Allea duduk di tangga ruko tempatnya berteduh kedua tangannya bersedekap merasakan angin yang mulai menusuk tulangnya , matanya menatap ke arah jalan yang sepi berhiaskan rintikan hujan . Allea terus mencerna kata kata Reyhan tadi , jujur yang dikatakan Reyhan itu ada benarnya .
Beberapa saat kemudian , Reyhan datang menghampiri Allea yang duduk sambil melamun .
"Nih , buat lo ," ujar Reyhan sambil menyodorkan plastik hitam pada Allea . " Ini apa ?,"tanya Allea . " Udah , buka aja lagian niat gue baik kok , percaya deh ."Jawab Reyhan . Allea mengambil plastik hitam dari tangan Reyhan lalu membukanya perlahan ."Apaan nih ?."
"Susu putih hangat sama nasi kucing ."
"Buat gue ?."
"Ya-iyalah , kalo buat orang ngapain coba gue kasih ke lo ."
"Ya udah , lo makan gih , gue tau kok lo belum makan walau tadi pas gue tanya 'lo laper nggak' lo jawabnya 'enggak' ."
"Udah nggak usah gengsi , gue heran deh kenapa sih perempuan itu sukanya pake gengsi segala ? , padahal ntar ujung - ujungnya juga mau ."
"Gini ya Al , kalo lo tetep pertahanin gengsi lo juga nggak papa asalkan jangan tinggi - tinggi entar ujung-ujungnya kan lo sendiri yang kena imbasnya ."
********
Allea masih diam tak berkutik dengan kedua tangan bersedekap akibat merasakan dinginnya angin yang menusuk tulangnya . Bahkan plastik yang tadi diberikan oleh Reyhan belum ia sentuh sedikitpun akibat tubuhnya begitu dingin .
"Ko nggak lo makan ,Al ?," tanya Reyhan bingung .
"Nanti aja , gue kedinginan nih ," jawab Allea gemetar .
Reyhan berjalan menuju motornya lalu membuka jok motornya untuk mengambil jacket . Kemudian , Reyhan menutup jok motornya lalu berjalan ke arah Allea dengan jacket yang tersampir di lengan tangan kirinya . Sedangkan Allea ? , dia tak peduli karena saat ini tubuhnya tak mendukung untuk bertanya pada Reyhan ataupun apalah itu .
Reyhan kini sampai di tempat Allea berada . Ia pun duduk disamping Allea yang kini tengah menggigil . Tanpa hitungan , Reyhan langsung memakaikan jacketnya pada bahu Allea . Allea menoleh menatap Reyhan penuh tanda tanya .
Kenapa Reyhan sepeduli itu padanya ?Allea diam tak berkutik dan kini tubuhnya mendingan dari sebelumnya . Tapi , dalam hatinya ia masih tak percaya seakan - akan yang telah memberinya kehangatan adalah Reyhan , musuhnya sendiri . Apakah Reyhan tidak kedinginan ?
Reyhan diam lalu ia mengambil sebuah rokok dari sakunya yang ia beli di warung angkringan tadi . Ia menaruh ujung rokok di bibirnya dan menyalakan ujung yang lain dengan korek api , menghisap dan menghempuskan asap dari bibir . Allea menoleh menatap Reyhan seolah - olah baru pertama kali ia melihat Reyhan merokok dan itu tepat di sampingnya . Reyhan menyadari kalau Allea memerhatikannya maka dengan sigap cowok itu menjatuhkan rokoknya dan menghinjaknya dengan sepatu sampai padam .
"Sorry , gue kira lo tidur ," ujar Reyhan .
"Iya , gapapa kok ."
Reyhan menjatuhkan pandangannya ke arah samping mendapati plastik hitam pemberiannya lalu ia membuka isi plastik hitam itu dan ternyata isinya masih utuh .
"Kenapa nggak dimakan ?," tanya Reyhan sambil menaikkan satu alisnya .
Allea menoleh .
"Gue nggak laper ."
"Lo laper atau nggak tetep harus dimakan , kasihan tuh makanannya nangis loh ."
"Nggak mau , gue nggak laper ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan (Masa Revisi)
Teen FictionBagaimana jika orang yang kamu suka disukai sahabatmu juga? Apakah yang akan kamu lakukan? Apa kamu siap merelakannya atau sebaliknya? *** Hanya kisah sederhana Allea Fifiana dan semua masalah yang dihadapinya saat Reyhan--yang ia suka--disukai pula...