Entah dorongan apa yang membuatnya bangun sepagi ini, ia bosan sungguh sangat bosan, dan ia capek menunggu perempuan yang begitu dicintainya itu sekedar menghubunginya meskipun hanya lewat chat.
Pilu yang ia rasakan sudah tak lagi terasa karena memang terlalu sakit sampai rasa itu hilang dengan sendirinya, sudah cukup perempuannya itu menikah dengan lelaki lain tanpa sepengetahuannya dan sekarang??? Perempuan itu sudah mengandung anak dari pria tersebut, apa yang harus ia lakukan sekarang?? Jika bertahanpun malah membuatnya sakit bukannya lebih baik jika ia melepaskan perempuannya itu bahagia dengan orang lain.
Apa sebenarnya yang membuat taeyong marah?? Pertama, perempuan itu hanya diam tanpa sepatah kata pun memberi penjelasan padanya. Kedua, mengapa hanbin juga diam tak memberitahunya sama seperti jennie, di anggap apa taeyong sebenarnya?? Apakah tidak bisa mereka memberitahunya baik-baik.
"Kayaknya gua harus ke kampus buat nyari tau semua ini. Gua nggak bisa terus-terusan diginiin"
Taeyong bangkit membersihkan hati, badan, dan fikirannya, rasanya kalai bersembunyi terus masalah ini tidak akan berakhir. Ia harus bertemu jennie dan hanbin hari ini juga, ia harus meminta penjelasan supaya hatinya bisa tenang dan tidak mengurung diri dikamar terus menerus.Sebenarnya ia malas ke kampus. Dia pasti akan menjadi pusat perhatian, bagaimanapun semua orang tau kalau taeyong itu pacarnya jennie, mau di taruh dimana muka taeyong setelah fakta terungkap bahwa ia ditinggal menikah oleh pacarnya sendiri.
Sebelum turun dari mobilnya, taeyong menarik nafasnya dalam-dalam, ia harus siap dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Dan benar saja setelah ia turun dari mobil seketika seluruh pandangan mata tertuju padanya, baiklah kali ini abaikan saja yong, toh tatapan mereka tidak akan membunuhmu kan?
taeyeong berjalan cepat, dia begitu paham bahwa jam-jam segini jennie pasti tidak ada di kelasnya, ia bergegas menuju kantin tempat jennie dan teman-temannya dulu sering berkumpul bersama.
Dan memang tebakan taeyong itu tidak pernah salah, jennie tengah bersama lisa, jisoo dan rose, awalnya ia sempat ragu namun kalau tidak sekarang kapan lagi??, dengan percaya diri yang minim taeyong mencoba mendekati meja itu, dari kejauhan pun jennie yang awalnya tersenyum sumringah melihat taeyong berjalan ke arahnya pun seketika berubah ekspresi wajahnya, tentunya ketiga temannya ikut melihat kearah mana mata jennie menatap, dan setelah mereka tau siapa yang datang, ketiga perempuan itu memilih pergi karena paham dengan situasi.
Tercekat, itulah yang taeyong rasakan ketika melihat perempuan yang sangat ia rindukan itu, rasanya ingin sekali memeluknya, tapi.....tapi dia bukan miliknya lagi, dia sudah menjadi milik orang lain, kaki nya lemas, tangannya bergetar, matanya merah menahan air mata yang sebenarnya ingin taeyong sembunyikan, ia adalah taeyong, seorang pria kuat bukan pria yang lemah hanya karena cinta ia sampai begini, tapi ya inilah kenyataannya ia menjadi pria lemah karena cinta.
Sama halnya dengan taeyong mata jennie pun memerah tanda bahwa ia sekuat tenaga menahan air matanya itu supaya tidak tumpah, ia mencoba tersenyum semanis mungkin, namun taeyong tau bahwa senyuman itu penuh dengan kesakitan.
"Gimana kabar kamu?"
Mencoba tegar, namun suara taeyong bergetar hebat."Baik, kamu gimana?? Nggak liat kamu akhir-akhir ini di kampus"
Masih dengan senyum yang di paksakan, jennie menjawab pertanyaan dan balik bertanya pada taeyong, ia ingin menangis sekencang-kencangnya kali ini, namun ia tak ingin taeyong melihat air matanya."Maaf udah ngajakin kamu kabur kemarin, aku beneran khilaf jen, fikiran aku kalut waktu itu, tentunya kamu pasti paham"
Taeyong menunduk membayangkan cintanya yang tulus kini telah terkhianati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah [END]
Fanfiction[Tahap Revisi] "tiap hari gini terus, lama lama gua masuk rumah sakit jiwa"-kim jennie "di suruh jadi imam yang baik?? istrinya aja kek begitu gimana gua mau jadi imam yang baik??"-kim hanbin