Still 2.

251 33 0
                                    

Dowoon sedang berada di sampingku, berandal dingin ini akhirnya mulai mendekatiku secara intens, yang akhirnya membuat dirinya di pindahkan ke bagian gudang bersama Jisoo. Dowoon pulang pada pukul tiga sore, sedangkan aku satu jam lebih lama karena jam masuk kami berbeda.

Pria ini sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya di parkiran depan penuh wajah sumringah. Sampai aku menghampirinya, lalu dia memberikanku helm yang sepertinya dia bawa khusus untukku.

"Ini Mbak helmnya, alamat sesuai aplikasi kan ya?" kata Dowoon sambil menyerahkan helmnya.

Aku hanya tertawa dan memukul bahunya dan dia berpura-pura kesakitan.

"Rese!" balasku meledeknya lalu naik keatas motornya.

Kami menikmati sore yang sejuk sambil berjalan-jalan di sekitaran ibukota yang cukup ramai. Dowoon mengajakku bicara hilir mudik, apapun dia tanyakan bahkan dia bisa membuatku tertawa. Dowoon menatapku secara tidak sengaja lewat spion motornya, aku juga sedang memandang kesana. Kulihat senyuman berbeda dari Dowoon yang membuat hatiku langsung dag-dig-dug.

Sepanjang perjalanan aku tidak bisa mengontrol nafasku yang terus saja berpacu, sampai berkali-kali aku mengatur nafas untuk tidak mengacau di depannya. Pria ini dengan santai bertanya,
"Hati kamu baik-baik aja?" membuatku bertanya-tanya. Apakah dia bisa membaca pikiranku?

"I-iyalah, apa sih nanya gitu?"

Dia memberhentikan motornya lalu menghadapku. "Soalnya aku gak bisa fokus kejalanan gara-gara detak jantung aku cepet banget. Kenapa yah Fel?"

Ampun Dowoon!!!! Kau pria buta cinta atau terlewat polos sih?!

Aku menahan tawaku lalu menatapnya sinis, "Mana kutau! Cepat bawa aku pulang!" kataku lalu malah di balas tawa olehnya.

Dasar!
Pria ini pasti sedang menggodaku. Akan kubalas nanti! Lihat saja.

*****

"Ini Revi, pacar gue. " kata Dowoon membuat semua orang yang ada di restoran menatapnya dengan mata membulat sempurna.

Bahkan Mira, Zahra dan Jisoo memandangku dengan tatapan bingung. Mereka akhirnya menatap ramah pada Revi dan tersenyum pada gadis itu sementara aku masih belum bisa percaya atas apa yang di lakukan Dowoon padaku.

Pria ini memang tidak bicara bahwa suka padaku, hanya saja aku merasa janggal padanya akhir-akhir ini. Di sebut apakah kedekatan kami yang berjalin selama enam bulan terakhir ini? Benarkah dia tidak ada rasa padaku? Atau dia menyerah karena aku tidak menunjukkan ketertarikan padanya?

Rasanya air mata ingin menetes dari mataku karena jujur saja aku berat untuk melepas Dowoon, aku sudah jatuh dalam jeratannya.

"Kamu baik-baik aja Fel?"

"Iya Mira, aku gapapa. " ucapku berbohong.

"Gue sama Revi mau nikah. Kita udah tunangan sebulan kemarin. Nanti undangannya gue kasih. " kata Dowoon sekali lagi saat Rachel bertanya kenapa dia menyuruh kami berkumpul di sini.

Dia mencabik hatiku sekali lagi, terimakasih Dowoon.

Acara di percepat sesuai kemauan Mira, dia tahu bahwa aku tidak baik-baik saja di sana dengan pria berengsek itu. Sampai-sampai mataku memerah karena aku harus menghargai keputusan Dowoon.

"Revi, bisa tunggu aku di mobil? Aku harus bicara sama temenku dulu. "

Oh, teman. Dia menganggapku tidak lebih dari satu kata itu ternyata. Kurasa aku benar-benar hancur sekarang.

"Kamu sakit Fel?"

"Apa pedulimu hah?"

Dowoon membeku dan dia tidak banyak bicara padaku. Kau buta Dowoon? Tidak lihatkah kau betapa aku sangat ingin memakimu?

HI HELLO X DAY6 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang