Part 18 | Mall

92 6 0
                                    

Happy reading1!1!
________________________________

"Kamu mau pesen apa, Ra?" tanya Aries ketika mereka sudah sampai di kantin sekolah.

"Es jeruk aja," kata Aurora santai.

"Oh yaudah. Bik es jeruk dua ya."

"Res, duduk yuk."

"Yaudah, kamu duluan aja, nanti aku nyusul."

"Oke," Aurora berjalan mencari tempat duduk yang nyaman untuk ditempati.

Tak lama, Aries datang menghampirinya dengan membawa dua gelas es jeruk.

"Nih," Aries mengulurkan segelas es jeruk itu kepada Aurora, lalu duduk di sampingnya.

"Kepala kamu masih sakit?" Tanya Aries lagi.

"Gapapa Res, tenang."

"Lain kali kamu harus lawan sama orang kayak gitu. Kalo kamu cuma diem aja, kamu bakal terus keliatan lemah dimata mereka, terus mereka pasti bakal terus ganggu kamu," ucap Aries dengan halus kepada Aurora.

Aurora mengangguk kecil, "iya-iya."
"Jadi gimana?" sambung Aurora.

"Gimana apanya?" Tanya Aries bingung.

"Besok jalan-jalannya jadi gak?"

"Jadi dong, besok pagi aku jemput ya?"

"Sip, tapi kalo mama papa gak ngijinin gimana?"

"Nanti aku yang ngomong sama mereka."

"Makasi."

"Sama-sama."

--------

Tokk tokk tokk.

"Permisi," Aries berteriak tepat di depan pintu rumah Aurora.

Pagi-pagi buta Aries sudah mandi dan menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa nanti. Kalian ingat bukan kalau mereka hari ini akan liburan?

Selang beberapa menit, Bi Sumi membuka pintu depan. Dengan senyum semringah ia menyambut kehadiran Aries.

"Eh, ada mas ganteng. Ada apa mas?" tanya Bi Sumi sopan.

"Saya mau nyari Aurora bi. Ada?"

"Oh, ada mas. Silahkan masuk, saya panggilkan dulu neng Auroranya," Bi Sumi menuntun Aries keruang tamu dan mempersilahkannya untuk duduk.

Aries terpaku kala melihat isi rumah Aurora. Betapa besarnya rumah ini, sebuah televisi berukuran besar terpajang diruang tamu, lengkap dengan sofa cokelat yang empuk.

Aries mendaratkan bokongnya di sana. Matanya masih memandangi kondisi ruang tamu Aurora.

Hingga ia tertuju pada satu foto dengan bingkai hitam. Nampak jelas si kecil Aurora sedang tersenyum di sana. Cantik.

"Siapa bi?"

"Itu mas Aries pak."

"Oh."

Remang-remang Aries mendengar percakapan singkat antara Bi Sumi dengan seorang laki-laki.

Pak? Apa dia ayah Aurora?  batin Aries.

"Siapa?" tanya pria dengan tubuh kekar itu.

"Saya Aries om," jawab Aries sopan.

"Oh, saya David ayah Aurora."

Aries mengangguk pelan. Betapa canggungnya ia saat melihat wajah datar David.

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang