Jennie benar-benar marah kali ini, sudah hampir satu jam ia menunggu hanbin di parkiran namun suaminya itu tidak kunjung datang, ponselnya pun tidak aktif, ia bertanya kepada rekan asdosnya hanbin, seperti wonwoo dan sehun namun mereka mengatakan bahwa hanbin tidak ada jadwal jadi seharusnya sudah pulang, lalu kemana pria itu.
Tak lama datanglah rose dan june yang menuju parkiran mau pulang, rose yang melihat jennie tengah bersandar pada salah satu tiang menhampirinya.
"Jen...kok belum pulang?? Hanbin mana??"
"Tau tuh onta arab pergi kemana, gua di telantarin disini"
Jennie melipat kedua tangan nya di depan dada sembari memutar bola matanya jengah, dalam pikirannya sekarang adalah "mati kau kim hanbin, jangan harap lu selamat sampe rumah""Ya udah, bareng gua sama june aja jen...rumah lo deketkan, searah juga"
Untunglah jennie punya teman yang begitu baik hati seperti rose, entahlah pokoknya dia marah sekarang dengan hanbin, suami apaan kayak begitu."Iya jen, bumil nggak baik kena udara luar, apalagi udah sore terus mau ujan gini, ikut aja gua sama rose"
Sahut june dari dalam mobil.Dengan terpaksa jennie numpang mobil june kali ini, daripada dia nggak pulang, mati kedinginan di kampus kan nggak lucu, masa ia dia ntar jadi kuntilanak.
Dalam mobil june, jennie hanya diam memandangi ponsel nya, dia masih berharap hanbin menjelaskan sesuatu atau sekedar menelfonnya dan menanyakan keberadaan nya, namun nihil.
"Hanbin kemana sih, hari ini gua juga nggak ketemu sama dia, biasanya kita berempat kan ngumpul"
Jennie memperhatikan dengan seksama ucapan june barusan."Dia nggak telfon lo dulu jen??"
Tanya rose"Nggak chie, nomor nya nggak aktif, nggak biasa-biasanya dia kayak gini"
Jennie menunduk sedih, ya karena pada kenyataannya hanbin itu tidak pernah menghilang tanpa kabar seperti sekarang ini.Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya jennie sampai dirumahnya juga, tepat setelah jennie turun dari mobil june hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
"Jenn jangan lari...."
Teriak rose ketika melihat jennie berlari menuju rumahnya, ya karena hujan dan tidak ada payung, makanya jennie berlari, lagian kalau lari kecil dia juga tidak akan keguguran kok, si rose memang protektif banget orangnya."Makasih ya...hati-hati kalian"
Jennie melambaikan tangannya dan di balas lambaian tangan juga oleh rose.Jennie masih setia di depan pintu menanti mobil yang di tumpangi june dan rose meninggalkan depan rumahnya, dan setelah mobil itu hilang jennie memeriksa baju nya yang sedikit kumal karena kehujanan tadi.
"Untung si june sama rose mau kasih tumpangan ku gua, kalo nggak gimana coba??"
Jennie memutuskan untuk segera membersihkan diri, kalau tidak segera bisa-bisa dia masuk angin dan itu tidak baik untuk ibu hamil.Selagi jennie mandi, hanbin baru pulang ke rumah, dengan langkah panik ia masuk ke dalam rumahnya, dab mencari keberadaan jennie.
"Jen...jennie!!! Sayang????"
Teriak hanbin, mencari ke dapur, ruang tengah, lalu ke kamar utama, tapi nihil, dan akhirnya ia mencari nya ke kamar tamu tempat jennie biasanya menaruh barang-barang, dan benar saja tas dan sepatunya nampak sudah disana, tenang dong hanbin akhirnya, pasalnya ia tadi ke kampus mencari keberadaan jennie namun tak menemukannya, dan permasalahan utamanya adalah ponsel nya kehabisan batrei otomatis dia nggak bisa telfon jennie.Jennie yang baru keluar dari kamar mandi, menatap hanbin malas, ia memalingkan muka dan pergi ke kamarnya untuk ganti baju, namun hanbin malah mengekornya dan bicara tanpa henti mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah [END]
Fanfic[Tahap Revisi] "tiap hari gini terus, lama lama gua masuk rumah sakit jiwa"-kim jennie "di suruh jadi imam yang baik?? istrinya aja kek begitu gimana gua mau jadi imam yang baik??"-kim hanbin