Pagi ini matahari bersinar begitu hangat, cahayanya menembus memecah kegelapan, mata indah itu masih setia menatap gadisnya yang masih terlelap terlena dengan mimpinya.
Seulas senyum lolos begitu saja dari bibir tebalnya tatkala menatap wajah polos jennie yang tengah tertidur, namun tak lama, jennie mulai terganggu oleh tatapan aneh sang suami, ia membuka mata pelan, menemukan sosok hanbin yang masih setia memandangnya tanpa berkedip sekalipun
"Morning kiss"
Ucap Hanbin mencium kening jennie, sedangkan yang mendapat ciuman nampak merona pipinya."Kok nggak siap-siap sih?? Bukannya hari ini kuliah??"
Tanya jennie pada hanbin yang kini memilih untuk kembali terlelap setelah melihat jennie bangun."Enggak mau, maunya disini aja sama kamu ya ya ya...."
Hanbin merengkuh jennie kedalam pelukannya."Aku ntar juga kuliah loh, masa kamu nggak kuliah sih??"
Ucap jennie yang kini tengah menikmati dada bidang hanbin (mamposss yang ngaku istrinya hanbin mana suaranya)"Maaf ya udah bikin tanda di sini, terus ini, ini lagi....aduh jangan kuliah deh mending"
Hanbin menunjuk leher jennie, ada beberapa lebam kemerahan karena ulahnya tadi malam, dan seketika membuat jennie shock."Ehh beneran ya?? Cariin obat cepet, salep kek apa kek!?"
Jennie mengambil ponsel nya sekedar ia buat kaca melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya."Nggak ah, biarin gitu aja, biar taeyeong mikir yang aneh-aneh"
Fix, hanbin kali ini ingin membangunkan rubah berekor sembilan."Apaan sih kamu ihhhh sebel deh"
Jennie sedikit mendorong tubuh hanbin menjauh."Kamu mulai suka aku dari kapan??"
Pertanyaan hanbin barusan sukses membuat jennie terdiam tanpa kata."Kok diem sih?? Mulai kapan sih jen??"
"Kayaknya awal kelas satu SMA deh"
Jawab jennie apa adanya, ya harus bagaimana lagi?? Faktanya memang begitu."Sampe sekarang dong berarti?"
Tanya hanbin lagi"Apa faedah nya buat aku kalo aku jawab pertanyaan kamu yang terakhir?"
Jennie menatap intens hanbin, namun bukannya terintimidasi, hanbin malah balik menatap jennie dalam penuh arti."Jenn aku mau kamu jujur, aku denger cerita kamu di rumah sakit, aku sadar waktu itu, aku cuma pura-pura tidur aja, kalau kamu tanya aku suka sama kamu apa nggak?? Kayaknya jawaban tadi malem udah ngewakilin perasaan aku deh, dan aku putus sama dahyun juga biasa aja, malah pisah semenit dari kamu doang yang bikin sesak nafas"
Jennie terdiam lama ia tak tau harus bagaimana, oke disatu sisi ia bahagia karena hanbin ternyata juga suka padanya, namu disi lain, bagaimana dengan taeyeong?? Jennie juga mencintainya.Melihat jennie yang diam, hanbin membuka suara.
"Maaf karena terlambat buat tau perasaan aku sendiri jen, tapi aku sekarang suami kamu, aku nggak nyuruh kamu buat putus sama taeyeong, aku cuma..."
Hanbin akhirnya diam, sedangkan jennie tersenyum singkat."Udah deh, kenapa jadi kamu yang ribet sih bin....iya aku tau kamu suami aku, aku juga punya kewajiban buat layanin suami, hormatin suami, nurut apa kata suami, tapi pelan-pelan ya sayang...semua itu butuh proses oke"
Jennie menjelaskan pada hanbin pelan, hanbin tersenyum lebar, pagi ini akan menjadi pagi yang paling indah selama hidupnya, entah bagaimana mengekspresikannya tapi rasanya begitu menyenangkan."Ya udah ayo bangun kamu kuliah kan?"
Jennie memilih untuk bangkit duluan, sedangkan hanbin masih setia dengan kasur nya."Jennnn..."
Panggil hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah [END]
Fanfiction[Tahap Revisi] "tiap hari gini terus, lama lama gua masuk rumah sakit jiwa"-kim jennie "di suruh jadi imam yang baik?? istrinya aja kek begitu gimana gua mau jadi imam yang baik??"-kim hanbin