"Apa!!!!!"
Dua orang yang kini tengah berhadap hadapan itu begitu terkejut dengan ucapan kedua orang tua mereka."Pokok nya nggak ada yang boleh menentang keputusan kedua keluarga ini, termasuk kalian berdua!!"
Ucap chaerin (ibu jennie)"Ya nggak bisa gitu dong bun!! Bicarain dulu kek baik-baik sama kita, ini main mutusin aja" jennie yang memang dasar nya ceplas-ceplos mengungkapkan semua isi hatinya, hanbin yang berada di hadapan jennie pun mengangguk setuju.
"Jen...maafin om dan tante juga ya, karena berita ini begitu mendadak buat kalian"
Kini giliran tablo (ayah hanbin) yang berbicara."Yah...kita tuh masih semester 3, emang sih hanbin tau siapa jennie, sikap nya dia gimana, cuma bukan berarti hanbin harus nikah juga sama dia"
Hanbin menatap ayahnya murka, jelas saja ia menolak perjodohan tak berdasar ini karena ia sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai tentunya."Aduh om...gak bisa di pikirin lagi emang???" Giliran jennie kini merayu ayah hanbin.
"Jen...kamu udah mama anggep jadi anak mama sendiri, kamu aja dari dulu udah manggil tante mama, mau ya??? Please???"
Dara, bunda hanbin merengkuh jennie ke dalam pelukannya, memang benar sih jennie selalu manggil dara dengan sebutan mama, dan mereka memang sangat dekat, namun ini urusannya hati, bukan hanya bertindak semaunya dan tak memikirkan apa akibat setelah keputusan tidak dewasa kedua orang tua mereka."Oke gini deh....yang jelas aku sama jennie nggak bisa jawab tawaran kalian hari ini, tapi hanbin janji bakal ngasih keputusan kami secepatnya"
Hanbin pun pasrah lebih baik mengulur waktu daripada tidak sama sekali."Iya om, mah, bunda dan ayah, kita janji bakal kasih keputusan secepatnya, tapi yang jelas tidak hari ini, karena ini menyangkut masalah hati masing masing" Lanjut jennie yang langsung mendapat anggukan dari hanbin.
"Baiklah kalau itu yang terbaik buat kalian, ayah bisa apa?"
Giliran jiyoung (ayah jennie) kini bersuara setelah ia memilih bungkam sementara waktu.Hanbin dan jennie kini sedikit lega, karena mereka bisa mengulur waktu lebih lama lagi, gila saja kalau mereka jadi nikah bulan depan, yang jelas antara jennie dan hanbin tak akan ada yang menikmati pernikahan ini meskipun mereka sudah berteman sejak kecil.
***
"Sekarang kita harus gimana???"
Tanya jennie pada hanbin yang kini tengah duduk di depan kemudi dengan tatapan kosong."Sumpah, otak gua nggak bisa bekerja sekarang"
Jawab hanbin datar."Arghhhh, gua harus ngomong apa dong sama taeyong ntar"
Jennie mengusap wajahnya kasar kemudian memijit pelipisnya karena kepalanya begitu pening sekarang."Gua juga bingung ngomong sama dahyun gimana"
2 orang lelaki dan perempuan itu memilih diam dan beradu dengan fikiran masing masing, mereka begitu kacau sekali karena keputusan yang tak begitu menguntungkan bagi mereka.
"Bin, jangan kasih tau temen-temen tentang hal ini, lu kan orang nya ember!" Ucap jennie yang langsung mendapat tatapan tajam dari hanbin.
"Nggak kebalik ya?? Biasanya yang ember kan lu monyet!"
Beginilah mereka, walaupun mereka bersahabat tetap saja tak ada kata damai di antara mereka, jadi bisa di bayangkan jika mereka berdua menikah, apa yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah [END]
Fanfiction[Tahap Revisi] "tiap hari gini terus, lama lama gua masuk rumah sakit jiwa"-kim jennie "di suruh jadi imam yang baik?? istrinya aja kek begitu gimana gua mau jadi imam yang baik??"-kim hanbin