Reyhan kembali duduk di hadapan Allea —setelah selesai memesan makanan .
"Al..., gue mau tanya sesuatu sama lo ," ucap Reyhan pada Allea yang tengah mengetuk kan jari telunjuknya di meja .
"Tanya apa ?."
"Kenapa lo benci sama gue ?," lanjut Reyhan membuat Allea berhenti mengetuk kan jarinya .
"Mungkin tanpa tanya ke gue lo juga udah tau ,"jawab Allea sambil menaikkan satu alisnya .
"Gue nggak tau Al , serius ," ucap Reyhan sambil mengangkat tangan membentuk huruf v .
"Bohong , masa lo nggak tau ."
"Coba deh tatap mata gue sekarang ."
"Hubungannya apa coba ? , nggak jelas ," kesal Allea .
"Katanya kalo mau cari ketulusan ataupun kebenaran seseorang itu bisa di lihat dari tatapan matanya waktu ngomong ," jelas Reyhan .
"Ya ya ya , gue nggak akan percaya ."
Tanpa hitungan Reyhan mengambil tangan kanan Allea , menggenggamnya erat .
"Sekali aja Al , pliese ," ucap Reyhan halus .
"Gue pengen mengakhiri kebencian lo ke gue dan gue pengen tau alasannya apa ," lanjut Reyhan bahkan kini Allea tengah menatap manik mata Reyhan , dan benar di sana terlihat sebuah ketulusan .
Gue nggak pernah lihat tatapan Reyhan kayak gini sebelumnya , batin Allea .
"Lepasin Rey...."
"Gue nggak akan lepasin tangan lo sebelum lo jawab pertanyaan gue , Al ," Reyhan masih menggenggam tangan Allea bahkan kini sangat erat .
Pliese.... Lepasin tangan gue Rey , duh lama lama jantung gue copot nih....
Tak lama seorang ibu paruh baya menghampiri Allea dan Reyhan dengan sebuah nampan yang di atasnya terdapat dua gelas es teh .
"Ini mas minumnya ," ucap ibu itu sambil menaruh gelas es teh .
"Makasih , bu ," jawab Reyhan . Ibu itu mengangguk lalu pergi .
***
"Kok nggak di makan ?," tanya Reyhan yang pada Allea yang sedari tadi hanya melihat makanannya .
"Gue nggak mood ," jawab Allea lesu .
"Sini piring lo ,"ucap Reyhan tiba tiba membuat Allea menatapnya penuh tanda tanya .
"Buat ap—," belum selesai bicara Reyhan langsung mengambil piring Allea .
Allea masih menatap Reyhan penuh tanda tanya , entah mengapa firasatnya merasa tidak enak .
"Buka mulut lo ," perintah Reyhan sambil mengangkat sendok sejajar dengan mulut Allea . "Gue nggak mau ,"ucap Allea ketus .
"Udah buruan , lo bawel banget sih ," kesal Reyhan .
Dengan terpaksa Allea membuka mulutnya tapi sedikit , bahkan sedikit banget .
"Ceilah , masa cuman segitu gimana mau masuk sendoknya ," protes Reyhan sedangkan Allea hanya mendengus kesal .
"Cepetan Al ."
Allea membuka mulutnya lebih lebar tapi nggak lebar lebar banget sih .
"Pesawat mau masuk ," ucap Reyhan sambil memasukkan sendok ke dalam mulut Allea .
"Nah gitu dong , jarang jarang loh seorang Reyhan mau nyuapin cewek selain Rachel ,"lanjut Reyhan lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan—karena sadar kalau ia barusan menyebut nama Rachel .
"Rachel ?," tanya Allea yang tanpa sengaja mendengar nama Rachel .
"Eng..enggak kok Rachel siapa ? Perasaan gue nggak nyebut nama Rachel kok ," Reyhan mengelak .
"Oh...gitu ," timpal Allea sedangkan Reyhan mengangguk .
Gue tau kok kalo lo tadi nyebut nama Rachel , tapi gue pura pura nggak denger karena gue tau nyeritain masa lalu itu nggak segampang membolak balik telapak tangan , dan gue tau Rey Rachel itu merupakan masa lalu lo .
Untung aja Allea nggak terlalu nanggepin perkataan gue , syukurlah deh kalo gitu...
***
"Al , besok Sabtu ada acara nggak ?," tanya Reyhan saat berada di depan pagar rumah Allea . "Nggak , emang kenapa ?," jawab Allea membuat seulas senyum mengembang di bibir cowok itu .
"Em...gue mau ajak lo jalan , ta..tapi kalo lo nggak mau juga nggak papa kok Al ," ucap Reyhan agak ragu .
"Oh... , ya udah deh gue mau itung itung biar nggak bosen dirumah ."
"Beneran Al ? Serius ?."
"Ya iyalah masa boongan sih ."
"Ya udah kalo gitu besok Sabtu gue jemput lo jam tujuh malem oke ."
"Iya , ih sana pulang ngapain juga di sini mulu udah malem tau nggak ."
"Iyah Allea , galak amat sih ," kesal Reyhan .
"Tapi nggak papa deh , justru cewek galak tuh susah di dapetin kayak kamu Al ," lanjut Reyhan membuat jantung Allea kembali berdegup kencang apalagi saat Reyhan memanggilnya dengan kata 'kamu' mungkin pipinya merah merona .
"Ya udah deh kalo gitu gue balik ya Al , good night ya ."
Tak lama Reyhan kembali melajukan motornya , menyisakan Allea yang berdiri mematung di depan pagar rumahnya .
Night too Reyhan , batin Allea .
***
"Ciee...yang abis di anter sama pacar ,"ledek Alvian , abang Allea yang kuliah di Semarang .
"Ternyata adek gue nggak jelek jelek amat ya ," lanjut Alvian yang kini duduk di kursi ruang tamu sambil memakan cemilannya .
"Loh abang kok dis—."
"Gue libur dulu dek , soalnya kangen sama Jakarta hehe ," Alvian nyengir .
"Dasar tukang bolos lu bang ," protes Allea sambil berjalan menuju kursi lalu duduk di samping Alvian .
"Bagi dong bang ."
"Ogah ah , lu jahat ih sama abang ," cibir Alvian .
"Kok bisa sih ? , jahat apa coba ?."
"Lu mah kalo punya pacar suka nggak bilang bilang coba kalo gue punya pacar selalu lo mintain traktiran ," cibir Alvian .
"Hehe sorry bang , kan abang tau mana ada cowok yang mau sama cewek kayak Allea . Entar kalo ada Allea janji bakal traktir abang kok tenang aja ."
"Alah janji lo janji palsu , udah deh abang mau istirahat , bye ."
"Yahh ngambek deh ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan (Masa Revisi)
Teen FictionBagaimana jika orang yang kamu suka disukai sahabatmu juga? Apakah yang akan kamu lakukan? Apa kamu siap merelakannya atau sebaliknya? *** Hanya kisah sederhana Allea Fifiana dan semua masalah yang dihadapinya saat Reyhan--yang ia suka--disukai pula...