Part 31 | Penjelasan

95 9 0
                                    

Pikiran Aries kacau. Sudah berhari-hari tidak ada interaksi sama sekali antara Aries dengan Aurora. Perubahan itu sangat disadari oleh beberapa siswa di sekolahnya termasuk Diva.

Pagi-pagi buta, ia masuk ke dalam kelas Aries yang disambut dengan tatapan tajam oleh beberapa murid disana.

"Aries mana?" tanyanya dengan wajah ceria. Gadis itu kemudian menatap Aurora penuh kemenangan sedangkan Aurora tak membalas tatapan ular Diva.

"Mau ngapain lo kesini?!" bentak Bianca kesal.

"Mau tau aja lo!" balas Diva sewot.

Dari arah belakang, terlihat Aries sedang bercanda tawa dengan kedua sahabatnya. Langkahnya seketika terhenti di depan pintu kelas saat Diva menatapnya senang.

Kening Aries mengerut tanda tidak suka dengan kehadiran Diva di sini.

"Ngapain lo?" tanya Aries cuek.

"Nyariin lo lah," jawab Diva enteng.

"Pergi lo! Jangan gangguin gue lagi, gue lagi males."

"Lo kok gitu sih? Nyebelin!" Diva berkacak pinggang.

"Woy mak lampir! Disuruh pergi ya pergi! Ngalangin jalan aja," kata Bara ikut kesal.

"Bener tuh! Lo ngapain juga sih ngejar-ngejar Aries? Udah tau dia dah punya pacar, mending lo sama gue. Gue kan mayan ganteng lah," kata Mars membanggakan dirinya.

Bara menoyor kepala Mars. "Tai lo!" ledek Bara.

"Yee, gimana Div? Lo mau gak sama abang?" gurau Mars.

"Ogah gue sama lo!" ucap Diva kesal lalu pergi dari kelas Aries.

"Hahaha!" Derai tawa Mars dan Bara menggema dilorong kelas, menemani kepergian Diva dengan raut muka kesal.

"Udah ah masuk!" ajak Mars.

Mereka bertiga berjalan masuk kedalam kelas dengan tampang seperti biasa. Menjengkelkan.

"Biasain aja lo liatin muka gue!" kata Mars kepada Bianca yang menatapnya heran.

"Muka lo udah kayak aspal jalanan Mars! Bosen gue liatnya," jawab Bianca ngawur.

"Aurora Res," Bara menyenggol bahu Aries, membuat laki-laki itu menoleh kearah Aurora. Mereka saling tatap, sebelum Aurora memutuskan kontak matanya dengan Aries.

"Baikan atuh! Betah banget berantemnya," ucap Mars yang dihadiahi tatapan tajam oleh Aries.

"Hehe," Mars menyengir takut.

Aries kembali menatap Aurora. Gadis itu menunduk menahan rasa takut akibat tatapan Aries.

"Minggir," ucap Aries tegas kepada Bianca yang duduk di samping Aurora.

Bianca tak berkutik dari tempat duduknya. "Minggir," kata Aries lagi, bahkan lebih tegas.

"Minggir Bi," ucap Bara. Dengan malas, gadis itu meraih novel yang berada di atas mejanya dan pindah kebangku lain.

Aries duduk di wsamping gadis yang tengah membaca ditempat duduknya itu. Aurora tetap tidak mengalihkan pandangannya dari novel tebal itu. Aries berdiri dari tempat duduk Bianca, ia meraih tangan Aurora, menariknya secara paksa keluar dari dalam kelas.

"Anak orang jangan diapa-apain Res," ucap Bara memperingati.

"Pepet terus!!" teriak Mars kencang.

__ __ __

Aries melepas cengkeraman tangannya setelah mereka sampai di taman belakang sekolah. Aurora tampak mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah akibat tarikan Aries.

Aries memegang pergelangan tangan Aurora yang memerah itu namun ditepis kasar oleh gadis berambut hitam pekat itu.

"Maaf," kata Aries pelan.

"Kenapa bawa gue kesini?" tanya Aurora kesal.

"Aku mau ngejelasin yang waktu ini," ucap Aries memohon agar Aurora menatap matanya.

Aurora tak merespon. "Yang kamu lihat difoto waktu ini, gak bener Rora, aku gak ada hubungan apa-apa sama Diva."

Gadis yang tengah mengusap pergelangan tangannya itu menoleh kearah Aries. Ia menatap mata indah Aries, berusaha mencari kebohongan disana. Namun nihil, Aries benar-benar jujur saat ini.

"Jelasin," ucap Aurora singkat.

Aries menghembuskan nafasnya pelan. Ia kemudian menceritakan semua kejadian yang ia alami beberapa hari yang lalu. Dimulai dari Diva yang mengiriminya pesan, Aries menolong Diva di lab bahasa, Aries membawa Diva ke UKS, hingga akhirnya gadis itu mengajak Aries untuk balikan.

Aurora mengangguk mengerti. "Terus kenapa gak lo terima aja ajakannya Diva buat balikan sama lo?" tanya Aurora, gadis ini masih belum bisa mengontrol emosinya.

"Aku masih punya kamu Rora. Aku gak mungkin ngehianatin kamu. Kamu inget janji yang pernah kita buat dulu?"

Aurora memutar kembali ingatannya. Mereka pernah membuat janji saat mereka baru saja berpacaran.

"Aku sayang sama kamu Aurora," setelah mengucapkan kalimat itu, Aries langsung memeluk Aurora dengan erat. Menyalurkan segala kerinduannya dengan sang gadis tercinta.

"Maaf udah salah paham sama kamu," ucap Aurora membalas pelukan Aries.

"Maaf juga udah emosian sama kamu," kata Aries seraya mengacak-acak rambut Aurora.

"Ih, kan jadi rusak," protes Aurora kesal karena ikatan rambutnya rusak.

Aries terkekeh pelan. "Aku mau nanya sesuatu."

"Tanya aja."

"Siapa yang ngirimin foto itu kekamu?" tanya Aries pelan agar Aurora tidak tersinggung.

"Bianca, emang kenapa?" jawab Aurora polos.

Bianca? batin Aries kesal. Namun kekesalannya ia pendam terlebih dahulu karena ia sedang bersama Aurora saat ini.

"Ah, enggak."

"Yaudah kekelas yuk!" ajak Aurora seraya melepas pelukannya dan menuntun Aries menuju kelasnya.

_______________________________________

Biji selasih
buah semangka,
Terimakasih
buat yang baca

EAAAAAA!!❤❤

#DiterbitinClover

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang