Happy Reading⚡️.
________________________________"Aurora gue di depan rumah lo," ucapnya dari telpon. Siapa lagi kalau bukan Aries.
Hari ini adalah hari di mana ekskul ballet CerMan pertama kali diadakan. Ekskul ini diadakan setiap hari minggu jam 10 pagi. Hitung-hitung mengisi waktu luang.
Aurora keluar dari dalam rumahnya lalu menghampiri Aries. Terlihat jelas rasa takut dan tegang menyelimuti wajah Aurora.
Aurora benar-benar takut kejadian tahun lalu terulang.
"Aurora, gue udah bilang lo pasti bisa! Hilangin rasa takut lo," Aries kembali meyakinkan Aurora untuk kesekian kalinya.
"Hm, udah yuk," kata Aurora sedikit ragu.
Mereka berdua segera menaiki motor milik Aries lalu menyusuri setiap sudut kota disana.
"Aurora pegangan gue mau ngebut," ujar Aries.
"Modus lo," kata Aurora.
"Yaudah."
Seketika, motor Aries melaju kencang membuat Aurora sontak memeluknya.
"Nah, gitu dong. Jangan dilepasin sampe studio ya," ucap Aries sembari melirik wajah Aurora yang memerah dari kaca spion.
———
"Hai! Karena ini hari pertama ekskul kita dilaksanakan dan miss yang mau ngajar kita juga minggu depan bakal dateng, jadi kita semua latihan sendiri-sendiri dulu."
"Inget kalian harus tunjukin bakat terhebat kalian. Jangan besar kepala, jangan malu buat berbagi ke orang-orang yang belum bisa," kata Mitha didepan sana.
Seluruh anggota lalu berdoa kemudian berlatih ballet sesuai dengan kemampuan mereka.
Kecuali Aurora. Ia masih ragu dan takut. Aurora duduk disebelah Aries sambil menggigit kukunya.
"Aurora, lo kenapa lagi. Ayo latihan. Liat tuh udah banyak yang gerak. Gue juga pingin tau seberapa hebat lo," Aries lagi-lagi menyemangati Aurora.
"Itu mah lo ngeledek," kata Aurora sebal.
"Lah siapa yang ngeledek? Sana cepetan. Gue pingin liat lo nari."
"Iya-iya."
Aurora berjalan ketengah studio, menghadap kearah kaca besar didepannya.
Perlahan, tangan dan kakinya mulai berayun-ayun. Menciptakan sebuah gerakan yang sangat indah. Walaupun agak sedikit kaku karena sudah lama tidak melakukannya.
Semua anggota ekskul yang awalnya berlatih kini diam ditempat menyaksikan gerakan demi gerakan yang dilakukan Aurora.
Lantunan musik terhenti membuat Aurora menyelesaikan gerakannya lalu memberikan hormat di depan cermin besar itu.
Tepukan yang meriah terdengar dibalik punggung Aurora. Kini semua orang menatapnya takjub termasuk Aries yang masih menganga.
Aurora berjalan menunduk menghampiri Aries yang tetap tersenyum.
"Tuh kan bisa," kata Aries sembari menepuk pundak Aurora.
"Hehe," jawab Aurora cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AR
Teen FictionSekecil apapun kebohongan yang kau rahasiakan, suatu saat nanti akan menjadi sebuah kenyataan terburuk yang pernah ia terima. Lalu bagaimana dengan rahasia Aries dan Rigel? Tidak lupa dengan ketiga sahabat Aurora. Bagaimana jika semua terungkap? Sia...