Hi Hello 4.

217 23 0
                                    

Kami sudah menjalani rumah tangga dua tahun lamanya, tetapi tanda-tanda kehamilan dalam rahim saya belum ada. Brian sih tidak banyak bicara, katanya dia ingin menikmati waktu bersama saya sebelum memiliki momongan.

Tetapi mertua saya yang akhir-akhir ini sering main kerumah kami terus saja menanyakan mengapa saya tidak melakukan program kehamilan? Padahal saya dan Brian sudah melakukan itu tiga bulan belakang ini.

Setiap pertemuan keluarganya juga saya muak dengan pertanyaan itu, lalu pihak keluarganya sering menyalahkan saya karena pilihan saya yang tetap bekerja.

Seperti biasa setiap hari raya, Brian akan mengadakan open house di rumahnya. Karena posisi Papa mertua saya adalah anak pertama dalam keluarganya. Brian melepaskan saya dan membiarkan saya berbaur dengan keluarganya. Saat itu, pernikahan kami sudah memasuki delapan bulan lamanya.

Brian berkata bahwa mulut saudara-saudaranya tidak ada yang usil. Tapi apa kenyataannya saat di lapangan?

Saya rasanya mual untuk berkumpul dengan mereka.

"Loh ini isterinya Brian? Cantik banget, "

"Kamu jarang kumpul sih Sayang kalau ada arisan. Kenapa?" yang bertanya ini adalah Tantenya Brian, sebut saja Tante Nilla.

"Setiap sabtu saya masuk Tante, jadi gak bisa kumpul. " jawabku yang merasa benar dengan jawaban saya sendiri.

"Loh memang uang yang di hasilkan Brian tidak cukup untuk kamu? Bukankah baru-baru ini Brian naik jabatan?"

"Iya Clarissa, katanya juga gaji Brian di atas yang kemarin. Kamu terbiasa hidup manis ya di keluargamu? Jadi tidak menerima hasil jerih payah Brian? Gak boleh gitu tahu, "

"Apasih Tante, "

Sumpah, saya ingin sekali keluar dari lubang gosip ini. Saya menahan diri untuk tidak berkata kesal dan mencoba berbaur sampai Brian datang menjemput saya untuk pulang.

"Eh ngomong-ngomong, Clarissa kenapa belum punya anak?"

"Itu mah biasa Kak, kalau jadi wanita karir begitu susah punya momongan. "

"Dulu juga Ressa begitu kayaknya yah, sampai si brengsek itu bikin dia hamil. "

"Mungkin Brian kurang usaha kali, " mereka mencibir suami saya. Okey, saya akan terima sampai hati saya berkata untuk membalas mereka.

"Loh Clarissa, kenapa gak coba diam di rumah aja? Kasihan loh Brian kalau kamu kerja juga. "

"Brian udah usaha kali, tapinya Clarissa sibuk terus jadi gak berhasil deh. Iya gak sih? Saya gitu juga dulu. "

"Kamu emang gak pengen punya anak cepet-cepet?"

"Udah cek kandungan belum? Jangan-jangan kandungan kamu ada masalah kali jadi susah, biasanya keluarga kami tuh cepet loh punya anaknya, " manis sekali mulut Tante ini, sampai rasanya saya ingin sekali menjambak rambutnya hingga botak.

"Clarissa, kamu gak mandul kan?" bisiknya lagi setelah itu.

Dan saya tidak bisa menahannya lagi. Saya tidak suka di rendahkan atau di perlakukan seperti ini. "Maaf Tante itu bukan urusan anda, saya permisi dulu mau bantu Mama, " pamitku lalu pergi dari sana dengan hati yang cukup merasa sakit.

Brian menenangkan saya yang sedang menangis di kamarnya. Brian terus saja memeluk saya tanpa melepasnya dan meminta saya untuk tenang dan tidak memasukkan ucapan-ucapan itu kedalam hati saya. Bahkan mertua saya pun turut datang dan berkata yang sama.

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang