Selamat membaca:*
________________________________Aries menuntun Aurora pada satu kursi kosong di pojokan. Beberapa penonton lainnya juga ikut bergabung untuk menonton. Tak lama, film dimulai.
"Kamu suka film gini?" tanya Aries.
Aurora mengangguk pelan, sembari terus memakan popcorn yang ia dan Aries beli tadi. Pandangannya tak lepas dari layar besar di depannya.
Hingga sampailah mereka pada akhir film. Saat bay max dan hiro menyelamatkan seorang gadis yang terkurung dalam sebuah mesin rusak.
Bebatuan menghantamnya, waktupun tidak memungkinkan jika mereka dapat keluar dari mesin itu dengan cepat.
Bay max mengorbankan nyawanya. Ia menyalakan mesin turbo pada tangannya, memasangnya pada sebuah tempat yang melindungi gadis itu dan hiro.
Mesin turbo itu terlepas dari tangan bay max kemudian melesat jauh, meninggalkan bay max di dalam mesin yang hancur saat itu juga.
Sedangkan, hiro dan gadis itu dapat keluar dengan selamat.
Kalian tau? Aurora menangis menyaksikan adegan mengharuskan itu. Agak lebay si, tapi Aurora adalah tipikal orang yang sangat mendalami suatu cerita.
Jadi bukan salahnya jika ia menangis.
"Hiks, hiks..." Isakan tangis Aurora sedikit menggema di pojokan.
Semua penonton di depannya seketika menoleh heran ke arah Aurora lalu beralih menatap tajam Aries.
"Lah kok gue?" kata Aries pelan karena film masih diputar.
"Ra, kamu kenapa?" tanya Aries berusaha menenangkan tangis Aurora.
"Bay maxnya.." Aurora menggantungkan ucapannya.
Aries menatap layar besar di depannya sekilas, lalu kembali menatap Aurora.
"Kenapa dia?" tanya Aries lagi.
"Kasian, dia mati, hiks... hiks..." Jawab Aurora seraya menghapus Aries matanya pelan.
Sialan gue kira apaan, batin Aries agak kesal.
Untung pacar.
"Yaelah."
Tak lama, film pun berakhir. Para penonton mulai berhamburan keluar dari bioskop termasuk Aurora dan Aries.
"Udah kan nangisnya?" Ledek Aries.
Plak!
Aurora memukul lengan Aries dengan kasar membuat pria itu meringis kesakitan.
"Kasian tau!" Bentak Aurora lalu berjalan mendahului Aries.
Lah, ngegas.
"Aurora tunggu!"
Aries berlari mengejar Aurora yang jauh di depannya. "Jangan ngambek dong," rayu Aries setelah ia berhasil menyamakan langkahnya dengan Aurora.
"Hm," jawab Aurora singkat.
"Maaf dong."
"Hm."
"Nonton lagi mau?"
Aurora menggeleng.
"Main?"
Lagi-lagi Aurora menggeleng.
"Es krim?"
Aurora mengangguk antusias. Mantap.
"Ayo cepetan!" Aurora menarik paksa tangan Aries menuju kearah stand es krim di ujung sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR
Teen FictionSekecil apapun kebohongan yang kau rahasiakan, suatu saat nanti akan menjadi sebuah kenyataan terburuk yang pernah ia terima. Lalu bagaimana dengan rahasia Aries dan Rigel? Tidak lupa dengan ketiga sahabat Aurora. Bagaimana jika semua terungkap? Sia...