Chapter 40

5K 131 9
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Selamat membaca kelanjutan ceritaku. Semoga kalian menikmati

★★★

Fitri mengangguk lemah, "Iya, tadi itu aku cuma mau tau apakah perhatian kamu ke aku itu tulus atau gak dan aku lihat sepertinya perhatian kamu benar benar tulus." Dia tidak berani menatap wajah marah Farhan

Farhan menghembuskan nafas pelan. "Ya udah deh iya aku mau maafin kamu, aku juga minta maaf tadi udah marahin kamu. Jangan lakukan seperti tadi lagi ya? Aku takut itu semua akan terjadi dan aku gak mau itu."

"Iya." Fitri memberanikan diri untuk menatap wajah Farhan dan senyumnya mengembang

"Gue kangen banget sama lo." Tania memeluk Fitri

"Aku juga kangen banget sama kamu. Kamu apa kabar?"

"Kabar baik Fit. Lo sendiri gimana? Udah baikkan belum?"

"Lumayan, doain aja ya!"

"Lo gak boleh ngomong gitu, lo harus yakin kalau lo bisa sembuh," lirih Tania

Aku juga berharap seperti itu, batin Fitri

Farhan merasa ada yang kurang disini dan dirinya menyadari bahwa Azam pergi tak kunjung kembali. "Eh ya! Ka Azam kok belum kesini sih?"

"Yahh paling dia ke kantin kalau gak kesini sini," ucap Fitri

"Ish! Kalian berdua hebat sekali ya memerankan peran kalian disini," sindir Farhan

"Eh wait! Tadi itu kakak lo? Bukannya..."

"Hhh... Iya, itu tuh kakak angkat aku. Jadi sekarang aku tinggal di rumah bu Asih dan aku diangkat jadi anaknya," jelas Fitri

Tania ber "oh" ria sambil menganggukan kepala. "Eh btw gue kangen banget sama kamu. Gak kerasa udah hampir satu tahun gue gak ketemu sama kamu. Pokoknya kamu itu ter unch unch buat aku."

Farhan hendak muntah gara gara dengar ucapan Tania. "Muka lo biasa aja dong," celetuk Tania

"Perasaan udah B aja muka gue dari tadi."

"Terserah!"

Tania lanjut bercerita tentang pengalamannya disaat dia di Singapura sementara Farhan memilih untuk keluar kamar memberikan privasi

"Kayaknya kamu bahagia banget disana," ucap Fitri saat Tania selesai bercerita

"Hmm lo jangan bilang kayak gitu dong. Gue itu disana setiap hari keinget lo terus, mana mungkin gue bisa lupain sahabat gue sendiri. Gak akan pernah bisa," rengek Tania

Fitri tersenyum bahagia ternyata Tania masih mengingat dirinya. "Tan, aku bahagia dan beruntung punya sahabat kayak kamu yang mau jadi temen aku walaupun aku berpenyakitan."

"Heh lo jangan bilang kayak gitu. Gue mau sahabat sama lo tulus dari hati nggak mandang lo itu kayak gimana. Lo jangan bilang kayak tadi lagi ya nanti gue jadi sedih."

Fitri tersenyum lemah, "Iya."

"Sini gue peluk." Tania langsung memeluk Fitri dan Fitri membalasnya. Tapi selang beberapa menit tiba tiba Fitri merasakan sesuatu


Hey gaes gimana isi dari bab ini? Suka atau kurang meyakinkan
Plis komen bila ada yang harus aku perbaiki, jangan lupa luangkan waktu buat vote cerita ini. Oke bye²

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang