Keesokan harinya
Di sekolah Tania merasa kesepian karena tidak ada Fitri. 'Kenapa Fitri gak berangkat ya? Kok tiba tiba perasaan gue jadi gak enak ya. Semoga Fitri baik baik aja Ya Allah. Aamiiin,' batin Tania
Bel istirahat berbunyi. Tania berjalan sendirian ke kantin tiba tiba dia bertemu dengan Farhan
“Tan, lo kok sendirian sih Fitri nya kemana?” tanya Farhan
“Fitri gak masuk hari ini,” jawab Tania
“Kenapa?”
Tania menaikkan kedua bahu nya menandakan kalau dia tidak tahu
Di kantin Farhan duduk berdua dengan Tania, ada yang ingin dia tanyakan lagi mengenai Fitri. “Lo tau gak dimana rumahnya Fitri?” tanya Farhan
“Tau dong. Eh tapi btw, lo kok tumben nanya tentang Fitri? Apa jangan jangan lo suka ya sama Fitri?” goda Tania
“Eng...gak, sotoy banget lo,” ucap Farhan salting
“Tuh kan, lo gugup ngomongnya. Udah terbukti kalau lo suka sama Fitri,” goda Tania lagi
“Terserah lo deh,” ucap Farhan
“Cie... Hahaha,” ucap Tania tertawa
Tapi detik berikutnya, raut muka Tania berubah jadi sedih sambil menundukkan kepalanya. Melihat perubahan ekspresi Tania membuat Farhan bingung
“Kenapa lo jadi sedih, tadi kan lo tertawa lepas gara gara ledekin gue?” tanya Farhan
Tania menggeleng pelan
'Jangan jangan Fitri berpesan ke Tania supaya merahasiakan tentang penyakit yang dia derita ke semua orang,' batin Farhan
“Lo mau tau rumahnya Fitri ya?” tanya Tania
Farhan mengangguk
“Gue akan kasih tau alamatnya, tapi dengan syarat lo jangan kesana.”
“Kenapa gue gak boleh kesana?”
“Arghh! Pokoknya lo gak boleh kesana.” Farhan mengangguk pasrah. Tania kembali makan
Sementara di tempat lain. Fitri sedang terbaring lemah ranjang rumah sakit. Suara mesin pendeteksi detak jantung dengan konstan berbunyi di ruangan sunyi, menandakan bahwa di ruangan itu terdapat makhluk hidup. Yang bernapas, berdetak, namun matanya tertutup
Kemarin setelah berusaha semaksimal mungkin untuk menyadarkan Fitri, namun bi Asih tidak berhasil membuat Fitri tersadar dari pingsan. Akhirnya bi Asih langsung membawa Fitri ke rumah sakit
Kata dokter, keadaan Fitri sekarang kritis. Penyakit yang diderita Fitri mencapai stadium 4 bi Asih yang mendengar hal tersebut sangat sedih, bahkan sampai saat ini gak ada satu pun keluarganya yang tau tentang ini kecuali dirinya. Ingatan bi Asih melayang ke masa lalu, dimana Fitri masih mendapat kepedulian dari keluarganya.
Flashback on
12 tahun yang lalu
“Fitri berangkat sekolah dulu ya, bu ayah,” pamit Fitri
“Iya, kamu berangkat sama ka Rachel kan?” tanya Ibu
“Iya, tuh ka Rachel udah nungguin Fitri di depan,” ucap Fitri sambil tersenyum bahagia
“Ya udah, hati hati ya,” ucap Ayah
“Assalamualaikum.”
“Waalaikum salam.”
Fitri berangkat ke sekolah bersama Rachel menggunakan motor
Tak butuh waktu lama untuk Fitri sampai di sekolahnya, di turun dari motor dan berpamitan dengan Rachel tak lupa dia juga mencium tangan Rachel
“Belajar yang bener ya.”
“Iya.”
“Jangan bolos.”
“Iya.”
“Jangan pacaran.”
“Iya, ka Rachel.”
“Ok, tapi nanti ka Rachel gak bisa jemput kamu.”
“Kenapa?”
“Hari ini ka Rachel mau ngerjain tugas kelompok di rumah temen kakak, gak apa apa kan kalau hari ini kamu pulang sendiri.”
“Gak apa apa kok ka, aku kan udah gede bukan anak kecil lagi.”
“Ya udah, ka Rachel pergi dulu ya. Assalamualaikum.”
“Waalaikum salam.”
Rachel pun pergi meninggalkan area sekolah Fitri. Fitri mengenakan seragam putih biru pun langsung masuk karena sebentar lagi bel masuk bunyi. Fitri duduk di kelas 2, di SMP Cempaka putih
★★★★
Hai semua para readers akoh😂
Masih nungguin kelanjutan cerita ini??
Mau aku lanjutin ceritanya? Kalau mau, kasih semangat dong dengan cara pencet gambar bintang dibawah terus komen "semangat thour" gitu😂
Yang belum follow ig aku follow ya
Username : afshohaturrisalahH
A
P
P
YR
E
A
D
I
N
G
😊😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Keluargaku [Selesai]
Teen FictionDON'T COPY PASTE MY STORY!!! Rangking #1 in baperstory (13 November 2019) #1 in penderitaan (13 November 2019) #2 in rekomended (11 Mei 2020) #2 in surat (31 Agustus 2020) #2 in kasar (29 Juli 2019) #7 in baca (16 September 2019) #8 in stoppembajak...