48

1.9K 75 1
                                    

         Allea berada di teras depan rumahnya. Cewek itu tengah mengikat kedua tali sepatunya sambil menunggu Alvian yang sedang sarapan.

         "Pagi...," sapa seseorang yang berada di hadapan Allea. Allea mendongak , matanya menatap intens Reyhan dengan mulut ternganga. Sejak kapan Reyhan ada disini?

        Setelah selesai mengikat kedua tali sepatunya , Allea bangkit berdiri. Di otak nya berputar banyak sekali pertanyaan yang akan dia beri pada Reyhan. Bisa-bisa nya cowok itu datang tak di jemput dan pulang tak di antar.

"Sejak kapan gue nyuruh lo kesini?," tanya Allea dengan kedua tangan yang berada di pinggangnya.

"Sejak....bang Vian nyuruh gue lah," jawab Reyhan seadanya. Pasalnya, memang Alvian lah yang menyuruh dia untuk mengantar Allea sekolah.

"What the heck? Bang Vian yang nyuruh lo?," Allea memastikan. Jika hal itu memang benar , Allea ingin sekali memenggal kepala Alvian.

"Iyas , bang Vian nyuruh gue , katanya dia mau jemput Clara dan lo sama gue."

Sialan!

        Allea berbalik badan , cewek itu berjalan masuk kedalam rumah sambil mengusap rambut nya frustasi.

BRAKK!

       Allea baru saja menggebrak meja makan lebih tepatnya di hadapan Alvian secara live.

"Bang Vian!!!!!, bang Vian nyebelin ish!!!!," protes Allea dengan nada menggelegar.

"Apaan sih? Gue kenapa ha?," tanya Alvian yang tengah mengoleskan selai bluberry di atas rotinya dengan tampang tak berdosa.

"Lo nyuruh Reyhan jemput gue kan?," tanya Allea penuh penekanan.

         Sejenak Alvian diam , cowok itu kini menatap Allea yang tengah bersedekap sambil meniup-niup helai rambut yang menutupi wajahnya.

"Hehe...iya Al," Alvian nyengir kuda.

"Lo begooo ish!!!!, bang Vian!!!," Allea mengguncangkan tubuh Alvian.

"Bang Vian nyebelin!!!!!!," pekik Allea sangat keras. Berhubung ayah sama bunda nya lagi ke luar kota , jadi bebas dong. Hehe...

"Aduhh...nggak usah teriak-teriak dong Al , sakit kuping gue!," gerutu Alvian sambil menutup kuping kirinya.

"Biarin , biar bang Vian budek sekalian , Allea nggak peduli!."

"Emang gue bersalah segede gajah ya?."

Allea mengangguk.

"Emang gue salah apa coba?."

"Lo nyuruh Reyhan jemput gue , karena lo mau berangkat bareng Clara."

"Jahat banget ish bang Vian!."

"Ya baik lah , kan gue mau bantu lo pdkt ma tuh bocah," Alvian kini melahap rotinya.

"Pdkt? Siapa yang mau pdkt ha?."

"Yuaa..lo," jawab Alvian dengan mulut penuh roti.

"Pagi kakak....," sapa Reyhan yang tiba-tiba nongol tanpa dosa.

"Pagii adek Reyhan...," balas Alvian lalu menegak segelas susu di hadapannya.

"Al , berangkat yuk , udah mau setengah tujuh nih," kata Reyhan sambil melihat ke arah jam hitam yang melingkar di tangannya.

"Gue tunggu di luar ya," pamit Reyhan lalu pergi.

        Seusai kepergian Reyhan , Allea melihat ke arah Alvian dengan tatapan tajam elang nya.

Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang