Chapter 2

9.4K 361 16
                                    

Keesokan harinya. Di keramaan kantin, terdapat Rachel, kakak Fitri, yang sedang asik mengobrol bersama kedua temannya lalu secara bersamaan Fitri lewat disamping mereka tetapi tiba-tiba berhenti karena ucapan salah satu teman Rachel.

"Eh, Chel. Itu adek lo bukan?" tanya salah satu teman Rachel

"Dia? Ya bukanlah, masa adek gue penampilannya kampungan gitu. Adek gue itu namanya Aurel, penampilannya itu modis dan cantik," jawab Rachel setengah menghina Fitri. Hati Fitri terasa nyeri mendengar ucapan Rachel.

"Oh gitu. Emangnya lo punya adik berapa?" tanya satu teman Rachel yang lainnya

"Satu. Gue itu punya adek satu, Aurel," jawab Rachel

Karena tak tahan dengan hinaan Rachel, Fitri memutuskan untuk pergi tidak jadi membeli siomay. Tiba-tiba ketika ia hendak berbalik badan tidak sengaja menabrak seseorang. "Maaf, maaf enggak sengaja," ucap cowok yang tak sengaja Fitri tabrak

"Iya, enggak apa apa." Fitri berniat pergi dari hadapan cowok tersebut, tapi tangannya ditahan.

"Sebentar. Kamu Fitri 'kan? Boleh gak gue bicara sama lo sebentar?" tanya cowok itu

"Iya bener, aku Fitri. Mau bicara tentang apa?"

"Bicaranya sambil duduk aja ya," pinta cowok itu

"Oke!" Lalu Fitri dan cowok tersebut duduk di meja yang letaknya di pojok kantin.

"Jadi apa yang mau kamu bicarakan sama aku?"

"Eh begini, gue dengar lo itu pintar membuat puisi. Jadi, boleh enggak lo ajarin gue bikin puisi?"

"Ehh maaf aku gak bisa, karena aku enggak terlalu handal bikin puisi lagipula puisi ku juga jelek semua."

"Kata siapa? Kalau memang puisi lo jelek kenapa gue sering lihat puisi lo tertempel di mading sekolah."

"Hah? Aku enggak pernah nempelin puisi aku di mading." Mendengar itu cowok tersebut merasa bingung. Tiba-tiba Aurel datang dan mengajak Fitri bicara empat mata.

"Lo ngapain tadi hah?" tanya Aurel, adiknya Fitri

"A...aku cuma ngobrol sama teman," jawab Fitri gugup

"Teman? Lo tahu enggak nama dia siapa?"

"Aku enggak tau, aku belum nanya namanya."

"Nama cowok itu adalah Dafa, gue enggak suka kalau lo dekat-dekat sama dia."

"Aku enggak dekat dengannya."

"Ah! Terserah. Pokoknya lo enggak boleh dekat sama dia lagi, kalau gue masih lihat lo deket sama dia, lo bakal terima akibatnya. Ngerti lo!" gertak Aurel sambil mendorong Fitri ke belakang, lalu pergi. Fitri kembali duduk bersama Dafa, cowok yang enggak sengaja dia tabrak

"Jadi gimana? Lo mau 'kan ajarkan gue bikin puisi?" tanya Dafa

"Maaf aku enggak bisa," jawab Fitri sambil berdiri dan pergi menuju kelasnya

Hari ini Tania tidak berangkat sekolah karena sakit, jadi Fitri gak ada tempat untuk curhat. Maka dari itu dia menulis curhatannya di buku diary yang selalu Fitri bawa

Selasa, 06 November 2018
Dear diary

Hari ini aku sedih banget karena ka Rachel enggak akuin aku sebagai adiknya, dan Aurel melarang aku untuk dekat dengan Dafa, cowok yang hari ini aku kenal. Aku juga sedih karena hari ini Tania enggak masuk sekolah karena sakit, aku sedih harus menghadapi masalah hari ini sendirian.

"Ya allah, tolong sembuhkanlah Tania dan segera angkat penyakit yang di derita Tania. Aku ingin sekali curhat ke Tania tentang masalah ku hari ini dan juga tentang penyakit yang menyerangku, tapi aku takut Tania akan meninggalkan aku. Ya allah, tolong berikan hambamu ini kekuatan untuk menghadapi cobaanmu ini. Aamiinn," batin Fitri

★★★★

Jangan lupa vote kalau kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa comen kalau ada salah kata dalam penulisan cerita ini

INSTAGRAM : afshohaturrisalah

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang