Chapter 34

4.6K 135 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Selamat membaca kembali ceritaku. Semoga kalian menikmati

★★★

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Ka gimana keadaan Fitri?"

"Belum ada perkembangan, kalau kamu mau masuk? Nanti tunggu dokter selesai memeriksa Fitri."

Farhan mengangguk dan kemudian ikut duduk. Lima belas menit lamanya mereka menunggu dokter keluar, dan ketika dokter keluar sudah dihujani beberapa pertanyaan

"Bagaimana keadaan anak saya dok? Apa udah ada perkembangan? Kapan adik saya bisa melewati masa komanya dok?"

Dokter menjawab dengan singkat, "Saat ini Fitri belum ada perkembangan sama sekali dan mengenai masa koma, saya belum tau."

"Dok, apa saya boleh masuk?" tanya Farhan

"Iya boleh, kalau begitu saya permisi dulu." Dokter beserta suster pergi, lalu Farhan pun masuk ruang ICU menggunakan pakaian khusus yang telah disediakan

"Assalamu'alaikum Fitri. Ini gue, Farhan. Lo masih inget kan?" ucapnya disamping ranjang Fitri. Bunyi alat pendeteksi detak jantung menggema mengisi kesunyian ruangan. Dilihatnya rambut Fitri yang tergurai layu

"Fit, kenapa lo gak cerita sama gue kalau sebenarnya penyakit lo sudah stadium akhir. Lo tau gak sebelum gue kesini, gue sempet do'a semoga Allah memberikan waktu sebentar buat gue ketemu lo. Gue kangen momen momen saat dimana lo tersenyum, tertawa lepas tanpa beban. Lo kangen itu semua gak?" Sambil meneteskan air mata Farhan menggungkapkan kerinduannya

Farhan menghapus air matanya. "Fit, gue ada sesuatu buat lo." Lalu mengeluarkan sebuah boneka dari dalam tasnya. "Ini boneka buat lo biar lo gak kesepian lagi. Gue taroh sini ya." Boneka itu ditaruh samping tempat tidur

Farhan meraih salah satu tangan Fitri dan menciumnya. "Fitri kapan lo mau buka mata? Apa lo gak kangen sama gue? Apa lo gak kangen dengan orang yang sayang sama lo?" Dia tidak bisa membendung air matanya lagi lalu mendekat ke telinga Fitri dan membisikkan sesuatu, "Fitri, gue cinta sama lo. Gue mohon bangun sebentar aja, gue pengen denger suara lo." Lama menunggu Fitri bangun dari koma, tanpa sadar dirinya terlelap dalam mimpi

Adzan Maghrib berkumandang dengan lantang membangunkan Farhan yang sedang tidur. Ketika matanya terbuka lebar dia masih melihat Fitri dalam kondisi belum tersadar dari koma, hanya alat pendeteksi detak jantung yang terdengar

Farhan berbisik, "Gue mau sholat dulu, mau berdo'a semoga lo cepet sadar dari koma. Tenang aja gue gak akan lama." Diciumnya kening Fitri

Farhan menunaikan ibadah sholat maghrib dengan khusyuk. Selesai sholat dirinya mengangkat kedua tangan dan berdo'a, "Ya Allah hamba memohon kepada Mu, tolong Engkau cabut penyakit yang ada di diri Fitri supaya hamba bisa melihat senyuman nya lagi, bisa mendengar suaranya lagi. Hamba memohon kepadamu tolong kabulkanlah do'a hamba mu ini. Aamiin."

Drtt... Drtt...

📩
"Farhan, kapan mau pulang?"

"Astagfirullah gue lupa ngasih kabar ke mama." Farhan mengetik balasan. "Sekarang Farhan lagi ada di rumah sakit. Nanti jam 9 Farhan pulang," balas nya

Farhan kembali ke ruang UGD bersama Azam. Tadi kata dokter Fitri dipindahkan ke UGD karena sampai sekarang belum ada perkembangan

"Ibu. Ibu sholat dulu ya nanti biar Azam sama Farhan aja yang jagain de Fitri," ujar Azam

"Iya. Kalau begitu ibu sholat dulu." Bu Asih pergi ke musholah yang ada di rumah sakit

Azam duduk disamping ranjang Fitri sedangkan Farhan berdiri sebari mainin ponselnya. Tak berapa lama kemudian perut Azam berbunyi keras, Farhan yang mendengar terkekeh pelan. Azam berjalan menghampiri Farhan

"Han, kamu disini dulu ya, kakak mau cari makan ke kantin rumah sakit dulu."

"Iya ka."

Azam pun pergi. Farhan mendekat ke samping ranjang Fitri lalu duduk dikursi, tanpa sadar air matanya menetes perlahan

"Fit, plis buka mata lo. Gue mohon. Gue kangen sama lo," ucapnya terseguh seguh menggenggam tangan Fitri. Detik berikutnya tangan yang digenggam Farhan bergerak pelan, merasakan itu langsung menghapus air mata






































































Terima kasih aku ucapkan kepada kalian yang udah men support cerita ku ini. Maaf kalau aku kelamaan updatenya, tapi sekarang aku double update nih. Baca terus kelanjutan ceritanya yang ada di bab selanjutnya Ok!

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang