Prolog

711 25 0
                                    

HAPPY READING🤗❤️

_______________________________

Pyang!

Bunyi pecahan gelas terdengar lagi. Kali ini terdengar lebih keras dari sebelumnya. Cercaan, hinaan, dan bentakan terus terdengar dari lantai bawah. Mungkin rumah ini sudah seperti kapal pecah sekarang.

Gadis itu meraih sebuah headphone yang ia letakkan di atas meja belajar lalu memasangkannya pada benda pipih yang ia sebut ponsel itu, kemudian memutar lagu dengan volume tertinggi.

Perlahan air matanya menetes. Menciptakan sebuah aliran kecil di pipi mungilnya. Kejadian tadi membuat dadanya terasa sesak. Kejadian yang selalu terjadi dari pagi sampai pagi lagi. Kedua orang tuanya selalu seperti itu. Memecahkan barang, memukul dan menendang meja, atau bahkan pergi dari rumah berhari-hari.

Hal yang membuatnya tertekan atau bisa dibilang 'sudah terbiasa'.

---

Pukul 21.00 WIB. Setelah hal rutin yang dilakukan kedua orang tuanya selesai sejak 1 jam yang lalu, Gadis itu pergi ke taman dekat rumahnya untuk menenangkan diri.

Seluruh pertanyaan kini memenuhi pikirannya. Aurora kembali merenungkan bagaimana kejadian dirumahnya tadi.

"Gak usah deket-deket."
Suara itu membuatnya berhenti merenungkan kejadian tadi.

"Kayaknya Gue tau suara itu deh," batinnya. Ia bangkit dari duduknya, mengikuti asal suara laki-laki tadi. Dan ternyata,

"Kamu?!" Ia membelalakan matanya ketika melihat pacarnya duduk bermesra-mesraan dengan perempuan lain.

"Sa-sayang? Kamu ngapain di sini?"

"Dia siapa? Kamu ngapain di sini?" tanyanya tanpa henti. Tak membiarkan pacarnya menjawab. Kemudian melihat perempuan di samping pacarnya dengan tatapan penuh tanya.

"Gue pacarnya," ucap perempuan itu.

Deg! Sekali lagi hati gadis malang itu hancur berkeping-keping. Dengan perasaan yang menyakitkan hati, ia berlari meninggalkan pacarnya bersama selingkuhannya.

"Ra! Aku bisa jelasin," laki-laki itu berteriak. Berusaha mengejar pacarnya yang sudah ketinggalan jauh.

Tiba-tiba...

Brugh!!

Suara pecahan kaca dan teriakan seorang laki-laki terdengar jelas. Darah berlinang dikepala dan lengan laki-laki itu. Orang-orang mulai berkerumunan. Sedangkan gadis itu terus berlari. Tidak menghiraukan suara tadi, hatinya sudah terlanjur sakit. Sangat sakit.

Tidak lama, ambulance datang. Membawa laki-laki yang terbaring lemas dengan linangan darah disekujur tubuhnya.

________________________________

STAY TUNE!
#DiterbitinClover

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang