Chapter 8

5.9K 230 8
                                    

Jam menunjuk pukul 02:30 pagi Fitri bangun dari tidur melaksanakan panggilan Allah, yaitu sholat tahajud. Selesainya sholat tahajud, Fitri mengambil Al - Qur'an dan membacanya

Aurel baru saja habis dari dapur gak sengaja mendengar suara orang mengaji, karena penasaran dia coba mencari sumber suara tersebut

Setelah Aurel mengetahuinya sumber suara tersebut, dia langsung mendobrak pintu. Fitri kaget dan otomatis dia berhenti mengaji

"Heh! Lo bisa gak sih ngaji nya gak keceng keceng, berisik tau. Ini tuh masih malam!" protes Aurel

"Maaf Aurel, kalau suara aku menganggu tidur kamu. Aku janji gak akan mengaji kecang kecang lagi, sekarang kamu boleh tidur lagi," ucap Fitri

"Janji ya?! Awas aja kalau lo ngaji dengan suara kenceng lagi. Abis lo," ucap Aurel. Fitri mengangguk

Aurel pergi ke kamarnya lagi untuk menyambungkan mimpinya yang terputus. Sedangkan Fitri kembali melanjutkan mengajinya, tapi dengan memelankan suaranya

Tak lama kemudian suara adzan subuh berkumandang. "Alhamdulillah sudah adzan," gumam Fitri

Fitri menutup Al - Qur'an dan pergi mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Selesai melaksanakan sholat subuh Fitri membereskan alat sholatnya, lalu pergi mandi

15 menit kemudian

Fitri selesai mandi, dia keluar kamar mandi menggunakan handuk

Uhuk... Uhuk...

Fitri melihat tangannya terdapat bercak darah, segera dia membersihkan tangannya

Selesai memakai baju sekolah, Fitri segera meminum obatnya dan kebetulan obatnya, ia mengecek uang simpanan miliknya yang tersimpan di lemarinya, ternyata uang simpanannya tinggal sedikit.

"Yah, tinggal segini. Kayaknya hari ini aku harus kerja lembur deh." Dia menutup lemarinya

Jam menunjuk pukul 06:00 pagi. Fitri memutuskan untuk pergi ke sekolah lebih pagi. Fitri keluar menggunakan pintu belakang karena pintu depan masih dikunci, kebetulan bi Asih sudah bangun. Dia berangkat menggunakan sepeda karena jam segini belum terlihat angkot lewat depan rumahnya

Di persimpangan Fitri bertemu Farhan yang juga berangkat menggunakan sepeda. Fitri berusaha menyamakan laju sepedanya dengan laju sepeda Farhan.

"Pagi Farhan," sapa Fitri

Farhan sedikit kaget "Pagi juga Fitri. Lo kok berangkat pake sepeda sih, kenapa?"

"Gak apa apa, cuma pengen berangkat pake sepeda aja. Itung itung sekalian olahraga."

Farhan mengangguk

10 menit kemudian

Farhan dan Fitri sampai di sekolah, mereka memarkirkan sepeda di tempat parkir khusus sepeda, lalu berjalan beriringan menuju kelas. Kelas Farhan yaitu kelas Bahasa, sedang kelas Fitri yaitu kelas IPA. Jarak antara kelas IPA dan kelas Bahasa hanya satu lantai

Ketika Fitri baru duduk di kursi nya, Tania langsung mengoceh seperti burung Beo.

"Fit, lo tau gak? Kemarin kan gue sama kakak gue ke sebuah cafe dan gue gak sengaja melihat muka salah satu pelayan cafe itu mirip sama lo. Ya... Walaupun dia pake masker, tapi tetap aja mukanya tuh mirip sama lo," oceh Tania

"Kamu mungkin salah lihat kali. Sebegitunya ya kamu kangen sama aku?"

"Enggak Fit, gue gak mungkin salah lihat. Atau jangan jangan lo kerja di cafe itu?"

"Eng... nggak, gak mungkinlah aku bekerja, 'kan setiap hari aku ada di rumah," elak Fitri sedikit gugup

Tania mengangguk tapi feeling nya mengatakan, ada sesuatu yang Fitri sembunyikan darinya dan dia harus menyelidikinya

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang