33

1.5K 65 0
                                    

            Allea berjalan menuju koridor dengan langkah lesu . Gadis itu terlihat sangat murung sekarang .

"Selamat pagi wakil ketua kelas ," sapa Reyhan diikuti senyum lebarnya .

"Apa sih lo , sana pergi ," usir Allea pada Reyhan yang kini berada di sampingnya .

"Galak amat sih ," kesalnya .

"Oh gue tau lo lagi badmood kan ?," tebaknya asal membuat gadis disebelahnya menoleh , menatap kaget kearah Reyhan .

"Tuh kan bener , ya udah yuk ikut gue," Reyhan menarik paksa tangan Allea , bahkan sebelum gadis itu membalas ajakannya .

            Reyhan membawa Allea ke supermarket dekat sekolah ,"Lo tunggu sini dulu , awas jangan kabur,"ancamnya membuat Allea mendengus kesal .

          Tak lama Reyhan keluar dari supermarket beserta plastik warna putih di tangannya . Cowok itu kini menghampiri Allea yang tengah duduk dikursi depan yang tak jauh dari tempat berdirinya sekarang .

"Nih buat lo , biar nggak badmood,"Reyhan menyodorkan plastik putih itu pada Allea .

Allea mendongak , menatap Reyhan penuh tanda tanya ,"Apaan nih?."Tanyanya setelah meraih plastik dari tangan Reyhan .

"Buka aja sendiri," perintah Reyhan. Allea menurut , lalu ia membuka plastik putih itu.

Allea mengernyitkan dahi,"Coklat? , buat apa?."

"Buat lo , biar nggak badmood lagi."

"Makasih," ucap Allea setelah itu Reyhan duduk disampingnya .

              Reyhan asyik memandangi Allea yang asyik memakan coklat ,"Biasa aja kalik makannya,"ujar Reyhan gemas.

"Mau?."

"Boleh , suapin yahh," Reyhan nyengir kuda .

"Dasar!!, bilang aja lo modus," Allea menoyor kepala Reyhan.

"Ya nggak papa dong kan TTM." Reyhan menaik turunkan kedua alisnya.

"Iya iya."

"Nih , makan," Reyhan membuka mulutnya lalu dengan sigap Allea menyuapkan coklat ke mulut Reyhan .

         Allea terkekeh geli melihat ekspresi Reyhan saat memakan coklat , bahkan sekarang di daerah bibirnya belepotan coklat .

"Rey , bentar deh," Allea merogoh tasnya , mencari tisu .

"Kenapa?," tanya Reyhan bingung . Tanpa mendapat jawaban Allea pun mengelap bibir Reyhan yang belepotan coklat .

           Reyhan diam , tubuhnya mendadak kaku , gimana enggak sekarang wajahnya sangat dekat dengan wajah gadis itu . Reyhan tersenyum tipis.

         Gelombang itu kembali dirasakan Allea , entah mengapa kini jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya .

Mendadak dadanya sesak , seolah olah rasa bersalah mulai menghampirinya .

Gimana perasaan Reyhan kalo gue menjauh gitu aja , lagipula lelaki itu bukan musuh gue lagi melainkan bagian hidup gue.

"Al , haloo," Reyhan melambaikan tangannya dihadapan Allea hingga gadis itu terkejut .

"Eh iya , kenapa?," Allea gelagapan.

"Lo nggak papa kan?," Allea menggeleng pelan.

"Iya ko , gue nggak papa," Allea tersenyum samar.

"Ohh ya udah , gue kirain lo sakit."

"Enggak kok , gue nggak papa , lo tenang aja." Reyhan mengangguk.

***

Sorry yah kalo kependekan

Jgn lupa vote & koment



Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang