27

1.8K 60 0
                                    

            Reyhan kembali duduk di hadapan Allea —setelah selesai memesan makanan .

"Al..., gue mau tanya sesuatu sama lo ," ucap Reyhan pada Allea yang tengah mengetuk kan jari telunjuknya di meja .

"Tanya apa ?."

"Kenapa lo benci sama gue ?," lanjut Reyhan membuat Allea berhenti mengetuk kan jarinya .

"Mungkin tanpa tanya ke gue lo juga udah tau ,"jawab Allea sambil menaikkan satu alisnya .

"Gue nggak tau Al , serius ," ucap Reyhan sambil mengangkat tangan membentuk huruf v .

"Bohong , masa lo nggak tau ."

"Coba deh tatap mata gue sekarang ."

"Hubungannya apa coba ? , nggak jelas ," kesal Allea .

"Katanya kalo mau cari ketulusan ataupun kebenaran seseorang itu bisa di lihat dari tatapan matanya waktu ngomong ," jelas Reyhan .

"Ya ya ya , gue nggak akan percaya ."

      Tanpa hitungan Reyhan mengambil tangan kanan Allea , menggenggamnya erat .

"Sekali aja Al , pliese ," ucap Reyhan halus .

"Gue pengen mengakhiri kebencian lo ke gue dan gue pengen tau alasannya apa ," lanjut Reyhan bahkan kini Allea tengah menatap manik mata Reyhan , dan benar di sana terlihat sebuah ketulusan .

Gue nggak pernah lihat tatapan Reyhan kayak gini sebelumnya , batin Allea .

"Lepasin Rey...."

"Gue nggak akan lepasin tangan lo sebelum lo jawab pertanyaan gue , Al ," Reyhan masih menggenggam tangan Allea bahkan kini sangat erat .

Pliese.... Lepasin tangan gue Rey , duh lama lama jantung gue copot nih....

        Tak lama seorang ibu paruh baya menghampiri Allea dan Reyhan dengan sebuah nampan yang di atasnya terdapat dua gelas es teh .

"Ini mas minumnya ," ucap ibu itu sambil menaruh gelas es teh .

"Makasih , bu ," jawab Reyhan . Ibu itu mengangguk lalu pergi .

***

       "Kok nggak di makan ?," tanya Reyhan yang pada Allea yang sedari tadi hanya melihat makanannya .

"Gue nggak mood ," jawab Allea lesu .

"Sini piring lo ,"ucap Reyhan tiba tiba membuat Allea menatapnya penuh tanda tanya .

"Buat ap—," belum selesai bicara Reyhan langsung mengambil piring Allea .

          Allea masih menatap Reyhan penuh tanda tanya , entah mengapa firasatnya merasa tidak enak .

         "Buka mulut lo ," perintah Reyhan sambil mengangkat sendok sejajar dengan mulut Allea . "Gue nggak mau ,"ucap Allea ketus .

"Udah buruan , lo bawel banget sih ," kesal Reyhan .

      Dengan terpaksa Allea membuka mulutnya tapi sedikit , bahkan sedikit banget .

"Ceilah , masa cuman segitu gimana mau masuk sendoknya ," protes Reyhan sedangkan Allea hanya mendengus kesal .

"Cepetan Al ."

         Allea membuka mulutnya lebih lebar tapi nggak lebar lebar banget sih .

"Pesawat mau masuk ," ucap Reyhan sambil memasukkan sendok ke dalam mulut Allea .

"Nah gitu dong , jarang jarang loh seorang Reyhan mau nyuapin cewek selain Rachel ,"lanjut Reyhan lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan—karena sadar kalau ia barusan menyebut nama Rachel .

"Rachel ?," tanya Allea yang tanpa sengaja mendengar nama Rachel .

"Eng..enggak kok Rachel siapa ? Perasaan gue nggak nyebut nama Rachel kok ," Reyhan mengelak .

"Oh...gitu ," timpal Allea sedangkan Reyhan mengangguk .

Gue tau kok kalo lo tadi nyebut nama Rachel , tapi gue pura pura nggak denger karena gue tau nyeritain masa lalu itu nggak segampang membolak balik telapak tangan , dan gue tau Rey Rachel itu merupakan masa lalu lo .

Untung aja Allea nggak terlalu nanggepin perkataan gue , syukurlah deh kalo gitu...

***

         "Al , besok Sabtu ada acara nggak ?," tanya Reyhan saat berada di depan pagar rumah Allea . "Nggak , emang kenapa ?," jawab Allea membuat seulas senyum mengembang di bibir cowok itu .

"Em...gue mau ajak lo jalan , ta..tapi kalo lo nggak mau juga nggak papa kok Al ," ucap Reyhan agak ragu .

"Oh... , ya udah deh gue mau itung itung biar nggak bosen dirumah ."

"Beneran Al ? Serius ?."

"Ya iyalah masa boongan sih ."

"Ya udah kalo gitu besok Sabtu gue jemput lo jam tujuh malem oke ."

"Iya , ih sana pulang ngapain juga di sini mulu udah malem tau nggak ."

"Iyah Allea , galak amat sih ," kesal Reyhan .

"Tapi nggak papa deh , justru cewek galak tuh susah di dapetin kayak kamu Al ," lanjut Reyhan membuat jantung Allea kembali berdegup kencang apalagi saat Reyhan memanggilnya dengan kata 'kamu' mungkin pipinya merah merona .

"Ya udah deh kalo gitu gue balik ya Al , good night ya ."

       Tak lama Reyhan kembali melajukan motornya , menyisakan Allea yang berdiri mematung di depan pagar rumahnya .

Night too Reyhan , batin Allea .

***

      "Ciee...yang abis di anter sama pacar ,"ledek Alvian , abang Allea yang kuliah di Semarang .

"Ternyata adek gue nggak jelek jelek amat ya ," lanjut Alvian yang kini duduk di kursi ruang tamu sambil memakan cemilannya .

"Loh abang kok dis—."

"Gue libur dulu dek , soalnya kangen sama Jakarta hehe ," Alvian nyengir .

"Dasar tukang bolos lu bang ," protes Allea sambil berjalan menuju kursi lalu duduk di samping Alvian .

"Bagi dong bang ."

"Ogah ah , lu jahat ih sama abang ," cibir Alvian .

"Kok bisa sih ? , jahat apa coba ?."

"Lu mah kalo punya pacar suka nggak bilang bilang coba kalo gue punya pacar selalu lo mintain traktiran ," cibir Alvian .

"Hehe sorry bang , kan abang tau mana ada cowok yang mau sama cewek kayak Allea . Entar kalo ada Allea janji bakal traktir abang kok tenang aja ."

"Alah janji lo janji palsu , udah deh abang mau istirahat , bye ."

"Yahh ngambek deh ."



       
        

Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang