Grace memindahkanya Jae ke kursi penumpang dan membiarkan dia membawa mobilnya menuju rumah Jae. Entah penjelasan apa nanti, Grace tak perduli. Dia hanya ingin melindungi Jae apapun resikonya saat ini.
"Jae, kamu masih dengar aku kan?"
"Hm, "
"Kamu tunggu bentar, aku beli obat dulu kesana. Okay?"
Jae bungkam, wajahnya memar dan sakit semua. Dia hanya bisa memandangi wajah gadis yang sedang menyebrang berlari menuju apotek. Hatinya merasakan gejolak aneh, bahkan dia sempat mendengar ucapan yang di ucap oleh Grace pada Wonpil.
Perasaannya menjadi campur aduk, namun dia masih tak mengerti perasaan macam apa yang dia punya pada Grace.
Grace kembali dengan sekantong plastik pengobatan pertama pada Jae. Dia membasahi kapas dengan cairan pembersih luka dan mengoleskan salep luka memar pada Jae. Walau suara rintihan terdengar dari Jae, dia mau tak mau harus melakukannya.
"Maaf yaa, dikit lagi. Aku perban dulu, biar gak melebar. "
Tangan Grace di biarkan memegang pipi Jae yang sedang terluka. Dia melihat wajah Grace secara jelas. Air matanya menetes, seolah dia sudah melakukan hal yang sangat tega pada Grace.
"Harusnya kan kamu biarin saya mati di tangan dia, kenapa kamu malah obatin saya begini sih?"
"Hubungan kita gak sesempit itu, lagi pula selama putusan hakim bilang kita cerai, kamu masih suami saya. "
"Grace, Dylan pasti cinta sama kamu karena hal ini ya?"
Grace menghentikan kegiatannya, selama ini dia berbohong soal Dylan. Pada akhirnya, Jae membangkitkan ingatannya tentang Dylan.
"Dylan sebenarnya, cuma alasan saya aja supaya saya gak cemburu soal kamu dan Ify. "
"Maksud kamu?"
"Dylan... Sebenarnya udah gak ada, dia meninggal. Dylan yang kamu temui itu bukan dia, "
"Se-serius kamu? "
"Hm, "
Grace menggeser posisinya, dan tak balas menatap pada Jae.
"Alamat yang kamu kasih ke aku, itu memang rumah Dylan. Tapi yang ada di sana bukan Dylan, dia kembarannya. "
"Awalnya aku gak percaya dia udah gak ada, sampai aku kayak orang gila cari dia sama Wonpil. Tapi ya udah, mungkin Dylan gak mau aku menderita lihat masa-masa sulitnya dia melawan penyakit. " Grace tersenyum, dan memberi begitu banyak artian bagi Jae.
"Grace, aku... "
"Jaga Ify dengan baik mulai sekarang Jae, kamu gak akan tahu kapan kehilangan dia lagi. "
"Seperti yang pernah Dylan bilang sama aku, bukan saling tumpang tindih untuk menutup kekurangan masing-masing, tapi gimana sikap kita untuk saling menghargai kekurangan itu bahkan dalam keadaan semarah apapun. Kamu juga pasti punya alasan sendiri buat pertahanin rasa itu sampai sekarang kan?"
"Aku antar kamu sampai depan rumah aja ya? Aku belum siap masuk kerumah itu lagi, " kata Grace, menyalakan mesin mobil dan berkendara tanpa ada suara.
Jae juga semakin berpikir tentang semua yang dia lakukan pada Grace, ada banyak penyesalan dalam hatinya pada gadis ini.
*****
Selalu saja ketika hujan deras, pria ini tanpa alasan keluar rumah dan kembali dalam keadaan basah.
Hari itu sangat cerah untuk hujan datang, tapi siapa sangka? Setengah jam kemudian, awan cerah di langit berubah gelap dan mendung, di susul rintikam hujan kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI HELLO X DAY6 ✔️
FanfictionKUMPULAN CERITA BERISI IMAGE-IN BAGAIMANA CARA SESEORANG MENEMUKAN CINTANYA DENGAN BERBAGAI MASALAH BERBEDA. DI PERANKAN OLEH MEMBER ENAMHARI YANG MENAMBAH EPIC CERITA INI.