Happy Reading..
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Sejak kedua orang tuanya keluar dari kamar, Aisyah berulang kali membuka dan membaca kembali kertas yang ada dalam map itu.
Hingga malam tiba, saat semua sudah terlelap, Aisyah sendiri tidak bisa tidur, ia terus memikirkan ucapan bundanya.
Aisyah membolak-balikkan badannya diatas kasur membuat Qonita yang sudah terlelap ikut terbangun dan mendapati Aisyah yang tengah menatap kertas yang bertuliskan biodata itu.
"Ya elah kak dari tadi siang yang dilihatin itu terus, nggak bosen?" goda Qonita membuat Aisyah menutup map itu dan meletakkan dimeja tepat samping ranjangnya.
"Qon, kalo menurut lu gimana??" tanya Aisyah.
"Kalo menurut gue, kenapa nggak terima aja sih?! Udah cakep, sholeh, idola para santriwati, baik, pokoknya cocoklah ma elu, tapi seterah elu sih" ucap Qonita dan Aisyah membenarkannya dalam hati.
Oh ya hanya memberitahu saja bahwa Aisyah dan Qonita itu sekolah Mtsnya dipon-pes Nurul Qolbi yang ada dilampung. Sebenarnya Aisyah nggak masalah sekolah diluar (pondok) tapi ayahnya tidak mengizinkan, takut terbawa arus anak jaman sekarang yang emm taulah tapi tetap saja mau dimana pun kalo kitanya nggak bisa menjaga diri ya sama aja, tapi kalo menurut ayah dipondok aja gitu gimana diluar, setidaknya ayah lebih tenang jika anaknya sekolah dipondok.
Hingga pagi tiba Aisyah belum juga terlelap, sepanjang malam itu ia main hp, membaca cerita diwattpad, saat jarum jam menunjukkan pukul 03:30 wib, Aisyah mendirikan shalat malam meminta petunjuk dari Sang Pencipta.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Jarum jam menunjukkan pukul 09:40 wib, itu berarti 20 menit lagi ustadz Ali sampai.
Aisyah mengurung dirinya dikamar dan sejak tadi yang ia lakukan mondar-mandir macam setrikaan, tangannya berkeringat dan tubuhnya panas dingin, sedang jantungnya sejak tadi berdetak kencang.
Hingga suara motor berhenti didepan rumahnya membuat detak jantung Aisyah berdetak makin kencang dan mata Aisyah yang kocar-kacir, melirik kesana-kemari, dengan jemarinya yang saling meremas.
Qonita yang berada satu kamar dengannya memutar matanya malas melihat kelebaian kakak.
"Aisyah " hingga suara bunda terdengar memanggilnya, Aisyah semakin gugup dibuatnya.
"Woy kak dipanggil tuh" seru Qonita.
"I-iya bun" sahut Aisyah.
"Buka dong pintunya" ucap bunda sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Bismillah kak"
"Bismillahi rohman nirrohiim" Aisyah membaca basmalah sebelum membuka pintu kamarnya.
Pintu terbuka, Aisyah mendapati bundanya yang tengah tersenyum dan menariknya ke ruang tengah, Aisyah tersenyum saat melewati ruang tamu, karena kebetulan kamarnya terletak disebelah ruang tamu tempat dimana ada ayah dan ustadz Ali duduk.
"Bawa ini Syah" bunda memberikan nampan yang berisi air teh dan sepiring kue.
"Ayo sana" suruh bunda saat melihat Aisyah yang hanya berdiri mematung ditempatnya.
"Sama bunda dong" cicit Aisyah pelan membuat bundanya mengulum senyum dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayo" ajak bunda berjalan duluan yang diekori oleh Aisyah.
Saat masuk keruang tamu seketika seluruh tubuh Aisyah gemetaran dan nampan yang ada ditangannya juga ikut gemetar dan itu tidak luput dari penglihatan ketiga orang yang tengah duduk, ketiganya mengulum senyum geli.
"Si-silahkan di-diminum tadz" gugup plus gagap Aisyah meletakkan secangkir teh didepan ustadz Ali, Ali tersenyum menerimanya membuat Aisyah salah tingkah.
'Meleleh aku bang' batin Aisyah tersenyum malu-malu membalas senyum Ali.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Tbc..
29-09-2018
10:04