Part 13 | Ballerina(2)

112 5 0
                                    

Happy reading❤☺.
Masih flashback nih:")
_____________________________

Ballet 16 Des (5)

Giesha  : Auroraa buruann.
Diaah   : Miss Riri udah nungguin.
Gigii.    : 20 mnt lg bis brngkt k bndr.
Dhyra  : Auroraa bawain gue earphone.
Geisha : Yee tai lo.

Tunggu gue otw.

Aurora mematikan layar handphonenya, memasukkan beberapa peralatan yang perlu dibawa nanti dan turun ke lantai bawah.

Sialnya, David dan Lucia sedang menonton tv di ruang tamu. Tidak mungkin kan Aurora jujur jika ia akan mengikuti perlombaan ballet. Bisa-bisa ia dimakan mentah-mentah.

"Mau kemana kamu?!" Bentak David ketika Aurora sudah sampai dianak tangga paling bawah.

"A-anu, itu yah," tangan Aurora mulai gemetar.

"Ke mana?!" Lucia ikut membentak.

"Itu, Aurora mau ke rumah Bianca. Iya rumah Bianca," jawab Aurora gugup.

"Ngapain bawa tas besar?" David bertanya lagi.

"E-itu Bianca ngajak Aurora ke rumah omanya buat nginep di sana ya, Aurora mau."

Maafin Aurora Tuhann, batin Autora.

"Semalem ini?" Lagi-lagi Lucia mengintrogasi.

"E-iya mah. Udah ya taksi udah di depan Aurora ke rumah Bianca dulu."

Aurora berlari sekuat tenaga menghampiri sebuah taksi yang sudah bersiap untuk mengantarnya ke studio.

Well, memang membawa nama Bianca ke dalam masalahnya dengan orang tua Aurora tidak baik. Tapi mau bagaimana lagi? Orang tua Aurora hanya percaya semua tentang Bianca.

Entah siapa anaknya. Mungkin karena orang tua Aurora dan Bianca berbisnis.

Tak lama taksi yang Aurora tumpangi sampai di studio, kedatangan Aurora disambut dengan hangat oleh teman-temannya termasuk Miss Riri.

Setelah mengambil beberapa perlengkapan di studio, mereka semua segera menuju bandara.

———

16 Desember

"And now, the last is Aurora Fransiska!!!" teriak seorang MC diatas panggung.

Aurora berdoa di belakang panggung lalu masuk dengan anggun.

Ayunan tangan dan langkah kaki Aurora bergerak beriringan dengan lantunan musik yang dimainkan.

Senyuman terus saja terlukis diwajah manis Aurora. Para juri mulai menilai lalu musik berhenti. Aurora membungkukkan badannya, memberi hormat kepada seluruh orang disana.

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang