When You Love Someone 2.

155 20 0
                                    

Hari belanjut, bulan berganti. Pria ini adalah pria yang suka sekali memberi kejutan tiba-tiba. Wonpil sedang duduk di bangku taman sekolah sambil memegang sebuah kantong berukuran kecil.

Aku menghampirinya dan duduk di sampingnya sambil bertanya soal apa yang ingin dia bicarakan padaku. Tahun depan, mungkin adalah masa terberat bagi kami untuk menjalani sebuah hubungan, mengingat bagaimana Wonpil harus fokus pada ujiannya.

Dia menurunkan posisinya, berlutut di depanku dan tersenyum yang membuat hatiku meleleh bukan main. Jantungku juga terasa terpacu sangat cepat jika seperti ini. Teringat sikapnya yang seperti ingin menjagaku dalam hal sekecil apapun.

"Pakai terus yah, ini ikatan kita untuk saling terus terhubung. Walau terpisah sejauh apapun. " ucapnya membuatku bertanya soal maksud dari kata-katanya.

Aku membuka kotak yang ada dalam kantong kecil itu sambil sesekali meliriknya, kotak itu tidak berisi apa-apa. Hanya sebuah kertas yang berisikan tulisannya.

Hai, kamu yang sedang baca surat ini sambil tersenyum.
Aku sedang dalam keadaan baik-baik saja karena jantungku berdetak cepat berkatmu.
Sadarkah kamu bisa membuatku lebih sehat dari saat ini?

Kamu gadis yang setahun lalu berlari lewat depan kelasku dan melirik sekilas sambil tersenyum malu.
Akus sering merasa jantungan jika harus mendekat, untuk itu aku sama sekali tidak bicara apapun padamu jika betemu.
Hingga saat itu tiba di mana kamu dengan berani menatap mataku penuh perasaan cinta.
Aku sadar bahwa rasa sukaku bukan bertepuk sebelah tangan. Dan dua kali lipat berdetak dari biasanya.

Adista Davichi, kamu membaca surat ini mungkin sedang bersamaku.
Tetapi sebulan kemudian kita harus berpisah.

Aku langsung menatap lekat matanya, apa maksud dari Wonpil? Dia tersenyum padaku sambil memberi tatapan untuk meneruskan membaca surat itu. Tetapi aku merasa takut karena mungkin saja kemungkinan lain terjadi.

Bukan untuk hal yang serius sayang,
Aku tidak bisa menghubungimu karena harus fokus pada ujian akhirku. Sebentar lagi aku akan memiliki waktu luang yang bisa kuhabiskan banyak waktunya bersamamu.

Kurangnya adalah, aku tidak bisa lagi menjagamu di sekolah, tetapi berjanjilah kita tetap bersama ya?

Aku menaruhnya, dan memberi Wonpil tatapan bingung.

"Kamu gak minta putus kan?" tanyaku dengan pikiran buruk.

Wonpil menggeleng kuat dan memberikan sebuah kertas dengan materai yang sudah terpasang. Ada beberapa point juga di sana.

1. Kim Wonpil boyfie paten dari Adista Davichi.
2. Adista Davichi juga adalah girlfriend paten dari Kim Wonpil.
3. Kami akan bersama untuk waktu yang lama bahkan sampai menikah.

Dengan ini kami nyatakan, tidak akan saling menyakiti satu sama lain karena hal sepele dan memperdebatkan sesuatu yang tidak menentu sebabnya. Terutama Adista Davichi yang sering ngambek gak jelas hanya karena moody-ny.

"Apasih Piri, kamu mau sok-sok kayak Dilan gitu? Bikin proklamasi hubungan?" kataku setelah selesai membacanya dan kami tertawa bersama.

Wonpil juga tertawa, mungkin itu bukan maksudnya. Lalu dia berbicara serius dengan menatap lekat mataku.

"Kamu bisa kan nunggu dalam waktu sebentar? Aku janji bakal hubungin kamu kalau waktu aku luang. Kan habis Ujian akhir, aku harus ikut tes masuk kuliah. Mungkin aku akan sibuk belajar Sayang, " kata Wonpil dengan wajah lesu.

"Baik kapten, " balasku dengan senyuman dan menghormati keputusannya. Aku tidak ingin menjadi beban baginya. Dan sejak itu, hariku di mulai dengan jarang melihatnya keliaran di luar sekolah.

Kami bertemu dengan hanya saling menyapa, makan siang bareng dan saling mengucap kalimat perpisahan saat pulang sekolah. Walau begitu, Wonpil masih menyempatkan waktu untuk menjemput dan mengantarku lalu kita berangkat bareng kesekolah.

*****

Hari ini adalah ujian kedua dengan hari paling buruk. Aku masih memikirkannya dalam keadaan seserius kemarin. Dia sempat berkali-kali memberi semangat bahkan memberi sebuah rangkuman kecil untukku dengan tangannya sendiri, tetapi tak tahu mengapa, aku malah berpikir semakin merasa jauh dengannya.

Wonpil berhasil masuk kampus yang dia inginkan, dan sekarang berganti padaku yang harus belajar serius untuk bisa sekampus dengannya. Setelah di hitung, sudah masuk satu tahun kami bersama dengan segala masalah dan kebahagiaan yang kudapat darinya.

Hari itu hujan deras membasahi kota ramai di mana kami masih berjalan di atas trotoar yang panjang. Dia melepas jaketnya, dia tersenyum dan menatapku dengan segala senyuman yang akhir-akhir ini aku rindukan. Itu adalah tatapan mata yang membuatku semakin jatuh cinta padanya.

"Kamu juga sinian Piri, " ajakku karena dia hanya memayungiku dan tidak perduli pada dirinya sendiri.

Dia menggeleng dan kami berlari menuju tempat teduh yang tak sengaja kami lihat. Dia terlihat pucat, aku tahu Wonpil benci dengan udara dingin, tetapi dia dengan sengaja malah mengorbankan dirinya, dia terlalu mencintaiku sepertinya.

Tak sampai di situ, ketika sebuah mobil lewat dan di dekat kami ada sebuah bendungan air lalu menyiprat sempurna ke belakang tubuh Wonpil yang berusaha melindungiku.

"Kim Wonpil!" kataku lalu membuatnya kaget sambil menatapku serius.

"Apasih! Bikin kaget aja deh kamu. " katanya lalu melepas pelukan kami.

Bukan tanpa alasan aku melakukan hal itu, Aku malu dengan semua orang yang melihat kearah kami dengan tatapan nanar. Dan Wonpil baru menyadarinya setelah seseorang menatap sinis kearahnya saat melewati kami.

Kami tertawa berdua dan segera melarikan diri kedalam sebuah bis yang kami ingin naiki. Dia membiarkan jaket jeans-nya tersangkut dalam tubuhku, padahal jaket itu sudah lumayan basah, dan kaus polos yang di gunakan Wonpil sudah sangat basah.

"Aku gapapa Dista, " mungkin kau tidak apa-apa. Aku yang tidak bisa berhenti khawatir denganmu Piri, asal kau tahu!

Dia lagi-lagi menolak ketika tanganku mengarahkan jaket itu ke tubuhnya, dia tersenyum sambil mengulang kalimat yang sama dengan nada yang di ubah.

Kami berpisah di halte, aku meminta Wonpil meneruskan perjalannya dan mempercayaiku pulang sendiri kerumah. Ini pertama kalinya kami tidak saling merasa rindu. Walau ada semburan cinta yang tiba-tiba saja keluar dan membuat kedua pipi ini memerah saat mengingatnya.

*****

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang