#3

10K 406 4
                                    


"Assalamu'alaykum sahabat-sahabat tercintaku, maaf yaa lama menunggu hehehe" ucapku sambil nyengir menggaruk-garuk ringan kepalaku.

"hmmm... Kebiasaan yang tak pernah hilang, yaudah ayuk masuk" jawab Nisa dengan tersenyum...

Setelah semuanya berkumpul, pengajian pun dimulai.. Susunan acara mulai dibacakan dan sedikit demi sedikit terlewati dengan baik, tapi aku masih saja bergelut dengan smartphone ku. Hingga tiba saatnya acara inti yaitu ceramah yang disampaikan oleh da'i muda dari Aceh tapi beliau kuliah disalah satu universitas di Yogyakarta.

Aku masih saja asyik dengan smartphone ku, sesekali memperhatikan acara..
Ustadz tersebut berjalan ke arah mimbar, ketika mengucap salam

"Assalamu'alaykum..." ucap salam dari penceramah itu.
Aku tidak terlalu memperhatikan karena memang mataku minus dan juga tidak ingin memakai kacamata...
Seketika suara kaum hawa sebayaku bersorak ria... Seolah bertemu pangeran pujaan semua wanita...
"wahhh..."
"Subhanallah... "
"ini mah kaya dapat durian runtuh.. "
"Gini nih baru semangat pengajian"
Semua saling berbisik bersahutan memuji, aku mulai terusik dan bertanya pada sahabat-sahabatku.

"Eh Nis, Zulaikha, pril.. Emangnya kenapa sih kok semua pada histeris kayak ketemu berlian aja.. Whahahha" tanyaku sambil tertawa.

"ah kamu nih kebiasaan, itu tuh lihat ada yang seger.. Ustadznya masih muda, ganteng lagi, ih idaman banget pokoknya..." sahut Zulaikha antusias

"iyaaa Mir, ini sih idaman banget.. Ini suamiku kelak mir, masyaaAllah, subhanallah.." sahut Nisa sangat histeris sambil jingkrak-jingkrak ditempat duduknya.

"Ahh apaan sih kalian..." jawabku agak sedikit tidak peduli.

Aku sedikit penasaran.. Lalu aku keluarkan kacamata dari dalam tas, ku lihat siapa yang sedang menjadi pembicara kali ini untuk menuntaskan rasa penasaranku...

Setelah ku lihat...
"Subhanallah, imam idaman.. Pantas saja semuanya bersorak bahagia melihat makhluk Allah ini, sudah tampan, cara penyampaiannya yang menarik, ustadz gaul..." gumamku dalam hati sambil melamun ke arah Ustadz itu.
"Astagfirullah haladzim...." aku tersadar dari lamunan dan istighfar sembari menundukkan pandangan.

ust. Imran al fatih ,Ya itulah namanya, bisa dipanggil ustadz Imran.
Sempat membuat hati berdegup kencang, dan seolah surga terpancar dari wajahnya..

~ ~ ~ ~ ~ ❤~ ~ ~ ~ ~

Acara pun selesai... Di kelas... Semua membahas ustadz itu, "Hmm.. Andai saja ya aku yang jadi pasangan ustadz itu pasti aku akan jadi perempuan yang paling bahagia di dunia" ucap Aqilah, salah satu temanku
"Ah nggak, ustadz Imran itu calon suamiku nanti" sahut Nina

"Ah apaan sih mereka, kok malah mikirin laki-laki itu melulu" gumamku dalam hati

"Eh dia di desaku udah jadi raja dihati ibu-ibu loh, soalnya sering di panggil untuk mengisi kajian.." ucap Aqilah sambil tertawa-tawa

Rasanya seharian ini nama Imran Al Fatih tidak bisa terelakkan dari fikiranku, seperti ada dorongan yang membuatku ingin tahu lebih jauh tentang ustadz itu...

Bel sekolah pun sudah berbunyi, semua siswa mulai meninggalkan kelas untuk pulang..

Namun aku berbelok ke masjid dahulu untuk menunaikan shalat ashar, ya bisa saja aku shalat di rumah tapi disisi lain jika sudah sampai rumah pasti akan datang rasa malas.. Jadi aku lebih memilih untuk shalat di Sekolah saja.. Toh tidak ada yang tahu nanti dijalan kalau ada apa-apa kan setidaknya sudah melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslimah.

Kerjakan kebaikan dengan segera, lawan rasa malas.. Karena Ajal tidak menunggu kita siap melakukan kebaikan....

<Bersambung.....>

Haii readers yang berbahagia... Semoga selalu dalam lindungan Allah swt..

Hmmm... Jadi gimana nih ceritanya?? Ada yang suka ga...

Maaf yaa kalau kurang menarik.
Jangan lupa votte dan komen yaa semuanya...

Jangan lupa baca al-quran..

Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang