Part 5 | Sakit

155 11 0
                                    

Happy Reading🤗❤️.
_____________________________

Pukul 07.30

Aries dan Aurora benar-benar telat kali ini. Sekarang pasti jam pelajaran pertama sudah dimulai. Dan parahnya, guru BK itu pasti sedang mengawas di post satpam.

"Pak, plis pak. Kali ini aja, kasian temen saya lagi sakit. Nanti dia pingsan gimana? Bapak mau tanggung jawab?" Mohon Aries kepada Pak Mamat. Satpam di SMA CerMan.

"Saya bukain pintunya kali ini aja. Mumpung paknya belum datang," ucap pak Mamat menuruti perintah Aries.

Aries memarkirkan motornya di dekat pohon, lalu turun bersama Aurora. Aries mengenggam tangan Aurora. Menuntun gadis itu berjalan kekelas.

Rasa hangat menjalar disekujur tubuh Aurora. Genggaman tangan Aries 'kali ini' membuat jantung Aurora melompat kegirangan. Rasa nyeri dan batuk yang tadi Aurora rasakan perlahan menghilang.

"Heh, kamu!" suara orang laki-laki di belakang menghentikan langkah mereka.

Mati nih, batin Aries.

"Ehh, bapak. Apa kabar pak? Tumben keliatan. Istri sama anak bapak teh sehat?" Gurau Aries lalu menyalami tangan kekar guru BK itu. Kemudian diikuti oleh Aurora.

"Sudah jam berapa ini? Tau tata tertib kalian?!" Bentak Pak Madra.

"Maaf pak, tadi macet," jawab Aries jujur.

"Alasan saja kamu!"

Sialan.

"Saya akan berikan kalian hukuman. Sekarang lari keliling lapangan 5 kali. Tidak boleh kabur. Dan jangan diulangi!" Perintah Pak Madra, kemudian ia pergi meninggalkan Aries dan Aurora.

"Ra, are you okay?" tanya Aries saat melihat wajah dan bibir pucat Aurora.

"Gapapa kok, udah cepet lari nanti kena hukum lagi," Aurora pergi berlari meninggalkan Aries dengan sisa tenaganya yang sangat sedikit.

Padahal, Aurora sangat pusing hari ini. Sangat.

Putaran pertama Aries berhasil menyamakan langkahnya dengan Aurora. Nafas Aurora benar-benar tidak teratur sekarang.

"Aurora, lo gak papa?" Tanya Aries lagi.

"Res, i'm okay," Aurora mempercepat larinya. Meninggalkan Aries dibelakang.

Putaran kedua. Ah kali ini Aurora benar-benar tidak baik. Pandangan gadis lugu itu mulai kabur. Kepalanya berat. Sangat pusing.

Putaran ketiga.

Bugh!

Aurora pingsan.

"Aurora!" Aries berteriak menghampiri Aurora. Terlihat jelas, ada kepanikan diwajah Aries. Aries mengangkat Aurora di atas pangkuannya, dia memukul-mukul pipi tembam milik Aurora. Berharap Aurora akan sadar.

Tapi percuma, 5 menit sudah berlangsung. Aurora belum juga sadar.

"Pak Mamat! Pak!" Aries berteriak memanggil Pak Mamat yang sedang lewat.

"Ada apa lagi atuh, Aries?" Pak Mamat pergi menghampiri Aries. Betapa terkejutnya dia ketika melihat wajah Aurora yang begitu pucat pasi.

"Neng Aurora teh kenapa, Res?"

"Dia pingsan pak, ini bantuin saya angkat ke UKS," ucap Aries.

"Eh, iya-iya."

———

"Ck! Aries sama Aurora kemana sih? Nanti diomelin Pak Madra gara-gara telat baru tau," Bianca berdecak saking kesalnya. Sudah lama ia menunggu Aurora yang katanya berangkat bersama Aries. Tapi mereka berdua tak kunjung datang.

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang