Man in a Movie 2.

66 7 0
                                    

Sulit bagi Brian menjelaskan betapa bahagianya dia malam ini karena tidak sengaja berada dalam satu meja yang sama dengan Stela walau tidak saling mengenal. 

Stela masih menyeruput kopinya dan tetap fokus pada ponselnya, sedangkan Brian sibuk memperhatikan Stela yang tengah  tersenyum melihat layar ponselnya lalu mengangkat telpon dari seseorang. 

"Yah gak bisa undeleted Je, udah gue kirim ke Yerin. " ujar Stela tertawa, berhasil menjebak Jeremi agar berani bicara pada temannya di kelas lain.

"Haha, kan lo yang salah masuk  grup  itu! Jangan salahin gue ya, brengsek dah!"

"Cupu lo! Malu gue punya sahabat kayak lo. Gak peka-peka di kode cewek terus. " ucapan Stela terus saja membuat mata Brian berbinar-binar.

Kursi yang hanya berjarak beberapa senti, hujan malam yang membuat keduanya tertahan di dalam kafe ini menjadi saksi betapa sukanya pria di  sebelah Stela ini dengan segala pesona yang Stela miliki. 

Menit berikutnya, Brian tertangkap basah oleh Stela karena memperhatikannya dari tadi.

Stela membujur kaku karena merasa canggung atas kebetulan yang sudah ketiga kalinya ini dengan seragam masih menyangkut di badan keduanya. 

"Ng-ngapain lo lihat-lihat?" Stela berusaha jutek pada Brian yang berhasil mengalihkan Stela dari ponselnya.

"Siapa yang lihat lo, gue lihat kesana tuh!" Brian menunjuk ke lain arah tanpa jelas.

"Homo lo? Sama-sama lihat batang?" 

Brian kalah telak, dia berusaha menolak keras atas tuduhan dari Stela yang hampir membuat pria di depan meja mereka menoleh. 

Stela tertawa melihat Brian yang salah tingkah karena ucapannya, dan menggeser posisi nya agar mendekat pada Brian.

"Gue Stela, lo... Brian, kan?" tebak Stela mengulurkan tangannya.

"I-iya, " balas Brian yang turut mengulurkan tangannya. Dia benar-benar salah tingkah sampai harus menggaruk tengkuk  kepala  yang tidak gatal. 

Stela tetap duduk di sebelah Brian walau terus memainkan ponselnya, sedangkan logika Brian meminta agar mencari topik yang pas untuk mereka bicarakan. 

Brian berdehem, memanggil waiters untuk memesan es americano kesukaannya. 

"Lambung lo baik-baik aja? Gelas keberapa tuh, " singgung Stela  ketika  melihat Brian memesan kembali setelah melihat tiga gelas di atas meja.

Brian menggeleng dan mengaduk pesanannya ketika datang. "Lo sendiri ngapain ke kafe  tapi cuma mesen matcha latte?" 

"Apa peduli lo?" tukas Stela. 

"Wah, gue pikir cuma dengar dari orang-orang doang sikap lo gak sopan begini. Ternyata benar, ya?"

"Lo bisa menghidupkan kehampaan gue emang? Berani ngomong begitu?"

Brian sampai memuncratkan kembali minuman yang baru saja dia seruput. 

"At least, ya dalam konteks kita teman dulu. You wants?" sambung Stela tanpa basa-basi.

"Secara gak langsung lo bilang kalau lo suka sama gue, nih?" tebak Brian yang sudah berusaha menahan senyumnya supaya tak mengembang lebar.

Kini giliran Stela yang salah tingkah, mencari posisi yang pas agar Brian berhenti menunggu jawabannya.

"Lala? You're not answer my asked. " ujar Brian sekali lagi.

"Yaudah kalau gitu, begini aja. " 

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang