Still.

574 34 0
                                    

Matamu mungkin tidak akan berkedip jika petugasnya seganteng pria ini. Tetapi tidak bagi saya yang sering di buat sebal dan jatuh cinta dalam satu waktu dengannya.

"Terimakasih Bu, selamat belanja kembali. " katanya seperti pelayan toko.

"Dowoon! Lo kerja di Apotek ya bukan di swalayan!" omel senior kami karena Dowoon hanya tersenyum singkat.

Saya tertawa namun juga merasa kasihan. Dia anak training yang hanya berbeda satu tahun dengan saya yang tidak terlihat tua tetapi juga sudah termasuk tua.

"Jisoo di mana sih? Ada anteran obat nih Kak, " kata asistenku yang sedang sibuk mengurus pria yang susah di temui jika sudah bersembunyi untuk tidur.

"Gue aja Chel, sekalian pulang nih. " kataku sambil mengikuti langkah  Rachell menuju belakang.

Dowoon juga mengikuti kemana arahku pergi, lalu ketika langkahku berhenti dia juga melakukan hal yang sama. Kita bertabrakan namun Dowoon berhasil mencegah tubuhku untuk tidak terpeleset bekas makanan. Tubuh kami sedekat nadi, Dowoon tersenyum dengan wajah yang sama merahnya denganku.

"Baik-baik aja kan? Lain kali hati-hati lihat kanan kiri. "

"Tembok. "

"Bukan!"

"Terus apa?"

"Kanan kiri kamu ya aku!"

"Maksudnya?"

Dowoon menatap malas padaku dan kembali ke depan untuk membantu senior kami melayani pasien. Sedangkan aku yang sudah bebas tugas membenahi diri sebelum pulang.

Rachel memanggilku, dan memberi antaran obat yang di titip sebenarnya untuk Jaebum. "Kak, kalau gak ketemu Jisoo di gudang. Kakak antar ke alamat ini. "

Aku mengangguk dan melanjutkan langkah sebelum pria tadi mencegahku di depan pintu keluar.

"Besok tukeran shift dong gue sama Vanya, ada acara. " katanya lalu memberikan sekotak cokelat dari tangannya.

"Oke drum!" kataku sambil tertawa sebelum dia mengejar.

Yoon Dowoon, pria berparas tampan yang menjadi bulan-bulanan bagi teman-temanku dan seniorku untuk menggodanya. Dowoon memiliki pasangan, yaitu diriku. Aku berharap banyak pada Dowoon, karena segera ingin melepas status lajang yang sudah lama kupegang. Tetapi di nilai dari sikap dingin dan acuhnya, aku malas berhadapan dengannya. Kadang mendengar namanya yang sering mengacau membuatku muak.

*****

Dowoon terlihat lemas dengan wajah menekuk padahal aku ada di sampingnya, sejak insiden kemarin. Aku menjadi kaku dengannya, ada rasa aneh yang timbul semakin menjadi.

"Drum, "

"Fel, "

Dowoon tertawa, aku juga. Hanya kami berdua di pagi nan cerah dan sepi ini. Kemana para pasienku yang bawel? Kapan kamu membantuku mencairkan suasana dengan pria dingin dan juga penuh misteri ini?

"Malam minggu kemana?" tanya Dowoon saat kita tidak bicara lagi.

"Biasa di gudang, nemenin Jaebum sama Mira pacaran. Gue bosen di kost, pada bawa pacar semua. " kataku dengan santai dan mencoba untuk tidak canggung.

Degupan di dalam diriku padahal sedang meningkat jika bersamanya. Dowoon mendekatkan diri, merogoh satu tiket dan memberinya padaku.

"Kalau lo kosong jadwal, datang kesini. Gue tunggu di depan Mall. " katanya sambil bangkit lalu berjalan menuju belakang ruangan.

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang