Halo semua para readers
Masih setia nungguin cerita ini up?
Kagen sama aku gak. Hehehe bercanda★★★
Farhan hampir saja tersedak, "Mana jue tau," ujarnya tak jelas dengan mulut penuh nasi di dalamnya
"Ditelen dulu ngapa tuh nasi, mulut penuh kok ngomong keselek tau rasa lo."
Farhan menelan nasi dengan perlahan. "Ah! Ya lo, nanya kayak gitu ke gue. Gue kan bukan Tuhan."
"Euh... Gue jadi khawatir kalau Fitri gak siuman dalam waktu dekat, gue takut terjadi apa apa sama dia. Dan gimana kalau Fitri itu gak..."
"Heh! Lo gak boleh ngomong gitu, kita harus yakin Fitri pasti cepat siuman. Yang harus kita lakukan adalah banyak berdoa untuk kesembuhan Fitri," ucap Farhan
Tania mengangguk pelan, dirinya pasrahkan semua kepada Tuhan yang maha Esa
Ya Tuhan tolong sembuhkanlah Fitri sahabat ku, aku mohon Tuhan kabulkan lah doa ku ini, pinta Tania
Hari berganti menjadi malam. "Tan, lo mau pulang gak udah malam tau," ucap Farhan
"Enggak ah nanti aja."
"Yakin?"
"Iya."
"Ya udah kalau gitu gue mau pulang," ujar Farhan
"Eh lo mau pulang?"
"Iya."
"Gue ikut,"
"Lah katanya nanti aja pulang nya? Kok sekarang malah..."
"Ralat!"
Tania dan Farhan berpamitan sama bu Asih dan Azam. Disepanjang jalan Tania memutuskan untuk mengobrol "Nanti anterin gue sampai hotel ya."
Kedua alis Farhan saling tertaut. "Lo nginep di hotel? Gue kira lo balik ke rumah lama lo?"
"Gak, gue disini cuma sebulan terus gue akan balik lagi ke Singapur."
"Oh."
Di kantin, Farhan sedang duduk bersama Dito
"Woi! Ngelamun aja, ngelamunin apa sih?"
Farhan males meladeni ocehan Dito. Yang dipikirannya hanyalah Fitri, Fitri dan Fitri. Tiba tiba ponselnya berbunyi
📩
"Han, gue dapat kabar kalau Fitri udah siuman. Nanti lo jemput gue ya, kesananya bareng."Farhan mengetik balasan, "Oke."
Sesampainya di rumah sakit Tania bergegas ke kamar inap Fitri, di luar dia melihat bu Asih dan Azam. "Gimana keadaan Fitri, bu kak?"
"Fitri tadi sudah siuman tapi dokter menyarankan untuk memberikan waktu istirahat buat Fitri karena kondisi nya masih melemah," ucap Azam
Lalu perlahan Tania mendekati pintu kamar, yang didalamnya ada seorang wanita yang diseluruh tubuhnya tertempel alat sehatan. Hanya suara alat pendeteksi jantung bergema sedikit pelan, menandakan kalau ada makhluk yang masih hidup
Mengalir pelan air mata Tania turun dari mata lalu menghilang di pipi. Farhan yang melihat itu hatinya terasa nyeri bagaimana tidak melihat dua orang sahabat yang saling merindukan, salah satu sahabatnya sedang berada didalam ruangan berjuang melawan penyakitnya yang kian hari menggerogoti tubuhnya semakin parah
Dari siang sampai sore Tania luntang lantung, mondar mandir gak jelas sama kayak setrikaan. "Tan. Lo bisa gak sih stop mondar mandir dan duduk tenang disini, pusing gue lihatnya," celetuk Farhan
Tania tidak butuh ocehan Farhan, yang dia butuhkan adalah pernyataan dokter yang sampai sekarang tak kunjung keluar. Dan tak lama setelah itu dokter keluar, Tania langsung menimpali dengan beberapa pertanyaan
"Bagaimana keadaan Fitri dok? Apakah dia baik baik saja? Apakah saya bisa menjenguknya sekarang?"
Farhan berusaha menenangkan Tania
"Keadaannya sekarang sudah lumayan membaik tapi saya tidak bisa memastikan itu akan berkelanjutan," jelas dokter
"Lho! Emang nya kenapa dok?"
Sekian dulu ya isi bab ini
Iya aku ngerti perasaan kalian ketika cerita ini digantung gimana😂😂
Tenang tenang nanti aku lanjutin di bab selanjutnya
Kalian ter luv💙
![](https://img.wattpad.com/cover/166064825-288-k455143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Keluargaku [Selesai]
Genç KurguDON'T COPY PASTE MY STORY!!! Rangking #1 in baperstory (13 November 2019) #1 in penderitaan (13 November 2019) #2 in rekomended (11 Mei 2020) #2 in surat (31 Agustus 2020) #2 in kasar (29 Juli 2019) #7 in baca (16 September 2019) #8 in stoppembajak...