Part 8 | Senja

141 13 2
                                    

Happy reading❤️🤪
_____________________________

"Aries, bangun!" Aurora menepuk-nepuk pipi Aries sehingga ia terbangung dari tidur nyenyaknya.

Aries sudah tidur selama 3 jam dan sebentar lagi jam 12. Aurora harus segera bersegas untuk pulang kerumahnya. Iya, dokter sudah mengijinkan untuk pulang. Keadannya juga sudah membaik.

"Hm? Ini jam berapa?" Aries membuka matanya perlahan. Melihat Aurora yang tersenyum geli karena wajah lucu Aries saat baru bangun.

"Aries bangun! Ini udah jam 12. Lo mau tidur disini sampe besok?"

Aries memiringkan kepalanya. Ada yang berbeda dari Aurora sekarang. "Lo- infus lo mana?" Aries tersentak kaget saat tangan kiri Aurora sudah tidak berisi infus lagi. Jangan-jangan Aurora memberontak ingin pulang jadi ia mencabut infusnya dengan paksa.

Aurora tersenyum geli. Bagaimana bisa Aries lupa kalau dia akan pulang sekarang, padahal saat tadi dokter datang untuk memberi tahu bahwa Aurora bisa pulang sekarang, Aries sempat berkata 'enggak'. Ah mungkin dia mengigau.

"Aries, gue udah bisa pulang. Udah ya gue mau ganti baju dulu," kata Aurora malas kemudian ia meraih baju yang Lucia berikan kemarin lalu bergegas pergi ke kamar mandi.

"Gue ikut," balas Aries singkat.

"Hah?!" Aurora berteriak kencang.

"Lo ke toilet cewek, gue ke toilet cowok. Tolol," Aries mendengus pelan lalu meninggalkan Aurora sendiri dikamarnya.

"Gila," jawab Aurora kesal.

Selang beberapa menit...

"Udah?" Tanya Aries kala melihat Aurora sudah siap dengan pakaian kotor dan tasnya.

"Lo bareng gue." Kata Aries seraya membawakan barang milik Aurora.

"Terus Bi Sumi lo mau apain? Taruh diban?"

"Pake ojol ajalah. Udah buruan naik," Aurora segera naik keatas motor Aries, lalu motor itu melaju menyusuri jalan raya di siang yang panas.

———

Deruman motor sport milik Aries tidak terdengar lagi ketika ia sudah sampai dirumah Aurora. Dengan langkah pelan Aurora memasuki halaman rumahnya untuk meletakkan barang-barangnya.

Pyang!

"Ha," Aurora tersentak kaget ketika ia baru saja memegang knop pintu. Tas besar yang ia pegang jatuh, matanya mulai berkaca-kaca.

Aries turun dari motornya kemudian menghampiri Aurora. Betapa terkejutnya Aries saat melihat air mata turun dan membasahi pipi Aurora.

"Aurora?" Aurora tak mengubrish perkataan Aries. Perlahan, ia menghapus air matanya lalu berjalan keluar gerbang rumahnya.

"Lo mau kemana?"

"Kemana pun. Asalkan gue jauh dari rumah ini," mereka berdua pergi meninggalkan rumah Aurora dengan motor sportnya.

Sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan. Tidak satupun dari mereka membuka pembicaraan. Aries masih berkutat dengan pertanyaan 'ada apa dengan Aurora'. Sedangkan Aurora masih betah dengan tangisnya.

Tak lama, motor Aries berhenti disebuah taman yang letaknya tidak jauh dari rumah Aurora. Mereka berdua turun dari motor Aries kemudian mencari sebuah kursi kayu disekitar taman itu.

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang