Hi Hello 2.

281 27 0
                                    

Waktu berjalan sangat cepat. Kami mempersiapkan pernikahan selama hampir dua bulan lamanya. Di tengah kesibukanku dengan Brian yang luar biasa, di tengah masalah kantor kami yang sedang berat-beratnya. Di tambah lagi beberapa kasus yang di minta oleh beberapa atasannya untuk Brian selesaikan. Memang benar, ujian terberat hubungan itu adalah ketika kau dan dia ingin mempersatukan cinta kalian abadi selamanya.

Hari ini saya dan Brian bertengkar hanya karena masalah sepele, saya tidak pernah marah sama sekali dengannya. Dia adalah pria pertama yang saya cintai dan pria pertama yang mengisi hidup saya. Jadi wajar saja, saya bisa begitu terkejut mengetahui faktanya bahwa, Brian juga manusia yang memiliki emosi.

Kami dalam emosi tak stabil, saya dan Brian hampir tiga hari tidak bertemu karena Brian di tugaskan keluar kota. Dia datang kerumahku sepulangnya dari luar kota, Brian datang dengan wajah lesu. Kami masih belum saling bicara hingga satu jam kemudian kata-kata mengejutkan keluar dari mulutnya.

"Apabila kau ragu dengan saya, tidak bisa mempercayakan saya sebagai imam kamu. Saya ikhlas jika kamu ingin melepas saya. "

Ini bukan yang saya mau Brian! Saya ingin kau luruskan masalah kita, bukan bersikap seperti pengecut begini. Brian mulai berkaca-kaca.

"Demi Allah saya katakan, saya benar-benar mencintai kamu! Saya hanya ingin hidup bahagia bersama kamu, dengan keberanian hati saya datangi keluargamu bukan maksud untuk menyakiti, " ujarnya lagi seolah ingin mengungkap perasaannya.

Saya banyak diam, saya ingin dia menyelesaikan ucapannya.

"Saya butuh kamu! Saya butuh kamu di samping saya Clarissa!!" nadanya sedikit meninggi dan membuat saya merasa bersalah.

Membuat saya merasa bahwa ini adalah kesalahan saya yang terus saja membatu pada pikiran buruk tentang Brian yang jelas-jelas hanya ingin, bersama saya.

Saya mendekatinya, memeluknya dari belakang, meneteskan air mata yang pertama kali saya keluarkan untuknya. Saya meminta maaf dengan lirih dan Brian tidak berkutik sama sekali. Saya merasakan deru nafasnya tak karuan, sepertinya dia takut akan kehilangan saya hari itu.

"Maaf Brian, saya malah menambah beban pikiranmu. "

Dia tidak berpikir panjang, meraih tengkuk leherku dan menciumku cukup dalam. Kami saling menatap setelahnya, mata Brian memerah. Wajahnya benar-benar kusut dan lusuh. Saya benci melihatnya seperti ini.

"Kupikir hari ini, akan kehilangan kamu, " ucapnya lalu memelukku erat.

"Saya gak mau dengar kata-kata menjijikan itu lagi, saya gak mau kamu meragukan saya lagi seperti tadi siang. " sambungnya dengan tetap memelukku.

Brian, aku mencintaimu. Dan tidak akan kubiarkan kau pergi dari hidupku.

Fase kedua pertengkaran kami adalah, karena keluarga nya yang tiba-tiba saja ingin membatalkan pernikahan. Padahal dari awal pertemuan sepertinya tidak ada kendala apapun. Hari pernikahan kami juga sudah sangat dekat. Satu minggu lagi.

"SATU MINGGU LAGI BRIAN! IBUMU GILA? HAH?"

"Saya harap kamu tenang dulu Cha, Ibu bukan mau membatalkan tapi menunda sampai anak Mbak Ressa lahir. "

"Brian, pikirin persiapan apa aja yang udah keluarga saya siapkan juga. "

Brian diam, kami juga tidak punya solusi lagi atas masalah ini. Mengapa hanya untuk hidup bersamamu saja seberat ini Brian? Apakah saya harus mundur dan mengatakan bahwa saya menyerah?

Dua hari kemudian kebenaran terungkap, bahwa kakaknya Brian adalah gadis yang tidak sengaja pernah di hamili oleh kakak sepupu saya. Lebih tepatnya, anak dari adik Papa saya.

Itu membuat hati saya terpukul dengan tuduhan yang keluarga Brian katakan. Mereka menyama-ratakan semua orang di keluarga saya, bahkan terang-terangan mereka merendahkan harga diri saya di depan Brian.

Brian tidak menerima semua tuduhan itu, Brian mengatakan bahwa dia lebih mengenal saya dari pada diri saya sendiri. Mata saya sudah memerah karena Ibunda Brian seolah menatap tidak suka ke arah saya. Brian membawa saya di belakangnya, dia seolah melindungi saya. Dia bersikukuh menikahi saya apapun yang terjadi nantinya. Bahkan dia mengatakan tanpa restu ibunya pun dia akan membawa saya kepelaminan.

Ayah Brian mulai mereda, dia meminta pihak keluarganya untuk melupakan kejadian masa lalu. Hari itu adalah hari yang paling berat untuk saya hadapi. Di sepanjang perjalanan pulang, saya hanya memikirkan bagaimana jika saya tidak di terima dalam keluarganya nanti?

Brian mengelus kepala saya sambil tetap mengajak saya untuk tersenyum, saya tahu senyum palsu di wajah Brian. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kami saling menatap. Brian lebih mendomimasi.

"Cha, saya akan berjuang untuk pernikahan kita. Kamu jangan dengerin apa kata orang lain, cukup dengarkan saya. Saya janji akan menikahi kamu bagimanapun keadaannya. Karena saya benar-benar yakin kamu itu, tulang rusuk saya. "

Dan, tangisan saya pecah mendengar ucapan gentle dari Brian kali ini, betapa luar biasanya pria ini. Dia juga benar-benar mencintai saya. Saya memeluknya dengan perasaan campur aduk. Brian you're the best human i have.

Dia mengusap air mata saya, seolah jenuh melihat wajah saya yang memelas.

"Udah ya, hmm?" ucapnya sangat lembut.

"Cukup sedihnya, lima hari kita gak bisa ketemu. Kamu juga udah cuti kantor. Jadi saya gak bisa lihat kamu,  " wajah Brian di buat menggemaskan, itu bisa membuat saya tertawa.

Kau luar biasa calon suamiku!

"Kamu tahu tujuan hidup saya saat ini apa?"

"Apa?"

"Saya cuma mau membahagiakan kamu, saya mau kamu terus tersenyum dengan saya bahkan sampai maut memisahkan kita. "

"Brian, can i huge you one more time?"

Brian keluar dari mobilnya, lalu membukakan pintu mobil saya. Dia merentangkan tangannya dengan lebar dan langsung saya sambut dengan pelukan hangat. Pria ini adalah tempat ternyaman saya saat ini. Pria ini adalah satu-satunya pria yang selalu membuat saya dan hati saya bercampur aduk.

Dia adalah pria yang tidak banyak bicara juga melakukan hal romantis lainnya, dia selalu bersikap untuk membuktikan keseriusannya pada saya. Sampai pada akhirnya di titik ini, saya merasa bahwa cintanya lebih besar dari yang saya rasakan.

*****

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang