Gadis cantik itu masih terduduk malas diatas tempat tidurnya. Sekarang sudah pukul 07.00. Aurora pasti akan terlambat untuk pergi kesekolah. Kepalanya masih pusing karena kejuhanan kemarin sore.
Dan bentakan Aries kemarin malam, masih terngiang-ngiang dikepalanya. Lebih baik ia tidak sekolah. Aurora kembari membaringkan tubuhnya diatas kasur lalu menutup seluruh badannya dengan selimut yang hangat.
__ __ __
Aries sudah siap dengan seragamnya yang rapi. Pagi-pagi buta ia pulang kerumah, membersihkan dirinya dan sarapan.
Kalian ingat bukan kalau kemarin Aries berkata akan menghajar Radit? Ah semoga saja kalian ingat, dan Aries sudah siap dengan hal itu.
07.10
Aries menyelesaikan sarapannya. Meraih tasnya dari atas meja kemudian berpamitan dengan Kirana dan Kevin.
__ __ __
Aries berjalan dengan santai memasuki kelasnya dan menghampiri Bara dan Mars yang tengah sibuk bermain game.
"Lo jadi bakal ngelakuin itu ntar?" Bara mendongakkan kepalanya, melihat Aries yang menatap keliling kelas.
Aries mengangguk, "Aurora mana?"
"Yee mana gue tau kita aja baru sampe. Ya gak?" Tanya Bara pada Mars yang pandangannya tak beralih dari game yang ia mainkan.
Aries berjalan menghampiri Bianca yang tengah sibuk membaca novelnya.
"Bi, lo liat Aurora?" Tanya Aries.
"Gak, gue belum liat dia. Telat mungkin," jawab Bianca.
Aries mengangkat bahunya tak acuh. Mungkin Aurora telat.
__ __ __
Kringg!!
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, menghentikan aktivitas belajar siswa-siswi di SMA CerMan.
Aries mengusap wajahnya kasar. Mengapa Aurora tidak kunjung datang? Aries sudah mencoba menghubungi gadisnya berkali-kali namun tidak aktif.
Dengan tangan mengepal Aries keluar dari dalam kelas, menuju kelas bahasa yang letaknya dilantai 2.
Bruk!
Aries menabrak seseorang. Ia mendongakan kepalanya menatap adik kelas yang menabraknya tadi. Radit.
"Lo Radit?" Tanya Aries dengan tatapan menantang.
"Iya kak gue Radit," jawab Radit seraya mengulurkan tangannya membantu Aries untuk bangun.
Aries menepis kasar tangan Radit membuat adik kelasnya itu terlonjak kaget.
"Lo kan yang kemarin nganter Aurora pulang?!" Tanya Aries dengan nafas memburu.
"Oh lo Aries? Iya gue nganter Aurora pulang," jawabnya.
Bugh!
Satu hantaman keras melayang tepat dirahang keras milik Radit membuat laki-laki itu tersungkur kelantai.
Beberapa orang yang melihatnya langsung berteriak histeris.
"Lo ngapain deket-deket sama pacar gue?!" Aries mencengkram kerah baju Radit dan membenturkannya ditembok.
"Gue cuma nganter dia pulang," jawab Radit tanpa melakukan pembalasan.
"BASI!"
Bugh! Bugh! Bugh!
Aries terus menghajar Radit tanpa ampun namun adik kelasnya itu belum melawan sama sekali.
Dan bugh!
Satu hantaman mengenai rahang Aries, menyebabkan sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.
__ __ __
"Aurora mana?" Tanya seorang siswi kelas bahasa yang juga merupakan teman Radit.
"Gak sekolah," jawab Mars yang berada didepan pintu kelas.
"Lo kenal Aries?" Tanya gadis itu panik.
"Kenapa sih?!" Balas Mars risih.
"Kenapa nih?" Tanya Bara menghampiri mereka berdua.
"Aries berantem sama Radit!" Teriak gadis itu membuat kedua laki-laki dihadapannya melotot seketika.
"Dimana?!"
"Koridor kelas bahasa."
__ __ __
Aries tersungkur kelantai. Ia menatap Radit sinis kemudian mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya dengan kasar.
Radit menarik kerah baju Aries, membuatnya berdiri dihadapannya.
"Lo tau apa alesan gue ngabter Aurora pulang?!" Tanya Radit dengan nafas memburu.
Aries diam.
"Aurora rela kehujanan demi nungguin lo setan! Dia nangis, walaupun air mata dia tersamarkan gara-gara hujan deras waktu itu. Tapi gue tau dia nangis Aries!"
Aries masih diam, ia mencerna setiap perkataan Radit.
"Dan lo tau kenapa gue ngasi jaket ke Aurora?! Dia menggigil kedinginan gara-gara kehujanan. Karena apa? Semua karena lo!" Bentak Radit lagi.
Kini ia sudah tidak memikirkan siapa Aries. Mau dia anak presiden pun Radit tidak akan diam jika dia bersalah.
"Aries!" Panggil seseorang dari kejauhan. Bara dan Mars.
Aries dan Radit menoleh kearah sumber suara. Dan,
bugh!
Satu pukulan terakhir yang Radit hadiahkan kepada Aries sebelum ia pergi dari hadapan kakak kelasnya itu.
"Lo berdua temennya?" Tanya Radit kepada Bara dan Mars.
Mereka mengangguk.
"Suruh temen lo buat berpikir dua kali karena setiap orang cuma punya satu kesempatan," titah Radit dengan tegas lalu pergi.
Bara dan Mars menuntun Aries yang masih terdiam ke UKS. Mereka tau Aries sedang dalam situasi yang tidak baik sekarang.
__ __ __
"Lo berdua darimana?" Tanya Bianca heran ketika Bara dan Mars masuk kedalam kelas dengan wajah datar.
"Uks," jawab Bara singkat.
"Ngapain?"
"Aries berantem sama anak kelas sebelas," kali ini Mars yang menjawab.
"Hah?! Terus Aries sekarang dimana?" Tanya Bianca panik.
"Uks bego!" Balas Mars kesal.
Dengan cepat Bianca bangkit dari duduknya dan berlari menuju UKS.
"Kenapa tu anak?" Tanya Mars.
Bara hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli.
"Mars, keknya kita harus ngasi tau Aurora tentang ini deh."
"Tapi lo kan tau kalok mereka lagi berantem. Aurora gak bakal peduli lah."
"Gue tau, tapi seenggaknya kita ngasi tau keadaan Aries. Dan menurut gue, Aurora bukan orang yang tiba-tiba gak peduli sama orang lain cuma gara-gara berantem."
Mars mengangguk menyetujui ucapan Bara. "Yaudah."
Bara meraih handphonenya dari dalam saku lalu mengirim pesan kepada Aurora.
AuroraF
Ra.
Aries brntm sm Radit.
Lo tau kan?
Radit yg nganter lo kmrn.
Skrg Aries lg ad d uks.Bara mematikan ponselnya lalu duduk diam dengan Mars.
Ia harap Aurora segera membalas pesannya karena hanya Aurora yang dapat menenangkan Aries.
_______________________________________Mohon kritik dan sarannya🙏
🌟 & 💭
-threecreators😊
KAMU SEDANG MEMBACA
AR
Dla nastolatkówSekecil apapun kebohongan yang kau rahasiakan, suatu saat nanti akan menjadi sebuah kenyataan terburuk yang pernah ia terima. Lalu bagaimana dengan rahasia Aries dan Rigel? Tidak lupa dengan ketiga sahabat Aurora. Bagaimana jika semua terungkap? Sia...