43

1.7K 76 3
                                    

Siap atau enggak , janji tetaplah janji.

***

      Allea duduk di pinggiran kolam renang , mata cokelatnya menatap lurus ke bayangannya yang terpantul di air.

"Air emang nggak selalu tenang , air bisa kacau juga," ucap seseorang di belakang Allea.

     Allea menoleh ke belakang , cewek itu menatap Reyhan yang berjalan ke arahnya sekarang.

"Belum pulang?," tanya Allea saat Reyhan duduk di sampingnya.

"Belum."

"Kenapa?."

"Pengen aja," sahutnya santai.

      Reyhan itu tenang , ia selalu bisa mengatasi masalah dengan penuh ketenangan seolah olah nggak pernah terjadi sesuatu yang mengerikan di hidupnya. Allea jadi iri , ia ingin seperti Reyhan. Penuh ketenangan.

"Kasih gue resep biar kayak lo."

"Resep apa? Gue bukan dokter ," Reyhan tersenyum , sedikit.

"Kasih gue biar terlihat tenang kek lo."

"Ohh itu," Allea mengangguk.

"Gampang , sini gue bilangin."

        Tanpa hitungan Reyhan merangkul pundak Allea , membuat cewek itu terlonjak kaget.

"Percaya sama endingnya," bisik Reyhan pelan.

Allea mengernyitkan dahi,"Maksud lo?."Tanyanya bingung.

"Jalani ceritanya aja , lo pasti bisa," jawab Reyhan melepas rangkulannya.

"Ending nya kalo sad gimana?."

      Reyhan menghentakkan giginya , terlalu rumit menjawab pertanyaan Allea yang ujung ujungnya di tanya lagi. Allea terlalu polos atau emang nggak paham ya?

"Jalanin aja , kalo sad ending terima dengan lapang dada," jawab Reyhan santai.

"Berarti gue nggak bisa samaan sama lo?."

Reyhan menghedikkan bahunya,"Entah , hanya takdir dan Tuhan yang tau."

"Rey...," lirih Allea.

"Apa?."

"Maafin gue."

"Buat?."

"Gara gara gue lo—."

"Siap atau enggak , janji tetaplah janji. Jangan terlalu menyalahkan diri atas semua yang terjadi."

"Gue udah bilang kalo lo bisa berkorban kenapa gue nggak bisa?."

      Allea diam mematung , rasanya begitu bersyukur dapat di cintai cowok kayak Reyhan. Tulus. Allea berharap suatu hari nanti ia bisa bersama cowok di sampingnya , entah kapan itu? Allea harus menunggu.

"Hati gue masih buat lo , meskipun raga gue nanti akan bersama Tania," Reyhan tersenyum tulus.

"Seharusnya Tania bersyukur punya teman kayak lo."

Allea mengernyitkan dahi, "Kenapa?."

"Mau berkorban demi sahabat bangsat , kalo gue mah ga peduli , ga punya teman juga ga buat kita tolol dan bego."

"Tania teman gue dari kecil," sahut Allea lesu.

       Reyhan mendesis kasar , bisa bisanya Allea masih menganggap Tania sahabat? Why? Tania bukan sahabat , dia egois. Reyhan pengen menjitak kepala Tania sekarang. Gadis itu terlalu busuk hatinya. Ingat , Azab selalu ada di ujung!

"Ga usah anggap dia sahabat , hatinya terlalu busuk , egois." Protes Reyhan kesal.

"Gue balik," ucap Reyhan lalu pergi.

     Allea memandangi punggung cowok itu hingga akhirnya lenyap dari penglihatannya. Reyhan benar , nggak seharusnya Tania layak mendapat gelar sahabat lagi.

"Hidup itu rumit , terkadang manusia susah memahaminya." ujar Allea sambil menggerak gerakan kedua kakinya di air.

***

       Reyhan menghentikan motor ninja hitamnya di sebuah TPU , tempat berbaringnya dua orang yang ia cintai.

"Ma , Chel , Reyhan kangen sama kalian," Reyhan menatap lekat dua makam di hadapannya.

"Reyhan lagi kesulitan," lanjutnya sambil mengelus batu nisan mamanya.

"Reyhan butuh sandaran , Reyhan butuh mama dan Rachel,"Reyhan tertunduk lesu.

"Bantuin Reyhan ma , Reyhan capek , Reyhan kesepian."

"Reyhan suka Allea , tapi Reyhan ga bisa miliki Allea."

"Chel , maaf gue ga bisa terus terusan jaga hati buat lo , tapi tenang aja gue nggak akan lupain lo Chel , gue janji," Reyhan menjatuhkan pandangannya ke makam Rachel yang berada di sebelah makam mama nya.

"Ma , Chel , Reyhan pamit dulu , assalamualaikum," ujar Reyhan lalu pergi dari pusara mama nya dan Rachel.

       Reyhan melajukan kembali motornya ke sebuah taman yang tak jauh dari komplek rumahnya. Ia harus menenangkan diri sekarang , hatinya benar benar kacau. Reyhan butuh sendirian.

***

      Allea berdiri di balkon , matanya menatap ke arah jalanan yang sepi. Tangannya terlentang , merasakan dinginnya angin malam yang menyeruak di tubuhnya.

"Tania Venezhia , kalo bukan karena lo sahabat gue , gue nggak akan relain Reyhan," kata Allea sambil memejamkan kedua matanya.

"Gue ga rela Tan , gue ga rela."
Lanjutnya sambil menggeleng pelan.

***

Hai hai hai , how are you??

Um akhirnya aku update reyhan juga hari ini:)

Sorry lama update , di karenakan author tugasnya lagi numpuk hehe😂

Ga usah banyak banyak berkata kata aja deh , takut kelamaan.

Happy reading terus yah , jangan bosen sama cerita aku. Vote and koment di tunggu juga loh ini...

Salam manis

rizrisma


Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang