Happy Reading...
🌸🌸🌸🌸🌿🌸🌸🌸🌸
Malam ini seperti biasa Ali mengontrol santri putra, setelah berbasa-basi dengan para santrinya, Ali memutuskan kembali kerumah bujang, rumah yang dikhususkan untuk para ustadz bujang samping dapur, satu rumah itu diisi oleh tiga ustadz, salah satunya Ali.
Sedang ustadz yang lain ada yang tinggal di masjid dan area putra, sedang rumah yang Ali tinggali itu berada disebrang tepatnya barisan area gedung Putri, namun tidak didalamnya.
Saat akan kembali kerumah bujang tiba-tiba ada salah seorang santri menghampirinya dan...
"Assalamualaikum bang" salam santri bernama Dimas.
Yaaa pasti pada heran ya kenapa Dimas atau santri yang lainnya memanggil Ali dengan sebutan abang, itu permintaan Ali sih, dia kurang pd dipanggil ustadz dan biar lebih akrab aja sih, tapi diluar sekolah ya, karena kalau disekolah / saat mengajar mereka, para santri akan memanggilnya ustadz.
"Wa'alaikum salam" jawab Ali.
"Bang dipanggil ustadz Luqman, abang suruh kerumahnya sekarang "
"Oh begitu, baiklah terima kasih, saya pergi, Assalamualaikum " salam Ali dan pergi meninggalkan Dimas.
"Wa'alaikum salam" jawab Dimas lirih.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌿
🌸
🌸
🌸
🌸Pukul 20:45 Ali baru pulang dari rumah ustadz Luqman dan untuk sampai ketempat tinggalnya ia harus melewati gedeng Putri, dan saat melewati gedung Putri tepatnya pagar masuk, Ali melihat diatas pohon mangga depan kantor pondok ada cahaya terang, ia mengerutkan keningnya dan menghampirinya dan betapa terkejutnya ia mendapati santriwati nya lah yang ada diatas pohon, tengah memetik buah mangga.
Dengan senter ponselnya, Ali menyenteri pohon itu, "kalian sedang apa?? " tanya Ali membuat ketiga santriwati yang tengah diatas pohon mematung sebentar, karena kaget mereka tidak menyangka jika akhirnya aksi mereka tercyduk.
"Eh anu- i-ini kita sedang metik mangga tadz" jawab salah seorang dari ketiga santriwati itu dengan tergagap.
"Sekarang turun" perintah Ali.
"I-iya tadz, cepet anti duluan yang turun"
"Ih kenapa nggak anti saja"
"Anti Zar"
"Anti lah Ana kedua "
Seru ketiga santriwati itu.
"Cepat turun" seru Ali lagi membuat mereka berebut turun duluan, membuat Ali memutar mata malas.
Ketiga santriwati itu kini berdiri bersisian, ketiganya menundukkan kepalanya.
"Sedang apa kalian diatas? " tanya Ali mengintimidasi ketiganya.
"Ngambil mangga tadz" jawab salah satu diantara mereka, bernama Jinan.
"Kenapa harus naik, ini yang pendek jugakan banyak?? "
"Yang dibawah masih pada mentah tadz, asem" jawab Zara.
"Kan bisa pake genter? Siapa yang nyuruh manjat?? "
"Kak Ais, ti Ais tadz" jawab Jinan dan Zara barengan, membuat gadis yang dari tadi menunduk, mengangkat kepalanya dan menatap kedua temannya dengan tatapan protes.
"Kok Ana? " seru Aisyah tidak terima.
"Iya kan tadi anti yang bilang kalo diatas itu banyak yang mateng" ujar Zara.
"Ana kan cuma bilang gitu doang" balas Aisyah masih tidak terima.
"Terus anti juga bilang ayo kita naik aja, biar jelas dapat mangga yang matengnya" seru Jinan membuat Aisyah cemberut.
"Ya kan ana cuma ngasih saran aja" seru Aisyah.
"Sudah-sudah kalian bertiga itu sama aja, salah, jadi jangan saling menyalahkan" ucap Ali menengahi, membuat ketiga santriwati itu menunduk.
"Besok-besok kalau mau ngambil mangga jangan manjat, kalian itu santriwati nggak baik manjat-manjat, apalagi disebrang ada komplek putra, jangan diulangi lagi ya, kalian kan bisa ngambil pake genter" lanjut Ali.
"Tapi ini kan malem tadz, nggak ada yang lihat" ucap Aisyah.
"Mau malem, mau siang, ada yang lihat atau pun tidak, tidak sepatutnya seorang perempuan manjat-manjat, ini samping jalan loh, sangat tidak pantas dilihat" ucap Ali.
"Sana kembali ke kelas, ingat jangan diulangi lagi " pesan Ali, dengan malas mereka mengangguk dan berbalik melangkah kearah kelas mereka, namun baru dua langkah, langkahnya terhenti karena ucapan Ali.
"Ini mangganya nggak diambil, mubazir loh" seru Ali, ketiganya berbalik dan cengengesan, sebelum akhirnya memungut.
"Kak Ais disamping ustadz Ali tuh ada satu" beritahu Jinan.
"Hmmm" Aisyah pun memungut mangga yang berada tepat disamping Ali.
"Yuk, permisi tadz, Assalamualaikum" salam mereka.
"Wa'alaikum salam" jawab Ali dan mencekal sebelah tangan Aisyah, membuat langkah Aisyah yang berjalan dibelakang terhenti, sedang kedua temannya asyik ngobrol sampai lupa kalo Aisyah tertinggal.
Aisyah membalikkan badannya menghadap Ali, "ada apa tadz" tanya Aisyah pelan amat pelan hampir menyerupai bisikan.
Ali dengan cepat menarik Aisyah kebelakang kantor pondok, dan mempersempit jarak diantara keduanya.
🌸🌸🌸🌸🌿🌸🌸🌸🌸
Tbc...
04-11-2018
14:15