Alhamdulillah..
Kembali double up...Happy Reading...
🌺🌺🌺🌺🌵🌺🌺🌺🌺
"Eeh eh eh" panik Aisyah tatkala lengannya ditarik Ali dan dibawa kebelakang kantor pondok yang letaknya di kompleks Putri.
"Eh- kenapa ustadz bawa ana kemari?? Nanti kalo ada yang lihat gimana??" tanya Aisyah panik sambil melihat ke sekitar.
Ali melangkah dan mempersempit jarak diantara keduanya, membuat Aisyah bersandar pada tembok.
"Syuttt makanya kamu diem kalo tidak mau ketahuan" bisik Ali tepat dikuping Aisyah, membuat siempunya merinding disko.
Dengan sangat pelan dan lembut Aisyah mendorong tubuh Ali yang berada sangat dekat dengannya, "tadz jangan terlalu dekat, tidak enak nanti kalo ada yang lihat" bisik Aisyah sambil berusaha mendorong tubuh Ali yang tetap berada pada tempatnya.
Ali mengangkat kedua tangannya dan menangkup wajah Aisyah, membuat si empunya membulatkan matanya dan jantung yang berdetak kencang, membuatnya ketar ketir sendiri.
Ali membelai lembut wajah Aisyah, membuat siempunya merinding sekaligus salah tingkah.
"U-u-u-"
"Sstttt" Ali meletakkan jari telunjuknya tepat dibibir Aisyah, membuat siempunya tergagap sendiri.
"Kemana dalemannya? Kenapa nggak dipake?! Lihat anak rambutnya jadi keluarkan" ucap Ali sambil membenarkan jilbab yang dipakai Aisyah, membuat Aisyah menunduk malu.
"Jangan menunduk, bagaimana aku bisa membenarkannya? " Ali mengangkat dagu Aisyah, membuat Aisyah mau tak mau bersitatap dengan Ali yang tersenyum lembut padanya dan membuatnya salah tingkah, dan dengan malu-malu Aisyah ikut tersenyum, membuat senyum Ali semakin lebar.
"Aku nggak aurat istriku terlihat oleh orang lain, walaupun hanya sehelai rambut" bisik Ali selesai membenarkan jilbab Aisyah, sedang Aisyah entah sejak kapan wajahnya sudah bersemu merah, membuat Ali gemas dibuatnya, dan tanpa aba-aba langsung mendekap tubuh Aisyah, membuat Aisyah tergagap gagap sendiri dan dengan perlahan dan malu-malu ia pun membalas pelukan Ali, membuat Ali tersenyum.
'Aih gemesnya' batin Ali mempererat pelukannya.
"Jangan diulangi lagi ya" bisik Ali yang diangguki Aisyah.
Keduanya masih berpelukan menyalurkan rasa yang mereka miliki sebelum akhirnya terlepas saat tanpa aba-aba hujan turun dengan derasnya.
"Hujan" pekik Aisyah panik, yang langsung ditarik Ali kesamping dimana teras yang ada atapnya (masih dibelakang kantor, tapi Ali menarik Aisyah kebelakang kelas yang berada disamping kantor).
"Bagaimana ini tadz" tanya Aisyah panik dan takut ada yang melihat juga karena hujan.
'Jeleger' suara petir yang tiba-tiba menyambar dan lampu yang padam, membuat Aisyah refleks memeluk dan menenggelamkan wajahnya didada Ali, dengan sayang Ali membalas pelukan itu dan mengusap-usap punggung Aisyah dengan lembut, agar tubuh Aisyah yang kaku rileks kembali.
Dan dengan perlahan tubuh Aisyah mulai rileks sebelum akhirnya suara petir menyambar membuatnya kembali kaku dan mempererat pelukannya.
"Ustadz, takut" rengek Aisyah manja membuat Ali mengulum senyum.
"Tenang disini ada saya" bisik Ali lembut.
Setelah merasa tidak mendengar suara petir lagi, Aisyah dengan wajah bersemu menarik wajahnya yang tadi ditenggelamkan diperut Ali.
"Ustadz, bagaimana ini" ujarnya lirih.
"Bagaimana ana pulangnya"
"Sudah disini aja bareng saya"
"Ih nggak mau, nanti tercyduk lagi " balas Aisyah cemberut membuat Ali tidak tahan, dan tanpa aba-aba ia langsung mencium bibir Aisyah, membuat siempunya membulatkan matanya tatkala mendapati serangan tiba-tiba.
Tapi Aisyah tidak memperotes atau menolaknya, ia malah menikmatinya terlebih didukung dengan suasana yang hmmm.
Hingga suara petir tiba-tiba terdengar lagi, namun tidak membuat ciuman mereka terlepas.
🌺🌺🌺🌺🌵🌺🌺🌺🌺
Jujur saat ngetik part kencan dan ini yang gue bayangin bukan yang jadi castnya atau orang lain tapi entahlah abu2 gitu..
Tbc...
04-11-2018
20:00