Part 29 | Diva

67 6 0
                                    

Aries berlari menuju lorong kelas bahasa yang berada dilantai tiga seperti orang kesetanan. Ia bahkan tak memperdulikan beberapa siswa yang ia tabrak tadi. Yang ia pedulikan adalah Diva. Mantannya.

Aries mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan didepan pintu lab bahasa. Memang benar, didalam gelap.

Ia mencoba membuka pintu ruangan itu namun tidak bisa. Pintu itu dikunci dari dalam. Aries melihat kesekitar, tidak ada yang bisa ia pakai untuk membuka pintu ruangan itu. Akhirnya, Aries dengan sigap langsung mendobrak pintu lab bahasa dan menemui Diva tengah terbaring lemas disebelah meja komputer.

Aries menepuk pelan pipi Diva. Gadis itu tak kunjung sadar. Aries lantas mengangkat Diva, dan membawanya ke UKS.

__ __ __

"Diva kenapa?" Tanya seorang petugas pmr setelah Aries membaringkan tubuh Diva diatas brankar UKS.

"Pingsan. Phobianya kambuh," jawab Aries kepada teman seangkatannya itu.

"Yaudah, lo keluar aja dulu, nanti gue kasi Diva obat."

"Jangan nanti tapi sekarang!" Ucap Aries ngegas. Bagaimana jika nanti 'mantannya' itu kenapa-napa?

"Iya santai dong!" Balas petugas pmr itu tak kalah ngegas.

"Lo jagain dia, awas kenapa-napa," kata Aries lagi.

"Yee, dah masih sayang sama mantan nih?"

"Diem lo. Gue mau kekelas, lo jagain dia."

"Hm."

__ __ __

"Woy bro! Tu muka kusut bener," tanya Mars kepada Aries saat ia sudah kembali kekelas.

"Hm," Aries hanya bergumam malas.

"Darimana aja lo? Pak Budi ngasi lo hukuman, kata dia lo harus ngeringkas bab tiga sama empat," Bara menjelaskan.

"Iya, nanti gue ringkas."

"Darimana lo?" Tanya Bara lagi.

"Lab bahasa."

"Ngapain?"

"Nolongin Diva."

Bara dan Mars saling tatap. Diva mantan Aries? Ada masalah apa dengannya? Bukannya sejak putus, hubungan mereka tidak bisa dikatakan akur?

"Dia kenapa?" Mars memberanikan diri untuk bertanya lagi.

"Dia kekunci disana. Lab bahasa gelap. Phobianya kambuh," jelas Aries dengan malas.

"Terus dia gapapa?"

"Gue gak tau. Pas gue bawa ke UKS dia masih pingsan."

Bara dan Mars mengangguk tanda mengerti.

"Aurora tau?"

"Gak, Bar. Gue takut kalau dia tau dia bakal marah sama gue."

"Lo harus ngasi tau dia, gimana pun juga dia itu masih pacar lo. Dia gak bakal marah kalau lo jelasin semua baik-baik."

"Nantian aja gue ngasi taunya."

"Yee, jangan gitu. Nanti dia tau dari orang lain terus lo diputusin gimana? Terus lo jomblo, terus Aurora pacaran deh sama gue" Gurau Mars.

"Gue lagi males ngomong. Bisa diem?" Ucap Aries lalu pergi lagi dari kelas.

"Sinting tuh orang. Gue yakin nanti Aurora pasti tau," kata Bara.

"Gue setuju!" Balas Mars semangat.

"Setuju apa?"

"Setuju kalau Aurora jadi pacar gue," ucapnya dengan cengiran manis.

"Tai lo!" Bara menjitak kepala Mars pelan tapi keras.

__ __ __

"Gimana dia?" Tanya Aries kepada Farah, petugas UKS tadi.

"Dia gapapa, cuma ketakutan aja tadi kata dokter," ucapnya seraya menyimpan beberapa obat kedalam rak.

Aries menatap Diva yang terbaring lemah diatas brankar UKS. Farah yang menatapnya malah geleng-geleng kepala.

"Udah mantan masih aja sayang, inget Aurora bang!" Ledeknya.

"Diem lo. Keluar sana!"

"Gue juga mau keluar kali."

__ __ __

"Gue mau ke UKS dulu ya,mau minjem minyak telon. Badan gue agak meriang," ucap Bianca seraya bangkit dari bangkunya.

"Yaudah, gue tunggu disini aja," balas Aurora tak beralih dari novelnya.

Bianca bergumam singkat lalu berjalan menyusuri koridor kelas, menuju UKS. Sesekali gadis itu menyapa beberapa murid yang ia kenal.

Pada akhirnya, gadis berambut agak cokelat itu sampai didepan UKS. Terlihat disana, Diva sedang menggenggam tangan Aries, sedangkan Aries menatap Diva penuh tanya.

Bianca dapat melihatnya karena pintu UKS terbuka lebar. Niatnya untuk meminjam minya telon hilang seketika. Gadis itu segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku roknya dan mengambil sebuah gambar yang ia lihat antara Aries dan Diva tadi.

AuroraF

BiancaP mengirim foto.

Bianca tersenyum kecil kearah dua orang yang saling pandang didalam UKS itu, lalu ia pergi untuk kembali kedalam kelas.

__ __ __

Aurora mengerutkan keningnya kaget saat melihat pesan yang dikirimkan oleh Bianca. Apa Aries menghianatinya?

Dengan cepat, Aurora menghilangkan pemikiran itu didalam otaknya walaupun rasa curiga terus menyelimuti hati kecilnya itu.

_______________________________________
Love u thic!
-tc

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang