When You Love Someone 4.

162 21 2
                                    

Ketika kau mencintai seseorang lebih dari yang kau bisa, itu menakjubkan. Karena begitulah rasanya,  -Wonpil.

"Ada begitu banyak kenangan melintas ketika kau hanya sekilas melihat hujan di sore hari. " Adista Davichi

*****

Ini hanya pendapatku, bersama Wonpil yang dengan tekadnya mempertahankan sebuah hubungan yang mulanya tak ingin kami ubah. Tetapi semakin di tahan, rasanya aku juga tak sanggup.

Rindu yang meluap bersama dengan kenangan yang terus saja mengingatkanku pada masa indah di mana aku bahagia berada di sampingnya.

Aku berhasil mengubah haluan, membuat hidup baru dengan harapan bersamanya yang tidak ingin menempatkanku pada hal sulit seperti sebelumnya.

"Jika dengan begini kita masih tetap bisa terhubung dan kau bisa bertemu denganku lagi. Mengapa tidak?" katanya untuk terakhir kali sambil memberikan bukti yang dua tahun lalu kami setujui berdua dengan saling membuat janji.

Dia di sana, sedang melambaikan tangannya kearahku sambil terus berteriak tanpa rasa malu.

"Nunggu lama ya?" tanyaku basa-basi.

Kami di sebuah kedai kopi sesuai rencana awal. Lalu memesan kopi kesukaan kami berdua seperti biasa.

"Latte 2, yang satunya di tambah caramel. " ucapnya memesan tanpa bertanya padaku.

Aku mulai terbiasa, dengan dia yang berstatus baru dalam hidupku. Dia mulai membicarakan kehidupannya setelah kami memutuskan jalannya malam itu. Begitu juga denganku yang dengan bebas menjalani masaku tanpa merasa beban sampai berani memulai hidup baru dengan lembaran indah. Bersamanya.

Kami membaca berdua surat yang Wonpil tulis, tertawa dan menyesali. Bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan diri. Kami sudah bukan anak SMA lagi yang akan berdebat karena belum dewasa.

Dia menyalinnya di depanku, menyuruhku untuk membacanya kembali dan tanda tangan di bawahnya. Aku setuju, dengan meminta janjinya.

"Kita akan saling terbiasa, " ujarnya seolah menyemangati dirinya sendiri.

"Aku minta maaf, karena hanya bisa terus berada di sampingmu tanpa melakukan hal apapun. "

"Itu lebih baik, dari pada kamu memilih menjauhiku. "

"Ucapanmu akan berbeda jika dari kita akan saling memilih pasangan lain nantinya, "

"Oh iya? Kau bisa mencari wanita yang paling sempurna di tempat lain kok, tapi aku meragukan itu?"  aku meledeknya.

"Tidak, aku hanya ingin menghabiskan sisa waktu hidupku hanya untuk melihatmu bahagia dan memastikan hal itu sampai ajalku tiba. "

Blush!
Kau memang paling bisa membuatku tidak bisa berkata apa-apa.

Setahun, dua tahun, sampai tahun kelima kami tetap berteman baik tanpa status apapun. Dalam waktu sibuknya, dalam waktu luangnya. Dia masih tetap sama dengan semua keunikan lainnya.

Pria yang selalu ada untukku dan selalu melakukan hal kecil yang menurutku sangat romantis. Sesekali dia tidak bisa menemuiku karena terbentur urusannya sendiri yang tidak ingin kuketahui.

Seperti malam minggu kemarin, aku susah untuk menghubunginya. Dan dia tidak seperti biasanya, aku tidak tahu kemana dia. Aku hanya tidak ingin terlihat sangat khawatir sampai dia merasa terganggu.

Lalu saat aku ingin memejamkan mataku, ibuku bilang bahwa ada sahabat yang datang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dia tersenyum dengan wajah merasa bersalah, aku masih tidak mengerti alasannya kenapa. Aku menyuruhnya duduk di ruang tamu dan dia menolak, lalu meminta duduk di teras rumah dan dia bertanya apa saja yang kulakukan setelah dia membatalkan janji.

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang