasa, yeah. Dia merupakan sosok yang menarik, sangat lembut, dan membuatku nyaman. Mungkin ... itulah yang membuatku ingin memperlakukannya sebaik mungkin, selembut yang kubisa."

Dan entah mengapa, Jungkook tersenyum mendengarnya. Membayangkan betapa akan bahagia, apabila impian hyungnya tercapai. Memeta satu per-satu kata yang dikeluarkan dengan tulus oleh pemuda tersebut, yang mana secara tiba-tiba membuat Jungkook ingin mewujudkannya.

BOY [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang