Chapter 35

5.2K 131 7
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Selamat membaca kelanjutan ceritaku. Semoga kalian menikmati

★★★★

Tuhan yang maha agung
tidak pernah menjanjikan
bahwa langit itu selalu biru
bunga selalu mekar ,
dan mentari selalu bersinar,
.

Tapi Dia selalu memberi
Pelangi di setiap badai,
Senyum di setiap air mata
Berkah di setiap cobaan,
Dan jawaban di setiap doa..
.

Jangan pernah menyerah
Terus berjuanglah...
.
Azam duduk disamping ranjang Fitri sedangkan Farhan berdiri sebari mainin ponselnya. Tak berapa lama kemudian perut Azam berbunyi keras, Farhan yang mendengar terkekeh pelan. Azam berjalan menghampiri Farhan

"Han, kamu disini dulu ya, kakak mau cari makan ke kantin rumah sakit dulu."

"Iya ka." Azam pun pergi. Farhan mendekat ke samping ranjang Fitri lalu duduk dikursi, tanpa sadar air matanya menetes perlahan

"Fit, plis buka mata lo. Gue mohon. Gue kangen sama lo," ucapnya terseguh seguh menggenggam tangan Fitri. Detik berikutnya tangan yang digenggam Farhan bergerak pelan, merasakan itu langsung menghapus air mata

"Fit, Fitri. Lo udah sadar!" seru Farhan. Dilihatnya mata Fitri yang mulai terbuka perlahan karena saking senangnya Farhan segera memencet tombol merah yang ada diranjang tak lama kemudian dokter beserta suster datang. Farhan disuruh keluar oleh suster

Dalam hati Farhan bersyukur, "Terima kasih ya Allah Engkau telah mengabulkan do'a hamba."

Lumayan lama Farhan duduk di kursi tunggu bersama Azam dan juga Bu Asih. Lima menit kemudian dokter keluar dan bertanya, "Dengan keluarga Fitri?"

"Iya bener. Gimana keadaannya dok?"

"Alhamdulillah sekarang Fitri udah melewati masa koma nya dan sekarang dalam tahap pemulihan."

"Alhamdulillah. Apa sekarang dia udah sadar dok?"

"Sudah tapi sekarang gak boleh diganggu dulu, biarkan dia istirahat."

"Baik. Terima kasih dokter."

"Iya sama sama. Saya permisi dulu. Mari!" Dokter pun pergi

"Alhamdulillah ya Allah."

Setelah diperiksa tadi suster memindahkan Fitri ke ruang VIP. Farhan meminta ijin ke suster untuk membolehkannya masuk menemui Fitri. Boleh tapi enggak boleh lama lama, ucap suster

Hatinya bersorak senang. Farhan masuk, kebetulan Fitri sedang tidak tidur. "Assalamu'alaikum Fitri," ucapnya

"Wa'alaikum salam Farhan."

Farhan tersenyum penuh bahagia lalu menghampiri Fitri. "Gimana keadaan kamu?" tanya nya

"Tumben pakainya aku-kamu biasanya kan pakai lo-gue?"

"E... Iya gak apa apa. Hehe..." Sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal

"Hihihi... Aku becanda kok, gitu aja salting."

Wajah Farhan terasa panas mungkin sekarang berubah merah padam. "Alhamdulillah udah medingan," ucap Fitri

"Aku senang bisa mendengar kamu ketawa lagi," ujar Farhan sambil tersenyum

"Terima kasih. Aku juga senang bisa ketemu sama kamu lagi."

Farhan membantu Fitri duduk. "Gimana sekolah kamu?" tanya Fitri

"Yah... Begitulah."

"Begitu gimana maksudnya?"

"Biasa aja. Hambar kayak makanan kurang garam."

Fitri mengerti yang dimaksud hambar kayak makanan kurang garam, itu pasti karena gak ada dirinya. "Pasti karena gak aku kan?"

"Eh!"

"Gak apa apa, aku juga kangen sama sekolah itu." Perasaannya berubah sedih, "kangen sama Tania."

Lalu tiba tiba...

Tuning...

📩
"Hai! ini gue Tania. Save ya!"

"Fit, ini Tania whatsapp aku. Kamu mau VC sama dia gak?" ujar Farhan sambil menunjukan pesan tersebut

"Gak ah! Nanti dia kepikiran kalau aku VC dia, kan kamu tau sekarang aku dimana?"

"Oh iya ya, aduh sampai lupa aku!" Sambil menepuk dahinya, Fitri tersenyum lalu mengambil boneka pemberiannya

"Makasih boneka nya. Aku suka!"

Farhan tersenyum, "Iya sama sama. Aku senang kamu suka pemberian dari aku."

Tiba tiba raut wajah Fitri berubah. "Tapi mungkin aku gak bisa nyimpen boneka ini selamanya."

"Loh! Kenapa? Kamu kurang suka ya?"

"Enggak bukan begitu, cuma..."

"Cuma apa?"































































Hai gimana puas kan dengan isi bab ini? Maaf ya kalau aku suka gantungin bagian terakhirnya. Tunggu terus kelanjutan ceritanya karena ini belum bab akhir

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang