Chapter 37

4.8K 148 9
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Selamat membaca kelanjutan ceritaku. Semoga kalian menikmati

★★★

"Hayo mau ngeles apa lagi? Ngelesan lo itu gak kayak bajai jadi bisa langsung ketahuan. Ayo cepet alih kamera lo ke kamera depan."

Gimana nih, isyarat mulut Farhan

Fitri mengangkat kedua bahunya

"Farhan!!"

"Hust... Jangan berisik orang di rumah lagi pada tidur."

"Orang rumah orang rumah. Jelas jelas lo itu lagi di rumah sakit bukan di rumah. Kalau lo gak mau ngasih tau oke, gue bisa cari sendiri."

Fitri mencolek bahu Farhan. Farhan menoleh lalu tangan itu menutupi mikrofon ponselnya agar Tania tidak bisa mendengar percakapan diantara mereka. "Kasih aja alamat rumah sakit ini."

"Yakin?"

Fitri mengangguk. Farhan melepas tangan dari mikrofon

"Halo!"

"Hmm."

"Tan."

"Hmm."

"Lo mau tau ga gue lagi dimana?"

"Hmm."

"Oke. Gue kirim alamatnya lewat chat aja."

"Hmm."

Sambungan telefon pun terputus. Farhan bertanya sekali lagi ke Fitri, "Yakin?"

"Iya."

Sebenarnya Farhan gak ikhlas tapi ya sudah lah ini adalah permintaan orang yang dia sayang, dirinya pun akhirnya mengetik alamat rumah sakit lalu mengirimnya ke Tania

Beberapa menit kemudian

Tuning...

📩
"Sorry Han. Mungkin besok gue kesana karena sekarang udah malam."

"Pasti itu balasan dari Tania kalau dia akan kesini nya besok ya kan?"

"Iya."

"Ya udah mending sekarang kamu pulang ke rumah, besok kamu bisa kesini lagi sama Tania."

"Nanti aja aku pulangnya. Aku masih mau sama kamu," rengek Farhan

"Farhan dengerin aku ya. Sekarang udah malam nanti kamu dicariin mama kamu. Jadi sekarang pulang ya," bujuk Fitri

"Oke deh. Kamu gak apa apa aku tinggal pulang?"

"Gak apa apa. Kan ada ibu sama ka Azam."

"Oh. Ya udah aku pulang dulu ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Dengan berat hati Farhan meninggalkan Fitri sendirian dan dirinya bilang ke rumah

"Farhan. Andaikan kamu tau selama aku koma, aku bermimpi. Aku sedang berada di depan pintu surga. Aku jadi berpikir mungkin waktu ku sama kamu gak ada karena ajal ku udah dekat," gumam Fitri sambil meneteskan air mata

Farhan terbangun tengah malam, dirinya bermimpi buruk tentang Fitri sampai keringat menguncur dengan deras. Ya Allah pertanda apa lagi ini, gumamnya. Setelah mendapat mimpi itu Farhan tidak bisa tidur sampai matahari terbit

"Farhan bangun udah pagi!" seru mama

Baru aja mau tidur lagi eh mama udah bangunin, gerutu Farhan. "Iya ma!" Dengan mata yang masih mengantuk Farhan berjalan ke kamar mandi beberapa kali juga dia menabrak tembok

Farhan siap memakai seragam sekolah. Dengan terburu buru Farhan menuruni tangga

"Farhan sarapan dulu!" seru mama

"Disana aja ma sarapannya."

Mama menghampiri Farhan yang sedang mengikat sepatu sambil membawa Tupperware berisi nasi goreng. "Ini mama udah nyiapin sarapan buat kamu, buat jaga jaga aja seandainya kamu bangunnya kesiangan lagi."

Dia memasukan ke dalam tas. "Makasih ma! Farhan berangkat dulu ma. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Farhan menaiki motornya bersiap untuk pergi ke sekolah, dia tidak menyadari kalau dibelakangnya sudah ada Tania. "DOR!!" Dirinya terjingkat kaget

"Hah! Tania? Lo kok ada disini?" tutur Farhan

"Yes i'm here. Why?" tanya Tania

"E... enggak apa apa sih. Terus tujuan lo kesini mau apa?"

"Nebeng."

"Nebeng?"

"Iya nebeng, gue kan mau jenguk Fitri. Lo mau pergi ke rumah sakit kan?"

Farhan menepuk dahinya. "Haduh! Tan, lo tau gak ini hari apa?"

"Hmm... hari Rabu. Emangnya kenapa?"

"Tan dengerin gue. Sekarang gue mau berangkat sekolah. Sekarang udah jam 06:20 bentar lagi gerbang sekolahan akan ditutup, kalau udah ditutup lo tau kan apa konsekuensinya?" terang Farhan

"Iya gue tau. Gue ikut lo ke sekolah."

"Hah? Gila lo!" tegas Farhan

"Udah jangan kebanyakan bacot deh. Ayo cepet berangkat!" seru Tania

Gue yang punya motor kenapa dia yang nyuruh cepet, gerutu Farhan dalam hati

"Hmm malah bengong. Ayo cepet!"

"Iya ya. Sabar napa."

Ditengah perjalanan Tania banyak bertanya, sampai Farhan kewalahan menjawabnya. Akhirnya mereka sampai di sekolah, Tania langsung meloncat turun dari motor

"Udah lama banget gue gak kesini. Rasanya baru kemarin gue pindah."

"Stt... Bacot deh lo! Heh! Lo beneran mau nungguin gue sampe pulang?"

"Iyalah, kalau gak buat apa gue ngikut lo sampe ke sekolahan."

"Lo mau nungguin gue di parkiran?"

"Ih iya gak lah. Panas tau! Gue akan nungguin lo di kantin. Bye!" Tania langsung nyelonong pergi ke kantin

Ih nyusahin banget sih jadi orang, gerutu Farhan. Bergegas dirinya ke kelas, tapi tiba tiba...

Tuning...

📩
"Farhan gawat!"

Farhan langsung mengetik balasan, "Gawat kenapa ka?"

Tuning...

📩
"Pokoknya kamu habis pulang sekolah langsung ke rumah sakit."

Ada apa ini? Kok tiba tiba perasaan gue jadi gak enak, gumam Farhan

Masih setia membaca cerita ku kan? Kalian greget gak setiap aku gantungin ceritanya?

Jangan lupa vote dan komennya. Sampai juga di bab selanjutnya

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang