44

1.6K 77 3
                                    

          Reyhan memarkirkan motornya di parkiran sekolah yang masih sepi. Cowok itu melepas helmnya lalu turun dari motor.

         Reyhan mengambil ponselnya di saku jacket , mencari nomor Tania di kolom kontaknya.

"Halo."

"Lo dimana?."

"Siapa?."

"Reyhan."

"Ohh , Reyhan toh , duhh ga nyangka."

"Udah deh lo dimana sih toples kacang?."

"Gue dikelas."

"Cepet ke parkiran."

"Owkey."

         Reyhan mematikan ponselnya , menaruhnya kembali kedalama saku jacket. Ya, hari ini Reyhan berjanjian dengan Tania.

         Tania keluar dari kelasnya dengan wajah berseri seri , entah kenapa feelling nya mengatakan kalau hari ini akan jadi hari yang paling indah. 

        Tania menghentikan langkah kakinya di parkiran sekolah , tubuhnya tiba tiba menegang. Reyhan tengah menatapnya sekarang.

"Kenapa Rey?," tanya Tania saat berada di hadapan Reyhan.

"Jadi pacar gue," jawab Reyhan datar.

"M-maksud lo?," tanya Tania heran.

"Nggak usah sok polos deh toples kacang!," sengit Reyhan.

"Gue nggak paham Rey , serius," Tania mengangkat tangannya membentuk piece.

Reyhan tersenyum miring,"Pahamin aja sendiri,"balas Reyhan ketus lalu pergi dari hadapan Tania.

"Reyhan!!!, aku bener nggak mudeng!!!," pekik Tania sambil menghentakkan kedua kakinya.

***

      Allea mendaratkan bokongnya dikursi , tubuhnya benar benar lemah akibat menonton film semalaman. Hobby baru Allea , menonton film di saat galau melanda.

"Al...," ucap seseorang dari arah daun pintu.

Allea menoleh , matanya mendapati Reyhan disana.

"Kenapa?," tanya Allea saat Reyhan berjalan ke arahnya.

"Gue udah tembak Tania," jawabnya dengan napas tersengal sengal.

"Terus di terima?."

Reyhan mengangkat kedua bahunya,"Entah , intinya gue udah nembak dia."

"Ohh."

"Ohh apa?, cemburu?."

"Enggak."

"Enggak salah."

"Enggak."

"Ohh."

"Ohh apa?."

"Nggak papa."

"Aneh."

"Serah."

***

      Allea pergi ke perpus bersama Sara dan Nayla. Sedangkan Tania? Tentu saja bersama Reyhan di kantin.

"Al....," panggil Nayla pada Allea yang tengah berkutat pada novel di tangannya.

"Kenapa Nay?." Tanya Allea masih fokus membaca novelnya.

"Reyhan beneran jadian sama Tania?." Tanya Nayla dengan penuh ke kepo an.

"Hm."

"Lo kok diem aja sih Al," gerutu Nayla sebal.

"Biarin." Sahut Allea acuh.

"Jangan bilang lo dalang di balik semua ini," tuduh Nayla.

"Iya , gue yang nyuruh," jawab Allea enteng.

"Kenapa lo yang nyuruh elah!!," pekik Nayla gemas.

"Emang kenapa?."

"Sama aja lo nyuruh Reyhan ke kandang buaya geblek."

"Dia Tania bukan buaya," potong Allea santai.

"Gue tau Al!!!, tapi kan—."

"Sstt lo tuh bawel banget sih , ini perpus bego bukan hutan," cibir Sara merasa terganggu.

"Iya iya , gue salah," keluh Nayla sambil mengerucutkan bibirnya.

"Good girl."

***

      Reyhan bersama Tania di kantin. Cowok itu benar benar bosan plus malas mendengar semua ocehan Tania di hadapannya bagaikan burung beo.

"Reyhan kita kan udah pacaran nih , jadi manggilnya aku kamu yah," ujar Tania lembut.

"Gak , gue nggak mau."

"Kok gitu sih?."

"Serah gue lah."

"Tapi kan biar romantis Reyhan."

"Gue. Nggak. Peduli."

"Ihh Reyhan , kamu tuh kenapa sih nggak pernah romantis sama aku , coba aja sama Allea kamu romantis," Tania mengerucutkan bibirnya.

"Sewot?," Reyhan menaikkan satu alisnya.

"Ya udah putus aja , gampang kan," lanjutnya enteng lalu pergi meninggalkan Tania.

"Reyhan!!!!, tungguin aku!!!."

         "Reyhan!!!, kamu tega banget sih ninggalin aku!!," kesal Tania setelah mensejajarkan langkah kakinya dengan Reyhan.

"Reyhan!!!, kamu dengar nggak sih!!."

      Tidak ada jawaban dari Reyhan , cowok itu hanya diam menatap ke arah depan. Tak peduli dengan teriakan Tania yang super duper melengking.

      Tania mempercepat langkah kakinya hingga cewek itu berdiri di depan Reyhan sambil merentangkan kedua tangannya.

"Stopp!!!," pekik nya.

      Reyhan mendecih kasar , ia menatap Tania dengan wajah flat nya.

"Minggir!."

"Nggak!."

"Minggir!."

"Nggak!."

"Minggir atau kita putus!."Ancam Reyhan dengan emosi meledak ledak.

      Tania menelan ludah , Reyhan sangat sangat menakutkan. Itu gambaran Tania mengenai ekspresi cowok di hadapannya sekarang.

     Tania menghela napas dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Oke , gue akan minggir," ujar Tania lalu menyingkir dari hadapan Reyhan.

      Reyhan tersenyum penuh kemenangan , lalu cowok itu melanjutkan kembali langkah kakinya.

***

KOMEN AND VOTE KUYY:))



        

Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang