Part 7 | Bad Dream

126 11 0
                                    

Happy reading 🤗❤️🤪
_____________________________

"Aurora," ucap Aries lembut.

"Hmm," Aurora mendongakkan kepalanya ke arah Aries, lalu menyunggingkan senyumannya yang manis seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Lo kenapa? Lo bisa cerita sama gue," entah kenapa Aries bisa berkata seperti itu. Biasanya ia tidak akan menghiraukan orang-orang di sekitarnya.

"Mereka gak peduli sama gue," tangis Aurora benar-benar tidak bisa ditahan lagi. Bendungan yang telah ia buat dimatanya sudah roboh. Air matanya terus mengalir dibahu kekar milik Aries. Jujur, baru kali ini ada yang melihat lemahnya Aurora.

"Ada yang peduli sama lo Ra, ada," Aries meyakinkan Aurora kemudian menatapnya lekat-lekat.

"Siapa Res siapa?!" Suara Aurora mulai meninggi, bahunya semakin bergetar, matanya sembab, rambutnya berantakan.

"Gue."

Aurora terdiam, tangisnya mulai hilang perlahan, matanya dapat melihat bagaimana ketulusan seorang bad boy.

Ternyata kayak gini rasanya diperhatiin, batin Aurora.

Senyum Aurora mulai mengembang, perlahan dia menghapus sisa-sisa air matanya yang masih dipipi mulusnya. "Makasi, Res," Aurora membenarkan posisi duduknya, lalu tersenyum lagi kepada Aries.

"Udah jangan ngeliatin gue kayak gitu. Gue tau gue ganteng," gurau Aries.

"Sialan," gumam Aurora.
"Lo gak pulang? Ini udah mulai malem Res," Aurora khawatir jika Aries akan dimarahi habis-habisan oleh orang tuanya seperti Aurora.

"Yaudah gue pulang. Besok gue kesini lagi, oke?" Aries berdiri lalu mengusap kepala Aurora dengan lembut.

"Sipp!" Jawab Aurora antusias. Aurora berharap Aries benar-benar menepati perkataannya yaitu akan datang lagi besok.

"Byee," Aries berjalan keluar dari kamar itu, pulang menuju sebuah 'istana' baginya.

__ __ __

"Kamu dari mana? Kenapa baru pulang?" Dua pertanyaan yang menyambut Aries ketika baru menginjakan kaki di rumahnya. Ia lupa memberi kabar mamanya kalau ia akan pulang sampai malam begini.

"Maaf ma, aku lupa ngasik tau tadi aku jenguk temen di rumah sakit," sesal Aries.

"Bener gak ke mana-mana kan?" tanya Kirana, Mama Aries kembali.

"Bener, Ma. Aku naik ke atas dulu ya. Capek." Aries pergi meninggalkan mamanya. Ia benar-benar lelah hari ini. Seluruh badannya seakan remuk.

Aries menghembuskan napasnya kasar. Melempar tubuhnya ke atas kasur tanpa memerdulikan bajunya yang kotor dan kusut.

Hari ini benar-benar melelahkan baginya. Entah kenapa apa yang dilakukannya tadi terus terlintas dibenak Aries.

Tak lama setelah itu, Aries beranjak dari kasurnya kemudian pergi untuk membersihkan dirinya. Air hangat yang keluar dari shower menciptakan rasa rileks disekujur tubuh Aries. Perlahan penatnya mulai hilang, tapi Aurora.

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang