45

1.6K 74 1
                                    

          Allea mengemasi buku dan alat tulisnya di karenakan sepuluh menit lagi bel pulang akan berbunyi.

           "Yang namanya Allea Fifiana di suruh bu Lilis ke ruang tu!!," pekik Dara dari ambang pintu.

Pasti masalah jurnal.

       Allea beranjak dari duduknya , berjalan menuju luar kelas. Ia harus cepat ke ruang TU.

***

        "Ibu manggil saya?," tanya Allea saat berada di ruang TU.

"Iya , kamu tau ini sudah jatuh tempo menumpuk jurnal kelas," kata bu Lilis tegas.

"Iya , bu , saya tau. Tapi ini kan tugas sekretaris sedangkan saya wakil ketua kelas."

"Maka dari itu saya panggil kamu , kamu sebagai ketua kelas tidak bisa mengontrol struktur kelas dengan baik."

"Saya wakil ketua kelas bu , bukan ketua kelas," jawab Allea menekankan kata wakil ketua kelas.

"Lalu siapa ketua kelas nya?," tanya bu Lilis dengan dahi berkerut.

"Reyhan Bagaswara."

"Ya sudah , kalo begitu kamu panggil Reyhan kesini , saya mau ngomong sama dia."

"Baik bu , kalau begitu saya permisi , assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

***

        Allea pergi ke rooftop sekolah—menemui Reyhan di sana.

"Rey...," kata Allea saat berada di rooftop sekolah.

       Reyhan menjatuhkan batang rokoknya , menghinjaknya sampai padam lalu menoleh ke arah belakang. Kedua mata coklatnya menatap lekat postur gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Allea," ucap Reyhan lalu berdiri sambil menepuk bokongnya dengan telapak tangannya.

"Kenapa?," tanya Reyhan saat berada di hadapan Allea.

"Itu a..anu Rey—."

"Ohh lo kangen kan sama gue," potong Reyhan cepat dengan pdnya.

      Allea menampakkan sederet gigi putihnya , bisa bisa nya dalam situasi seperti ini Reyhan ngelawak.

"Gue belum selesai ngomong," gerutu Allea kesal.

Reyhan tertawa terbahak bahak , ekspresi Allea benar benar lucu kalau marah.

"Kok ketawa? Apanya yang lucu?."

"Wajah lo lucu elah," jawab Reyhan dengan sisa sisa tawanya.

"Aishh , nyebelin."

"Lo kesini buat?," tanya Reyhan to the point.

"Bu Lilis nyuruh lo ke TU," jawab Allea enteng.

"Jurnal?," Reyhan menaikkan satu alisnya.

"Yup."

"Gue ketua kelas bukan sekretaris."

Allea mengangkat kedua bahunya,"Entah , gue nggak tau."

"Ya udah kalo gitu gue kelas," pamit Allea lalu beranjak pergi.

          Reyhan mencekal lengan Allea , membuat gadis itu menatapnya penuh tanda tanya.

"Kenapa Rey?."

     Reyhan menyelipkan rambut Allea di belakang telinga , cowok itu mendekatkan wajahnya seraya berbisik.

"Nanti balik bareng gue oke?," ucapnya lembut lalu menjauhkan wajahnya.

"Al..." katanya sambil menatap lurus ke manik mata Allea.

Duhh jantung gue lari marathon.

"Iya."Balas Allea gelagapan.

CUP!

      Reyhan baru saja mencium kening Allea , membuat cewek itu panas dingin dan menegang.

       Reyhan tersenyum tulus , Allea sangat menggemaskan saat lagi blushing.

"Gue kelas," pamit Allea lalu pergi dari hadapan Reyhan secepat mungkin karena sebentar lagi pipinya akan merah merona.

"Lagi blushing tuh anak," kata Reyhan sambil terkekeh geli.

      Allea berjalan di sepanjang koridor sambil memegangi kedua pipinya yang merah merona.

"Pipi gue kek tomat elah," keluhnya masih memegangi kedua pipinya.

***

        Tania keluar dari kelasnya dengan penuh kebahagiaan yang tersirat dalam wajahnya. Ia berharap hari ini akan di antar pulang oleh Reyhan.

Ga sabar di anter pulang Reyhan.

      Tania menghentikan langkah kakinya di parkiran sekolah , matanya benar benar panas melihat Reyhan dan seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan Allea Fifiana.

"Allea?Lo kok disini?," tanya Tania saat berada di hadapan Allea.

"Gue—."

"Gue balik bareng Allea," jawab seseorang dari arah belakang.

"Nih Al , minum," kata Reyhan sambil menyerahkan botol mineral dingin pada Allea.

"Mana bawa sini!," kesal Tania langsung menyambar botol mineral dingin yang hendak Allea ambil.

"Eh apa apaan lo!!, balikin!!," pekik Reyhan penuh emosi meledak ledak.

"Enggak! , gue nggak mau!!," sengit Tania sambil menyembunyikan botol di belakang tubuhnya.

"Ishh , balikin sini toples kacang!!."

"Nggak!! , aku nggak akan balikin botolnya kalo kamu pulang sama Allea," ancam Tania.

"Ya udah , gue bisa beli lagi," ujar Reyhan enteng.

"Nih Al , pake," Reyhan memberikan jacketnya pada Allea.

"Jangan di pake!!."

"Pake aja Al , nggak usah peduliin dia."

"Jangan di pake!!."

"Eh diem lo bacot , yang punya jacket siapa sih?," tanya Reyhan sinis.

"Tapi kan gue yang pacar lo."

"Apa?!! , gue nggak denger?."

     Tania mendesis malas,"GUE PACAR LO!!."

"Apa? Pacar? Hello!, gue nggak sudi punya pacar kek lo!!."

"Terus kenapa lo tembak gue?."

"Noh , Allea yang nyuruh gue , paham?."

         Tania diam mematung. Jadi selama ini Allea yang menyuruh Reyhan untuk jadi pacarnya?.

"Minggir , gue tindas mau ha?." Reyhan menaikkan satu alisnya.

"Nggak makasih!!," sahut Tania sengit lalu pergi dari parkiran sekolah.

"Toples kacang , cihh."Kata Reyhan pelan.

"Yuk Al , balik berhubung setannya udah pergi."

***

Vote and komen yahh:)












Reyhan (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang