Azan sholat subuh berkumandang. Fitri bergegas bangun untuk menunaikan shalat subuh.
Setelah menunaikan sholat subuh, ia menyiapkan buku-buku pelajaran untuk berangkat ke sekolah. Selesai memasukkan buku, ia melangkahkan kaki menuju ruang makan.
Di ruang makan terdapat keluarganya yang tengah makan sambil bercanda, tapi ketika ia menghampiri meja makan dan duduk di kursi kosong samping adiknya, Aurel, semua keluarganya pergi meninggalkan dirinya seorang di meja makan.
'Kayaknya aku bakal setiap hari sarapan sendiri,' batin Fitri sambil mengoleskan selai di dua lembar rotinya, lalu memasukkan nya ke dalam kotak bekal.
Setiap hari Fitri berangkat ke sekolah menaiki angkot, sementara kedua kakak dan adiknya diantar ayahnya menggunakan mobil pribadi.
10 menit kemudian
Angkot yang dinaikin Fitri sampai di sekolah, ia berjalan menuju kelasnya. Di sekolah Fitri mempunyai sahabat bernama Tania. Fitri setiap hari curhat ke Tania, karena cuma Tania teman satu-satunya yang ia miliki. Ke sekolah Fitri selalu memakai kerudung tapi ketika di rumah ia dilarang oleh keluarganya untuk memakai kerudung.
Sesampainya di kelas ia membuka Al Qur'an kecil yang selalu ia bawa lalu membacanya, ketika dia sedang asik membaca Al Qur'an tiba-tiba Tania mengagetkan nya. Fitri dan Tania duduk bersebelahan.
"Fit, lo sakit ya? Kok muka lo agak pucat? Kalau lagi sakit mending lo di rumah saja istirahat, atau mau gue antar ke uks?" Beribu pertanyaan yang dilontarkan Tania untuk Fitri
"Enggak kok, aku enggak apa-apa," jawab singkat Fitri
"Enggak apa apa gimana? Lihat tuh muka lo pucat banget. Dan kalau perlu gue pinjemin kaca gue, nih lo lihat sendiri," ujar Tania sambil meminjamkan kaca miliknya.
Fitri melihat banyangan mukanya di kaca milik Tania. 'Emang sedikit pucat sih, tapi enggak apa-apa lah asalkan aku bisa nahan jangan sampai pingsan,' batin Fitri
"Pucet kan muka lo?" tanya Tania sekali lagi
"Enggak kok biasa aja, kamunya aja yang terlalu parno," jawab Fitri
"Ya udah deh terserah lo aja, tapi kalau lo merasa pusing jangan sungkan bilang sama gue ya! Nanti gue antar lo ke uks," ucap Tania khawatir
"Iya," ucap Fitri sambil kembali membaca Al Qur'an
Bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas bergegas ke kantin.
Di kantin, Tania membeli semangkuk baso dan jus jeruk, sedangkan Fitri hanya membeli siomay dan sebotol minuman mineral
"Lo kok hanya beli siomay aja sih? Biasanya kan lo sama gue beli baso? Apa ini ada hubungannya dengan keluarga lo? Lo ada masalah lagi ya sama keluarga lo? Lo kalau punya masalah cerita dong ke gue, biasanya kan lo selalu curhat ke gue tapi kok akhir-akhir ini lo jadi jarang curhat sama gue," ocehan Tania membuat selera makan Fitri jadi menghilang.
Fitri diam
"Jawab, Fit?" ucap Tania
"Aku enggak punya masalah apa apa kok sama keluarga aku, maaf kalau akhir-akhir ini aku jarang curhat," jawab Fitri berbohong
"Oh begitu. Tapi kalau lo ada masalah cerita saja ke gue, jangan dipendam sendiri. Oke!" ucap Tania
"Oke."
'Sorry, Tania. Aku gak bisa cerita sama kamu kalau aku punya masalah sama keluarga aku dan ditambah aku sekarang penyakitan, aku takut kalau aku kasih tau kalau aku sakit nanti kamu pasti akan ninggalin aku,' batin Fitri
★★★★
Yey aku bisa up lebih cepat😊 terus pantengin ceritaku ini ya, jangan berkelain hati. Ok!🆗
Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Bye bye👋👋
INSTAGRAM : afshohaturrisalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Keluargaku [Selesai]
Teen FictionDON'T COPY PASTE MY STORY!!! Rangking #1 in baperstory (13 November 2019) #1 in penderitaan (13 November 2019) #2 in rekomended (11 Mei 2020) #2 in surat (31 Agustus 2020) #2 in kasar (29 Juli 2019) #7 in baca (16 September 2019) #8 in stoppembajak...