Dia adalah pria yang tidak sengaja kusukai senyumnya karena pertemuan yang tak terduga. Dia adalah pria yang bisa membuatku ceria dengan leluconnya, namun bisa membuatku menangis karena marahnya.
Karena mengenalnya, aku mengetahui bagaimana sulitnya menjadi gadis yang pria-nya di gandrungi banyak wanita. Tetapi entah kenapa, rasa sayang dan suka ini sama sekali tidak pernah pudar sekalipun banyak kesalahpahaman yang kami lewati.
Pagi itu adalah awalnya, dimana semua cerita terjadi di antara kami. Aku tidak penasaran dengan pria yang sedang duduk sambil mengenakan earphone-nya di telinga, lalu memakai masker hitam dan kupluk menutupi wajahnya. Dia duduk di sampingku sambil sesekali menatap.
Anehnya hingga setengah jam berlalu, kereta yang aku tunggu belum datang juga. Sampai akhirnya pria di sampingku ini menghampiriku untuk menukar tempat. Dia membuka maskernya, dan hari itu adalah pertama kalinya aku percaya bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama benar-benar nyata.
"Sorry, bisa tuker tempat gak? Gue mau nyender sebentar. " katanya sambil menyunggingkan senyumannya.
Aku bergeser dan membiarkannya melakukan hal yang dia mau, dia tersenyum lagi padaku tanpa berterimakasih. Oke, kuanggap tidak apa-apa walau sedikit kesal. Kita memasuki kereta yang sama tujuannya. Dia berjalan di depanku, saat ada pria yang mendorongku, dia maju selangkah demi aku dan membela seolah dia sudah mengenalku secara pribadi.
"Jangan nyenggol gitu dong, lo laki kan?" aku diam, tidak berniat menghentikan tetapi jantungku juga sedang berpacu cepat saat melihat sorot wajahnya.
Dia menoleh padaku, memberi tatapan untuk bergeser dan pindah kebelakang tubuhnya. Aku memahami maksudnya, lalu pria kurang ajar tadi ternyata berniat ingin mencuri dompet dalam tasku yang terbuka.
"Jae, you can call me Jae. " ucapnya setelah insiden itu berakhir.
Aku mencoba mengatur hatiku agar tidak mengacau di depannya.
"Sasya. " jawabku sambil tersenyum bersama dia yang sudah memasuki ruang hatiku tanpa sengaja.
Pria itu, idamanku!
*****
Hari berlanjut tanpa bertemu dia, seminggu sudah wajah Jae tidak tampak saat aku berangkat untuk bekerja. Hari di mana aku bertemu dengannya juga tidak bicara banyak, dia hanya memperkenalkan dirinya lalu memberi tahu bahwa dia sering manggung ke kafe-kafe. Akhir dari kalimatnya yang terus membuatku menunggu.
"Oke Sya, di tunggu aja. Siapa tau gue main ke kafe lo. Bye!" dia melambaikan tangan lalu sambil terus berjalan dia menoleh padaku juga.
Apa kabar dia? Bisakah aku bertemu lagi dengannya dan memulai kisah? Malam ini, aku sengaja menghabiskan waktu di kafe milik kakakku untuk membantunya. Jae bilang dia bisa saja kesini. Aku berharap banyak, juga pesimis. Akankah pria idamanku itu datang?
"Kamu nunggu apa Dek?" pria yang bicara ini adalah kakakku. Dia sudah lima belas kali bertanya padaku tentang ini.
"Nunggu pulang bareng Kak Sungjin. " kataku biar dia berhenti.
"Sudah kakak bilang pulang sekarang! Rossa akan marah kalau tahu kamu aku pekerjakan sampai malam. "
Rossa adalah istrinya, dia takut padanya. Haha.
"Kak, sejak kakak nikah kan aku jarang ketemu. Santai aja, Kak Rossa gak akan marah, "
"Cih dasar kau ini!" dia mengacak rambutku lalu melanjutkan kerjanya yang sedang sibuk menghitung hasil dari penjualan sore ini.
Lalu datang tiga orang pria yang aku kenal siapa panglima tempurnya. Dia bersalaman dengan Kak Sungjin, wajah tampannya tidak pernah pudar sekalipun rambutnya sedikit berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI HELLO X DAY6 ✔️
Fiksi PenggemarKUMPULAN CERITA BERISI IMAGE-IN BAGAIMANA CARA SESEORANG MENEMUKAN CINTANYA DENGAN BERBAGAI MASALAH BERBEDA. DI PERANKAN OLEH MEMBER ENAMHARI YANG MENAMBAH EPIC CERITA INI.