Hunt 4.

462 51 0
                                    

He is here.
Beside me, smile to me.
His face is so handsome, he is my husband.

Jae sedang menata foto pernikahan kami kemarin. Dia sibuk seharian ini merapihkan rumah baru kami yang lebih tepatnya, apartemen milik Jae. Tanpa sadar aku meneteskan air mata karena haru, dia baru saja mengatakan bahwa.

"Akan aku lakukan apapun hal yang dapat membahagiakanmu dan anak-anak kita nanti. Tapi maaf, jika aku salah. Kumohon kau tetap bersamaku ya? Kita mulai semuanya dari nol, "

Dari sekian lama aku mengenalnya, hanya hari ini aku melihat semua ketulusan Jae di dalam satu atap yang sama. Dia adalah suamiku, dengan bangga ku katakan.Walau kesetiaannya masih dapat di uji dengan hal lain, tapi Jae bilang, dia tidak bisa merubah sedikitpun perasaannya padaku karena jika aku mencintainya, dia akan lebih mencintaiku.

Jae adalah musisi, kata-katanya penuh dengan puisi. Tetapi semuanya selaras dengan sikap serta perilakunya padaku. Kami tidak memutuskan berbulan madu dalam waktu dekat. Karena terbentur oleh debut solo Jae sebagai penyanyi. Aku tetap mendukungnya, selama dia terus mengingatku dan masih di sisiku.

Pria ini sedang memandangku yang melamun karena satu hal yang sangat aku takuti.

"Babe? Are u still okay?" katanya mengusap kepalaku dan merangkul tubuhku untuk mendekat.

Aku mengangguk, dia sudah rapih dengan pakaiannya setelah selesai memajang foto pernikahan kami. Jae memakai kemeja polos kream dengan kaos hitam andalannya. Aku memperingatinya untuk terus mengingatku walau di manapun dia manggung. Dan Jae selalu saja tertawa, menurutnya aku paling lucu jika cemburu. Tapi, taukah dia aku juga benci karena suamiku adalah orang paling populer?

"Jae, kamu gak ada niat bawa aku ke kota itu? Huh? Kita baru nikah loh, masa aku di tinggal? Jahat banget. " ini adalah senjata ampuhku. Jae akan luluh jika aku berkata begini.

"Hm, kamu boleh ikut deh. Tapi hari ini aja ya? Jangan cemberut tapi mukanya kalau aku lagi manggung?" ancamnya.

Jae memelukku sebelum menyiapkan peralatan manggungnya. Aku sudah rapih dengan pakaian cassual, lalu pria ini menarik ikat rambutku. Kau tahu apa yang lucu saat dia membisikkan sesuatu padaku?

"Kamu mau pamer leher ke cowok lain hah? Mau buat aku grorgi ya di atas panggung?" ucapnya menatapku nakal. Dan melirik ke arah bawah tubuhku.

Sebelum kita menikah, Jae tidak pernah mempermasalahkan aku boleh mengikat rambutku atau tidak. Tetapi sejak kita menikah, baru saja tiga hari ini. Jae selalu melarangku mengikat rambut jika keluar rumah, memakai pakaian ketat keluar rumah, dan beberapa larangan lainnya. What the meaning of that Jae? Aku kadang masih tidak mengerti sama sekali.

*****

"Selamat tuan Jae, anda sebentar lagi menjadi bapak. Istri anda hamil, baru memasuki usia satu bulan. " ucap dokter yang datang kerumah kami setelah memeriksaku.

Hari itu, tepat setelah kita menikah hampir empat bulan lamanya, aku sedang menunggu Jae pulang, aku bawel untuk memintanya cepat datang. Karena khawatir soal peristiwa di mana tempat Jae perfom akan ada pembantaian massal.

Tiba-tiba saja, aku merasa pusing saat ingin mengambil jaketku untuk menyusul Jae menggunakan mobil yang Jae tinggal. Keadaan di rumah sedang ada Kak Rossa untuk menahanku, dia memberitahu Jae bahwa aku pingsan.

Jae lekas datang, membawa dokter. Dan berita itu, benar-benar menyenangkan. Kami tidak berencana, tetapi Allah menitipkan kami sebuah Anugerah dengan cepat. Dan aku bersyukur.

Jae menciumku berkali-kali di dalam kamar. Dia begitu bahagia menerima berita ini, dia bahkan tidak keluar seharian dan menahanku untuk tidak kemana-mana. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung.

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang