Chapter 28

4.9K 161 0
                                    

Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Happy reading

★★★★

"Kenapa?" tanya Farhan membuat Fitri terjingkat kaget

"Ka Azam kirim chat ke aku, katanya tadi Bi Asih udah kesini dan surat pindahan aku keluarnya besok. Besok hari terakhir aku sekolah."

Seketika perasaan Farhan berubah menjadi sedih. Jadi besok adalah hari terakhir Fitri sekolah, gerutunya dalam hati

Tiba tiba seklibat pikiran buruk melintas di otak Farhan, sesegera mungkin dia mengusirnya. "Lo serius mau pindah?"

Fitri mengangguk, "Iya, dan aku juga udah panggil ke Bi Asih dengan sebutan ibu."

Farhan tersenyum getir

"Kenapa? Kok ekspresi kamu kayak gak ikhlas gitu sih?"

"Enggak apa apa, gue cuma sedih aja lo mau pindah."

Fitri bisa merasakan kesedihan Farhan dari ucapannya barusan. "Kamu gak usah sedih. Kan kamu bisa main ke rumah kapan pun yang kamu mau," ucapnya berusaha mencairkan suasana

"Boleh?"

"Iya."

Fitri segera mengirim pesan ke Azam kalau dirinya akan pulang bersama temannya, yaitu Farhan. Dan Azam hanya menjawabnya dengan emot jempol

Bel sekolah berbunyi dengan nyaringnya, seluruh siswa berhamburan keluar bergegas untuk pulang ke rumahnya masing masing. Begitu juga dengan Farhan menghantar Fitri pulang

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di rumah Bu Asih, terlihat Azam berdiri bersender di pintu. Fitri turun dari motor dan berterima kasih kepada Farhan

"Makasih ya udah anterin aku," ucap Fitri

"Iya sama sama."

"Mau masuk atau-," ucap Fitri menggantung

"Kayaknya gue langsung pulang aja lagipula lo udah ditungguin tuh!" ujar Farhan sebari menunjuk Azam dengan dagunya

Lalu Fitri menengok ke belakang dan benar Azam sudah menunggunya. Azam hanya diam tidak merespon apa apa. "Atau mau aku kenalin ka Azam dulu ke kamu?" Belum juga Farhan menjawab pertanyaan, dirinya langsung menyelonong pergi dan kembali bersama Azam

"Ka Azam ini kenalin temen aku namanya Farhan," ucap Fitri memperkenalkan Farhan

"Azam." "Farhan, ka." Azam dan Farhan saling menjabat tangan sebentar lalu melepasnya kembali

"Kamu ini benar temannya Fitri?" tanya Azam dengan wajah tegasnya penuh selidik

"I-iya ka benar," jawab Farhan gagap, dia takut Azam akan marah karena telah membonceng Fitri

Tiba tiba Azam menarik kedua sudut bibirnya. "Alhamdulillah syukur deh kalau begitu. Aku kira kamu ini penjahat yang nyamar jadi temannya Fitri," ujar Azam. Farhan menghembuskan nafas lega. Gue kira dia bakal marah ternyata tidak, gerutunya dalam hati

"Ka Azam nih kalau ngomong suka ngaco!" seru Fitri

"Ya tau kalau dia ini boong. Kamu gak boleh percaya sama orang baru."

"Farhan itu bukan orang baru," jeda Fitri lalu teringat sesuatu, "ibu mana ka?"

"Ada didalam."

"Eng ... kalau begitu gue pulang dulu takut kesorean nyampe rumahnya," pamit Farhan

"Iya. Hati hati ya dijalan," ucap Fitri memberikan sebuah senyuman

"Gue pamit ya, Fit, ka Azam. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Fitri menatap punggung Farhan yang menjauh lalu menghilang ketika di belokan. Dia masuk ke rumah, Azam membuntut dibelakang

"Cie kayaknya ada yang jatuh cinta nih," goda Azam sambil menahan tawa

"Apaan sih ka. Siapa juga yang jatuh cinta. Sok tau," elak Fitri berjalan menuju kamarnya

Tawa Azam menggelegar melihat tingkah salting adiknya itu. Kok aku ngerasa kalah saing sih sama Fitri, gerutunya dalam hati

★★★★

Kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote

Ig ku: afshoha_turrisalah

Surat Untuk Keluargaku [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang